Tempat Berbagi Informasi Kesehatan dan Keperawatan

BAB I & II apakah ada hubungan antara perawatan payudara ibu hamil TM III dengan kelancaran produksi ASI di ruang CI Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.



BAB I
PENDAHULUAN 
A.    Latar Belakang
Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat bangsa dan negara Indonesia yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata (Depkes RI, 1999).
Pada bayi yang diberi makanan formula terdapat peningkatan morbilitas dan mortalitas dari 1000 bayi yang memperoleh susu botol terdapat 77 bayi sakit selama 4 bulan pertama. Sedangkan bayi yang memperoleh ASI terdapat 5 bayi sakit, bayi yang mendapat ASI terbukti tidak banyak menjadi korban kematian di tempat tidur atas sindrom kematian mendadak. Manfaat khusus yang telah teridentifikasi dari ASI adalah kerjanya yang memberi efek perlindungan melawan infeksi misalnya penyakit gastrointestinal terdapat bukti-bukti bahwa pemberian ASI total melindungi bayi dari otitis media akut dan rekuren, bayi yang mendapat ASI lebih sedikit mengalami infeksi saluran kemih dan pernafasan (Christin, 2006).
Depkes RI (2001) menguraikan bahwa salah satu bentuk pelayanan kesehatan dalam pelayanan kebidanan adalah menjamin agar setiap wanita hamil dan menyusui dapat memelihara kesehatan secara optimal. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal tersebut diperlukan pelayanan dan perawatan yang baik terutama pada masa kehamilan. Sebab pada masa kehamilan tubuh wanita banyak mengalami perubahan sebagai dampak kehamilannya. Salah satunya adalah perubahan pada payudara, dimana payudara menjadi lebih besar dan tegang dan mengeluarkan cairan yang disebut kolostrum.
Seorang ibu hamil selayaknya mempersiapkan diri secara fisik ataupun mental dalam menghadapi masa menyusui, sehingga ibu tersebut dapat memberikan air susunya sesegera mungkin setelah melahirkan, karena semakin dini pemberian ASI, maka akan mempercepat produksi dan keluarnya ASI. Untuk memperoleh ASI yang mencukupi perlu dilakukan perawatan payudara pada ibu hamil trimester III sedini mungkin (Saiful, A, 2003).
ASI merupakan makanan bayi yang terbaik dan mengandung zat anti bodi yang melindungi bayi dari berbagai penyakit dengan memperoleh ASI secara optimal, maka kita akan memperoleh generasi penerus sehat dan berkualitas, mengingat pentingnya ASI, maka perawatan payudara sejak dini perlu ditekankan terutama pada ibu hamil trimester III, agar ibu dapat menyusui secara maksimal. Perawatan pada ibu hamil sangat penting sekali, bila hal ini diabaikan seringkali dapat menimbulkan masalah bagi ibu nifas yang akan menyusui bayinya.
Dampak bila ASI tidak keluar atau tidak diberikan pada bayi adalah payudara bengkak (engorgement) pada saat ini payudara terasa lebih penuh, tegang dan nyeri, bila ibu tetap tidak mau menyusui bayinya keadaan ini akan berlanjut menjadi mastitis yaitu payudara bengkak, merah dan nyeri dan bila keadaan ini dibiarkan dapat mengakibatkan abses payudara (Christin, 2006).
Perawatan payudara adalah merawat payudara semasa hamil, selain akan menjaga bentuk payudara juga akan memperlancar keluarnya air susu ibu (Manuaba, 1998), dengan dilakukannya perawatan payudara pada ibu hamil diharapkan puting susu calon ibu dalam keadaan bersih, alveoli terbuka, puting menonjol, melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga ASI yang dikeluarkan akan mencukupi kebutuhan bayi, serta masalah-masalah yang dapat menghambat proses pemberian ASI dapat dihindarkan (Manuaba, 1998). Perawatan payudara akan berdampak saat menyusui nanti, dimana bila tidak dilakukan ibu akan kesulitan dalam menyusui karena puting susu yang masuk ke dalam, lecet atau iritasi, sehingga ibu enggan untuk menyusui terutama pada primi. Hal ini dapat menyebabkan ibu memberikan susu formula atau makanan pengganti (Depkes RI, 1993).
Berdasarkan survey awal yang dilakukan penulis di ruang CI Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu pada bulan Maret 2007 diperoleh data 5 orang ibu post partum hari ketiga setelah dilakukan observasi simulasi kepada ibu tersebut tentang perawatan payudara ternyata 2 orang (40%) ibu dapat melakukan dengan baik dan benar dan asinya lancar, sedangkan 2 orang ibu post partum dapat melakukan tetapi tidak benar dan asinya lancar, 1 orang lagi tidak dapat melakukan dan asinya tidak lancar. Ternyata ibu tersebut tidak pernah melakukan perawatan payudara selama hamil. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan antara perawatan payudara selama hamil dengan  kelancaran produksi ASI.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka masalah penelitian ini adalah masih ada ibu nifas yang mengalami masalah menyusui pada hari ketiga post partum di ruang CI Kebidanan dengan  pertanyaan peneliti yaitu apakah ada hubungan antara perawatan payudara ibu hamil TM III dengan  kelancaran produksi ASI di ruang CI Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.

C.    Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyai 2 tujuan :
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana perawatan payudara ibu hamil TM III dengan  kelancaran produksi ASI di ruang CI Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui gambaran ibu hamil TM III yang melakukan perawatan payudara.
b.      Mengetahui gambaran kelancaran produksi ASI pada ibu post partum hari ketiga.
c.       Untuk mengetahui hubungan perawatan payudara ibu hamil TM III dengan  kelancaran produksi ASI di ruang CI kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.  

D.    Manfaat Penelitian
1.      Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa jurusan kebidanan sebagai calon bidan yang akan memberikan pelayanan di masyarakat khususnya pada ibu hamil.
2.      Bagi Rumah sakit
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk melaksanakan penyuluhan dalam melakukan perawatan payudara guna meningkatkan mutu pelayanan.
3.      Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam mengembangkan penelitian yang akan datang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Perawatan Payudara
1.      Pengertian
Perawatan payudara ibu hamil adalah perawatan yang dilakukan pada masa kehamilan yang berguna untuk melenturkan atau menguatkan puting susu, mengeluarkan puting susu yang datar dan masuk dalam serta merangsang pembentukan ASI (Manuaba, 1998). Sedangkan menurut Soetjiningsih (1997), perawatan payudara ibu hamil adalah perawatan yang dilakukan untuk mengetahui lebih dini adanya kelainan sehingga diharapkan dapat dikoreksi sebelum persalinan.
Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui, hal ini karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin.
2.      Tujuan
Menurut Manuaba (1998) ada beberapa tujuan perawatan payudara, yaitu : Untuk memelihara hygiene payudara, melenturkan dan menguatkan puting susu, mengatasi puting susu yang datar atau terbenam supaya dapat mengeluarkan ASI sehingga siap untuk disusukan kepada bayinya. Menrut Jumarini, dkk (1995) tujuan perawatan payudara adalah memelihara kebersihan payudara melenturkan dan menguatkan puting susu, mengeluarkan puting yang tertarik ke dalam, mempersiapkan produksi ASI. Menurut Saiful (2003) ada beberapa manfaat perawatan payudara, menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting, melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi untuk menyusui, merangsang kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar, dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan melakukan upaya untuk mengatasinya, mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui.
3.      Dampak tidak dilakukan perawatan payudara (Depkes RI, 1993)
ASI tidak keluar, puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap, produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi, infeksi pada payudara, payudara bengkak atau bernanah, muncul benjolan di payudara.
4.      Teknik perawatan payudara ibu hamil trimester III (Saiful. A, 2003).
a.       Persiapan alat : kapas secukupnya, minyak bersih, handuk kering dan bersih
b.      Prosedur perawatan
1)      Puting susu normal atau menonjol
Caranya : licinkan kedua telapak tangan dengan minyak kelapa, kompres puting susu dengan kain atau kapas yang diberi minyak kelapa selama 2-3 menit agar kotoran mudah dibersihkan, tarik kedua puting susu keluar sambil diputar ke arah dalam 20 kali dan ke arah luar 20 kali (searah dan berlawanan jarum jam), pegang pangkal payudara dengan kedua tangan, lalu urut dari pangkal payudara ke arah puting susu sebanyak 30 kali, pijat daerah areola hingga keluar cairan, untuk memastikan bahwa saluran susu tidak tersumbat, bersihkan puting susu dan sekitarnya dengan handuk yang kering dan bersih, pakailah BH yang tidak ketat dan bersifat menopang payudara, jangan memakai BH yang ketat dan menekan payudara.
2)      Puting susu datar atau masuk  
Caranya : letakkan kedua ibu jari di atas dan di bawah puting susu, regangkan daerah aerola dengan menggerakan kedua ibu jari ke arah bawah sebanyak 20 kali, letakkan kedua ibu jari di samping kiri dan di samping kanan puting susu, regangkan daerah aerola dengan menggerakan kedua ibu jari ke arah kiri dan ke arah kanan sebanyak 20 kali (Jumiarni. dkk, 1995).
5.      Perawatan payudara
Pengurutan payudara dengan  cara tangan dilicinkan dengan  minyak, urutlah payudara mulai dari pangkal menuju arah puting susu selama 2 menit (10 kali) untuk masing-masing payudara dan perawatan puting susu dilakukan setiap pagi dan sore sebelum mandi puting susu dioles dengan  minyak beberapa menit lamanya, puting susu ditarik-tarik dan diputar-putar selama 2 menit, kemudian untuk masing-masing puting susu digosok dengan  handuk kasar, agar kotoran yang melekat pada puting susu dapat terlepas, akhirnya payudara dipijat untuk mencoba mengeluarkan ASI (Dainur 1995)
Rawatlah payudara, ibu hendaknya merencanakan menyusui bayi sejak hamul muda, bersihkan puting susu dengan  minyak kelapa, bagi yang putingnya kedalam, tarik perlahan-lahan agar puting menjadi keluar, lakukan hal ini setiap hari (Depkes RI 1999). Sedangkan menurut Depkes RI (1991) perawatan payudara dengan  mengurut 2 x sehari pagi dan sore sebelum mandi atau waktu menjelang tidur.

B.     ASI
1.      Pengertian
ASI adalah makanan yang paling cocok dari semua susu yang tersedia untuk bayi manusia karena ia secara unik disesuaikan oleh kebutuhan bayinya (Nelson, 2000).
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi karena merupakan makanan alamiah juga mengandung zat pelindung yang dapat menghindari bayi dari penyakit infeksi (Depkes, 1999).
2.      Komposisi ASI (Depkes RI, 1993)
Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 yaitu :
a.       Colostrum
Yaitu ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ke-3 setelah bayi lahir.
b.      ASI transisi / masa peralihan
Yaitu ASI yang dihasilkan mulai dari hari ke-4 sampai hari kesepuluh.
c.       ASI matur
Yaitu ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya.
Colostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning-kuningan lebih kuning dibanding dengan  ASI matur, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel, khasiat colostrums adalah sebagai pembersih selapor usus bayi yang baru lahir sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan, mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi, mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai enam bulan.
3.      Manfaat ASI
ASI mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi dengan  komposisi yang sesuai dengan  kebutuhan bayi, ASI mengandung kadar laktosa yang lebih tinggi dimana laktosa ini dalam usus akan mengalami peragian hingga membentuk asam laktat, ASI mengandung antibody yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi misalnya gastroentries, ASI lebih aman dari kontaminasi, karena diberikan langsung kemungkinan tercemar zat berbahaya lebih kecil, temperatur ASI sesuai dengan  temperatur tubuh bayi, resiko alergi pada bayi kecil sekali karena tidak mengandung beta laktoglobulin, ASI membantu pertumbuhan gigi lebih baik, ASI dapat dipakai sebagai perantara untuk menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi, ASI mengandung laktoferiun untuk mengikat zat besi, ASI ekonomis praktis tersedia setiap waktu pada suhu yang ideal dan dalam keadaan segar, kemungkinan bayi tersedak ASI kecil sekali, proses laktasi dapat membantu menjarangkan kehamilan.
4.      Kelebihan air susu ibu (Paula Kelly, MD, 2002)
ASI adalah susu alami dan formulanya tidak dapat ditiru dengan  sempurna, komposisi ASI sangat cocok dengan  kebutuhan nutrisi bayi yang baru lahir, sebelum air susu yang sebenarnya muncul, payudara ibu menghasilkan colostrums yang mengandung  antibody yang penting dan nutrisi yang benar untuk bayi yang baru lahir, ASI menyediakan imunitas yang menjaga agar bayi tidak sakit, hampir tidak mungkin memberi terlalu banyak makanan pada bayi yang disusui sendiri, ia akan berhenti menyusui ketika ia sudah kenyang, menyusui bayi sendiri adalah cara yang paling mudah, ekonomi dan menghemat waktu, tinja anak yang diberi ASI tidak begitu bau dan tidak menjijikan sewaktu dibersihkan, menyusui bayi adalah cara yang menyenangkan untuk memberi kehangatan dan kontak manusiawi yang sangat penting bagi perkembangan awal bayi, karena pembuatan ASI akan memakan kalori ibu dan menyebabkan rahim lebih cepat mengerut keukuran pra kehamilan.

5.      Keuntungan menyusui bagi ibu (Depkes RI, 1991)
Mempererat pengecilan kandungan sehingga ibu menjadi lebih sehat, banyak kesempatan untuk mencurahkan rasa kasih sayang pada anak, perwujudan tanggung jawab seorang ibu, mencegah timbulnya kanker payudara, ekonomis/tidak usah membeli susu, praktis, tidak perlu susah menyiapkan dan dapat diberikan kapan saja.
6.      Upaya-upaya untuk memperbanyak ASI (Depkes RI, 1999)
Pemberian ASI segera 30 menit pertama setelah lahir, menyusui bayi sering siang atau malam atau setiap kali bayi minta, menyusui payudara kiri dan kanan secara keseluruhan pindah ke payudara lain, cara menyusui yang benar sangat penting sekali dalam upaya memperbanyak ASI, dukungan psikologis dari keluarga dan sekitarnya, susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman, rawat gabung dan anjurkan ibu banyak mengkonsumsi makanan bergizi dan istirahat yang cukup.
Untuk memperoleh ASI yang baik, cukup pada masa hamil ibu harus makan makanan yang bergizi baik, hidup teratur, tenang dan jauhkan dari ketegangan pikiran, pakailah BH yang dapat menahan payudara jangan memakai BH yang menekan, melakukan perawatan payudara yang dimulai pada kehamilan 6-7 bulan, dilakukan 2 x sehari sebelum mandi (Dainur, 1995).

7.      Makanan yang baik bagi ibu menyusui (Depkes RI, 1999)
Makan makanan terdiri dari nasi atau umbi-umbian dan perlu lauk pauk serta sayuran terutama hijau, makan satu atau dua piring lebih banyak dari biasa karena diperlukan makanan tambahan untuk memperbanyak ASI, minumlah kira-kira 6 gelas sehari agar ASI cukup banyak.
8.      Waktu terbaik untuk menyusui (Depkes RI, 1991)
Segera setelah bayi lahir, ASI diberikan sesering mungkin atau bila bayi menangis, bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5 – 7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produk ASI selanjutnya. Dengan  menyusui nir jadwal sesuai dengan  kebutuhan bayi akan mencegah banyak masalah yang mungkin timbul.
9.      Tanda-tanda bayi cukup memperoleh ASI (Depkes RI, 1999)
Bayi buang air kecil paling sedikit 6 kali perhari dan warna air kencing jernih atau kekuningan, bayi sering buang air besar kuning dan tampak seperti berbiji, bayi tampak puas diselingi dengan  saat-saat lapar, tenang dan mengantuk, bayi menyusui paling sedikit 10 kali dalam sehari, payudara ibu terasa kosong dan lunak setelah menyusui.
10.  Cara menyusui yang benar (Depkes RI, 1999)
Cuci tangan sebelum menyusui, membersihkan puting dan areola dengan  kapas yang sebelumnya telah dibasahi dengan  air matang, mengeluarkan ASI sedikit dan mengoleskannya pada puting susu dan areola, mendekatkan bayi dan meletakkan menghadap ibu dan meletakkan menghadap perut ibu atau payudara sambil kepalanya di sokong oleh badan dengan  posisi perlekatan yang benar, memegang payudara diantara ibu jari dan keempat jari, memberikan rangsangan pada bayi untuk membuka mulut dengan  cara menyentuh pipi bayi dengan  puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi, memasukkan puting susu dan sebagian besar areola kedalam mulut bayi dan melepaskan tangan yang menyangga payudara setelah bayi mulai menghisap, menyusui bayi dengan  kedua payudara sampai kedua payudara terasa kosong, melepaskan hisapan bayi dengan  cara memasukkan jari kelingking ke mulut bayi melalui sudut mulut atau menekan dagu bayi ke bawah, mengeluarkan ASI sedikit setelah menyusui dan mengoleskannya pada puting susu dan areola sekitarnya serta membiarkan kering dengan  sendirinya, menggendong bayi tegak dengan  bersandar pada  bahu ibu kemudian menepuk punggung bayi perlahan-lahan sampai bayi bersendawa, menganjurkan ibu untuk membiasakan diri agar selalu menyusui dengan  payudara yang pada sebelumnya terakhir kali dihisap oleh bayi.  

C.    Hubungan perawatan payudara ibu hamil TM III dengan  kelancaran produksi ASI
Perawatan payudara ibu hamil adalah perawatan yang dilakukan pada masa kehamilan yang bertujuan untuk memelihara hygiene payudara, melenturkan dan menguatkan puting susu, mengatasi puting susu yang datar atau terbenam dan mempersiapkan produksi ASI sedangkan dampak tidak dilakukan perawatan payudara adalah ASI tidak keluar, puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap, infeksi pada payudara muncul benjolan di payudara dan produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup untuk dikonsumsi bayinya. Ada beberapa ibu-ibu yang mengeluh puting susunya masuk kedalam, sehingga bayinya sulit menghisap dan produksi ASInya sedikit sehingga tidak cukup untuk dikonsumsi bayinya, ternyata selama kehamilan ibu tersebut tidak pernah melakukan perawatan payudara. Berdasarkan uraian diatas betapa pentingnya dilakukan perawatan payudara selama kehamilan supaya proses menyusui dapat berjalan dengan  baik, menurut Becker (1979) klasifikasi yang berhubungan dengan  kesehatan adalah perilaku kesehatan yaitu hal-hal tang berkaitan dengan  tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk juga tindakan-tindakan untuk mencegaha penyakit, kebersihan perorangan dll (Notoatmodjo, 2003)

D.    Hipotesis
Ha : Ada hubungan perawatan payudara ibu hamil TM III dengan  kelancaran produksi ASI. 

No comments:

Post a Comment