Tempat Berbagi Informasi Kesehatan dan Keperawatan

Makalah Hemofilia Lengkap

BAB I
PENDAHULUAN

      A.    Latar Belakang

Kesehatan merupakan sesuatu yang amat penting dalam kehidupan manusia.Dalam mencapai manusia yang sehat secara fisik, manusia harus tahu bahwa system imunlah yang bekerja dalam menangkal semua penyakit yang menyerang tubuh kita.
Di dalam melindungi tubuh kita, system imun memiliki kelainan-kelainan yang ada baik akibat keturunan ataupun akibat penyakit.Salah satu kelainan tersebut adalah hemofilia.

Sebagai seorang perawat, kita harus mengetahui apa itu hemofilia serta apa saja tindakan yang harus kita lakukan. Oleh sebab itu penulis membuat makalah ini. 
B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang kami buat maka muncul keinginan kami sebagai calon perawat  untuk membahas masalah penyakit hemophilia guna untuk memperdalam ilmu  pengetahuan mengenai penyakit hemofilia.

C.     Tujuan.

a.       Tujuan umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberi tahu kepada pembaca khususnya bagi kalangan perawat agar mengetahui apa itu hemofilia dan apa saja tindakan yang harus dilakukan.
b.      Tujuan khusus
Secara khusus dalam menyusun makalah ini adalah penulis bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah system imun yang telah diberikan oleh dosen pembimbing.


BAB II
KONSEP PENYAKIT HEMOFILIA

A.    Definisi

Hemofilia merupakan gangguan koagulasi herediter atau didapat yang paling sering dijumpai, bermanifestasi sebagai episode perdarahan intermiten. Hemofilia disebabkan oleh mutasi gen faktor VIII (FVIII) atau faktor IX (FIX), dikelompokkan  sebagai hemofolia A dan hemofiliaB. Kedua gen tersebut terletak pada kromosom X, sehingga termasuk penyakit resesif terkait-X (Ginsberg,2008). Oleh karena itu, semua anak perempuan dari laki-laki yang menderita hemofilia adalah karier penyakit, dan anak laki-laki tidak terkena.Anak laki-laki dari perempuan yang karier memiliki kemungkinan 50% untuk menderita penyakit hemofilia.Dapat terjadi wanita homozigot dengan hemofilia (ayah hemofilia, ibu karier), tetapi keadaan ini sangat jarang terjadi.Kira-kira 33% pasien tidak memiliki riwayat keluarga dan mungkin akibat mutasi spontan (Hoffbrand, Pettit, 1993).
Dua jenis utama hemofilia yang secara klinis identik adalah :
1.      Hemofilia klasik atau hemofilia A, yang ditemukan adanya defisiensi atau tidak adanya aktivitas faktor antihemofilia VIII.
2.      Penyakit Christmas, atau hemofilia B, yang ditemukan adanya defisiensi atau tidaknya aktivitas faktor IX. Hemofilia diklasifikasikan sebagai :
a.       Berat, dengan kadar aktivitas faktor kurang dari 1 %.
b.      Sedang, dengan kadar aktivitas diantara 1% dan 5 %.
c.       Ringan, jika 5% atau lebih.
Perdarahan spontan dapat terjadi jika kadar aktivitas faktor kurang dari 1%. Akan tetapi, pada kadar 5% atau lebih, perdarahan umumnya terjadi berkaitan dengan trauma atau prosedur pembedahan.
B.     Etiologi
Hemophilia disebabkan oleh factor gen atau keturunan. hemofilia A dan B,kedua gen tersebut terletak pada kromosom X,sehingga termasuk penyakit resesif terkait –X.oleh karna itu semua anak perempuan dari laki-laki yang menderita hemophilia  adalah karier penyakit , dan anak laki-laki tidak terkena.anak laki-laki dari perempuan yang kerier memiliki kemungkinan 50% untuk menderita penyakit hemophilia .dapat terjadi pada wanita homozigot dengan hemophilia( ayah hemophilia,ibu karier) tetapi keadaan ini sangat jarang terjadi .kira-kira 33% pasien tidak memiliki riwayat keluarga dan mungkin akibat mutasi spontan ( hoffbrand,pettit,1993)
C.     Patofisiologi
Patofisiologinya masih  belum jelas tetapi di yakini berkaitan dengan kelainan kualitativ intrinsic fungsi trombosit ,serta akibat peningkatan masa trombosit. Waktu pendarahan biasanya memanjang.
D.    manifestasi klinis
Manifestasi klinis meliputi perdarahan  jaringan lunak, otot, sendi, terutama sendi-sendi yang menopang berat badan, disebut hemartrosis (perubahan sendi).Perdarahan berulang ke dalam sendi menyebabkan degenerasi kartilago artikularis disertai gejala-gejala artritis.Perdarahan retroperitoneal dan intrakarnial merupakan keadaan yang mengancam jiwa.Derajat perdarahan berkaitan dengan banyaknya aktivitas faktor dan beratnya cidera.Perdarahan dapat terjadi segera atau berjam-jam setelah cedera.Perdarahan karena pembedahan sering terjadi pada semua pasien hemofilia, dan segala prosedur pembedahan yang diantisipasi memerlukan penggantian faktor secara agresif sewaktu praoperasi dan pascaoperasi sebanyak lebih ari 50% tingkat aktivitas

F.      Penatalaksanaan
 Dimasa lalu, satu-satunya penegannan untuk hemophilia adalah plasma segar beku, yang harus diberikan dalam jumlah besar sehingga pasien akan mengalami kelebihan cairan .sekarang sudah tersedia konsentrat factor VIII dan IX di semua bank darah . konsentrat diberikan apabila pasiien mengalami pendarahan aktiv atau sebagai upaya pencegahan sebelum pencabutan gigi atau pembedahan . pasien dan keluarganya harus diajar cara memberikan konsentrat di rumah, setiap kali ada tanda pendarahan.beberapa pasien membentuk anti bodi terhadap konsentrat , sehingga kadar factor tersebut tidak dapat di naikkan. Penangannan masalah ini sangat sulit dan kadang tidak berhasil.asam aminokaproat adalah penghambat ennzim pibriolitik. Obat ini dapat memperlambat kelarutan pembekuan darah yang sedang terbentuk dan dapat digunakan setellah pembedahan mulut pasien dengan hemophilia.dalam rangka asuhan umum pasien hemophilia tidak boleh diberi suntikan aspirin.upaya kebersihan mulut sangat penting dalam upaya pencegahan, karena pencabutan gigi akan membahayakan.bidai dan alat ortopedi lainnya sangat berguna bagi pasien yang mengalami pendarahan otot atau sendi.
G.    Pemeriksaan penunjang
Lakukan pemeriksaan yang berkala secara rutin dan teratur.karna sebagian besar pasien sekarang dipantau  di pusat-pusat pengobatan hemophilia yang ditujukan pada kebutuhan global para pasien , dan pasien-pasien tersebut memperoleh perawatan kesehatan komprehensif.kemajuan dalam perawatan preventif,terapi fisik dan mengajari kebiasaan kesehatan yang baik serta pemberian sendiri konsentrat factor-faktor yang dilakukan dirumah sanga memajukan kualitas hidup pada populasi pasien-pasien ini.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.  Pengkajian
1.                   Biodata Klien
Biasanya lebih banyak terjadi pada pria karena mereka hanya memiliki 1 kromosom X. Sedangkan wanita, umumnya menjadi pembawa sifat saja (carrier)
2.                   Riwayat Penyakit Sekarang
Sering terjadi nyeri pada luka, pembengkakan, perdarahan pada jaringan lunak, penurunan  mobilitas, perdarahan mukosa oral, ekimosis subkutan diatas tonjolan-tonjolan tulang
3.                   Riwayat Penyakit Dahulu
Focus primer yang sering terjadi pada hemophilia adalah sering terjadi infeksi pada daerah  luka, dan mungkin terjadi hipotensi akibat perdarahan yang terus menerus dan apabila sering terjadi perdarahan yang terus-menerus pada daerah sendi akan mengakibatkan kerusakan sendi, dan sendi yang paling rusak adalah sendi engsel, seperti patella, pergelangan kaki, siku. Pada sendi engsel mempunyai sedikit perlindungan terhadap tekanan, akibatnya sering terjadi perdarahan.
Sedangkan pada sendi peluru seperti panggul dan bahu, jarang terjadi perdarahan karena pada sendi peluru mempunyai perlindungan yang baik. Apabila terjadi perdarahan, jarang menimbulkan kerusakan sendi.
4.                   Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah riwayat penyakit hemophilia atau penyakit herediter seperti kekurangan factor VIII protein dan factor pembekuan IX yang:
a.          Kurang dari 1% tergolong berat
b.         Kurang dari 1%-5% tergolong sedang
c.          Kurang dari 5%-10% tergolong ringan
Keluarga yang tinggal serumah, ataupun penyakit herediter lainnya yang ada kaitannya dengan penyakit yang diderita klien saat ini.
5.                   Riwayat Psikososial
Adanya masalah nyeri, perdarahan dan resiko infeksi yang dapat menimbulkan anxietas dan ketegangan pada klien
6.                   Pola Aktifitas
Klien sering mengalami nyeri dan perdarahan yang memungkinkan dapat mengganggu pola aktifitas klien. Pola istirahat akan terganggu dengan adanya nyeri anak sering menangis.
7.                   Pemeriksaan Fisik
a.          Keadaan Umum
Keadaan umum lemeh bahkan kadang sampai terjadi penurunan kesadaran GCS<15, sebagai tanda-tanda adanya hipotensi dan nyeri
b.         Pemeriksaan Sistem Neurologi
1)    Pada fungsi motorik, pada tempat terjadinya luka biasanya terjadi hematoma setelah terjadi infeksi
2)    Pada fungsi sensoris, terjadi penurunan kesadaran akibat hipotensi dan nyeri yang hebat
8.                   Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa kadar factor VIII dan factor IX pada darah
B.   Analisis
1.                   Adanya keluhan nyeri jaringan pada luka akibat terjadinya hematoma yang memungkinkan terjadinya infeksi
2.                   Adanya perubahan tingkat kesadaran, perdarahan yang tidak kunjung berhenti dan adanya nyeri pada luka yang dapat merangsang system saraf pada otak
3.                   Perubahan pada tonus otot dan fungsi motorik akibat adanya luka dan hipotensi dapat menimbulkan suatu kelemahan pada fisik terutama pada tonus otot yang terluka
C.  Diagnosa keperawatan
1.                   Gangguan rasa nyaman nyeri b.d perdarahan dalam jaringan sendi
2.                   Hipotensi b.d adanya perdarahan
3.                   Gangguan cairan dan elektrolit b.d perdarahan
4.                   Gangguan mobilisasi fisik b.d hipotensi
5.                   Gangguan anxietas b.d kurang pengetahuan
6.                   Gangguan perfusi jaringan b.d dehidrasi
D.  Intervensi Keperawatan
1.                   Dx 1: Gangguan rasa nyaman nyeri b.d perdarahan dalam jaringan sendi
Tujuan : Klien tidak menderita nyeri atau menurunkan intensitas atau skala nyeri yang dapat diterima anak.
a.          Kaji skala nyeri.
b.         Evaluasi perubahan perilaku dan psikologi anak.
c.          Rencanakan dan awasi penggunaan analgetik.
d.         Jika injeksi akan dilakukan, hindari pernyataan “saya akan memberi kamu injeksi untuk nyeri”.
e.          Hindari pernyataan seperti “obat ini cukup untuk orang nyeri”.
f.          Sekarang kamu tidak membutuhkan lebih banyak obat nyeri lagi”.
g.         Hindari penggunaan placebo saat pengkajian/ penatalaksanaan nyeri.
2.                   Dx 2: Hipotensi b.d adanya perdarahan
Tujuan : Sedikit atau tidak terjadi perdarahan
a.          Sediakan dan atur konsentrat faktor VIII + DDAVP sesuai kebutuhan.
b.         Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga untuk pengurusan penggantian faktor darah di rumah.
c.          Lakukan tindakan suportif untuk menghentikan perdarahan
1)                       Beri tindakan pada area perdarahan 10 – 15 menit.
2)                       Mobilisasi dan elevasi area hingga diatas ketinggian jantung.
3)                       Gunakan kompres dingin untuk vasokonstriksi.

3.                   Dx 3: Gangguan mobilisasi fisik b.d hipotensi
Tujuan : Menurunkan resiko kerusakan mobilitas fisik.
Batasan karakteristik: Klien mengatakan badannya lemas, sesak nafas, respirasi rate meningkat saat aktivitas, kapile refile lebih 3 - 5 detik, kekuatan otot menurun.
b). Kriteria hasil
      Klien tidak lemah, kekuatan otot meningkat, klien dapat melakukan aktivitas ringan dengan bantuan, TTV saat aktivitas dan istirahat tidak berubah.
c). Rencana tindakan
1). Jelaskan pada klien dan keluarga pentingnya aktivitas seminimal mungkin.
      Rasional : dengan penjelasan adekuat akan terjadi transfer pendidikan, cenderung klien mengalami stres yang lebih kecil, dan akan lebih kooperatif dalam proses perawatan.
            2). Bantu keperluan klien selama belum mampu
Rasional : bantuan yang diberikan bertujuan untuk mengurangi resiko cedera dan memelihara fleksibilitas tulang dan otot.
3}. Siapkan klien dengan ide untuk penghematan energi : duduk saat melakukan aktivitas, misal : mandi, makan dan sebagainya dan istirahat setelah aktivitas
      Rasional : pemakaian energi berlebih dicegah dengan pengaturan aktivitas dan memberikan jarak waktu yang cukup untuk pulih diantara waktu istirahat.
4).  Secara bertahap tingkatkan aktivitas harian klien peningkatan toleransi.
      Rasional : peningkatan secara bertahap aktivitas memerlukan kekuatan otot dan sendi.
5). Pertahankan terapi oksigen tambahan sesuai kebutuhan.
      Rasional : oksigen tambahan meningkatkan kadar oksigen yang bersirkulasi dan memperbaiki toleransi aktivitas.
6). Berikan dukungan emosional dan semangat
      Rasional : rasa takut dalam kesulitan bernafas dapat menghambat peningkatan aktivitas.
7). Setelah aktivitas kaji tensi, nadi, respirasi rate dan suhu tubuh
      Rasional : intoleransi terhadap aktivitas dapat dikaji dengan mengevaluasi jantung, sirkulasi dan status pernafasan.
4.                   Dx 4: Gangguan cairan dan elektrolit
Tujuan: Kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi
a.          Kaji input atau pemasukan cairan pada klien
b.         Kaji output cairan pada klien
c.          Pasang infuse dan kaji dalam 1x24 jam
d.         Kaji kebutuhan klien untuk memenejemen asupan cairan
e.          Anjurkan klien untuk banyak minum
f.          Evaluasi setiap perubahan kebutuhan cairan pada klien
5.                   Gangguan anxietas b.d kurangnya pengetahuan
            Tujuan: mengurangi/menghilangkan rasa anxietas
a.          Beri Health Education (HE) kepada keluarga mengenai penyakit yang diderita dan efeknya
b.         Beri support kepada keluarga dan klien
c.          Kaji kembali pengetahuan setelah diberi HE
d.         Demonstrasi cara alternative mengurangi gejala dari hemophilia

6.                   Gangguan perfusi jaringan b.d dehidrasi
Tujuan: Mengurangi/menghilangkan perfusi jaringan
a.       Beri penjelasan klien dan keluarga penyebab rasa dingin pada daerah perifer.
b.      Observasi ada tidaknya kualitas nadi perifer dan bandingkan dengan nadi normal
c.       Observasi pengisian kapiler, warna kulit dan kehangatan akral
d.      Observasi tanda-tanda vital
e.       Kendorkan pakaian dan lepaskan perhiasan yang ada pada tungkai dan lengan yang mendapat suplai darah.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan parenteral infus
Diagnose Keperawatan
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnose keperawatan utama mencakup yang berikut :
·         Nyeri berhubungan dengan perdarahan sendi dan kekakuan  yang ditimbulkkannya
·         Gangguan pemeliharan kesehatan berhubungan dengan kebutuhan praktek kesehatan pencegahan berkelanjutan
·         Koping tidak efektif berhubungan dengan kondisi kronis dan pengaruhnya terhadap gaya hidup.

E.Evaluasi
Hasil yang di harapkan
1.      Nyeri berkurang
a.       Melaporkan berkurangnya nyeri setelah menelan analgetik
b.      Memperlihatkan peninggkatan kemampuan bertoleh ransi dengan gerakkan sendi
c.       Mempergunakan alat bantu { bila perlu} untuk mengurangi nyeri
2.      Melkukan upaya pencengahan perdarahan
a.       Menghindari trauma fisik
b.      Merubah lingkungan rumah untuk meninngkatkan pengamanan
c.       Mematuhi perjanjian dengan professional layanan kesehatan
d.      Mematuhi janji menjalani pemeriksaan laboratorium
e.       Menghidari olaraga kontak
f.       Menghindari aspirin atau obat yang mengandung aspirin
g.      Memakai gelang penanda
3.      Mampu menghadapi kondisi kronis dan perubahan gaya hidup
a.       Mengidentifikasi aspek positif kehidupan
b.      Melibatkan anggota keluarga dalam membuat keputusan mengenai masa depan dan perubahan gaya hidup yang harus dilakukan
c.       Berusaha mandiri
d.      Menyusun rencana khusus untuk kelanjutan asuhan kesehatan
4.      Tidak mengalami komplikasi
a.       Tanda vital dan tekanan hemodinamika tetap normal
b.      Hasil pemeriksaan laboraturium tetap dalam batas normal.
c.       Tidak engalami perdarahan aktif.


BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari asuhan keperawatan yang kami buat maka dapat kami simpulkan :
            Hemofilia merupakan gangguan koagulasi herediter atau didapat yang paling sering dijumpai, bermanifestasi sebagai episode perdarahan intermiten. Hemofilia disebabkan oleh mutasi gen faktor VIII (FVIII) atau faktor IX (FIX), dikelompokkan  sebagai hemofolia A dan hemophilia B.
(Hoffbrand, Pettit, 1993).
Dua jenis utama hemofilia yang secara klinis identik adalah :
1.Hemofilia klasik atau hemofilia A, yang ditemukan adanya defisiensi atau tidak adanya aktivitas faktor antihemofilia VIII.
2.Penyakit Christmas, atau hemofilia B, yang ditemukan adanya defisiensi atau tidaknya aktivitas faktor IX. Hemofilia diklasifikasikan sebagai :
d.      Berat, dengan kadar aktivitas faktor kurang dari 1 %.
e.       Sedang, dengan kadar aktivitas diantara 1% dan 5 %.
f.       Ringan, jika 5% atau lebih.
Perdarahan spontan dapat terjadi jika kadar aktivitas faktor kurang dari 1%. Akan tetapi, pada kadar 5% atau lebih, perdarahan umumnya terjadi berkaitan dengan trauma atau prosedur pembedahan.
Pasien dengan hemofilia harus dikaji dengan teliti akan adanyaperdarahan internal (abdominal, dada, atau nyeri pinggang, darah dalam urin, usus, atau muntahan), hematom otot, dan perdarahan dalam rongga sendi. Tanda vital dan hasil pengukuran tekanan hemodinamika harus dipantau untuk melihat adanya tanda hipovolemia.Semua ekstremitas dan tubuh diperiksa dengan teliti kalau ada tanda hematom. Semua sendi dikaji akan adanya pembengkakan, keterbatasan gerak dan nyeri. Pengukuran kebebasan gerak sendi dilakukan dengan perlahan dan teliti untuk menghindari kerusakan lebih lanjut.Apabila terjadi nyeri harus segera dihentikan. Pasien ditanya mengenai adanya keterbatasan aktivitas dan gerakan yang dialami sebelumnya dan setiap alat bantu yang dipakai seperti bidai, tongkat, atau kruk.

B.Saran
            Hemofilia adalah penyakit keturunan yang tidak dapat di cegah maka untuk penderita hemophilia kami sarankaan agar tetap sabar dan berusaha untuk pengobatan rutin. Dan berusahasa agar menjaga kesehatan dan mencegah dampak dari hemophilia.                    

DAFTAR  PUSTAKA

Keperawatan medical bedah untuk akademi keperawatan ( MA 320 ), sapto harwono & fitri H susanto
Buku ajar keperawatan Medikal bedah brunner & suddarth edisi 8,vol. 1,Suzanne C. smeltzer
Rencana asuhan keperawatan medical bedahvol.1 s.d. vol.II.babara engram
Pedoman penggunaan buku ajar  keperawatan medical bedah brunner & suddart edisi 8,boyer

Buku saku prosedur keperawatan medical bedah,elly nurochmah & ratna s.sudarsono

No comments:

Post a Comment