Tempat Berbagi Informasi Kesehatan dan Keperawatan

KONSEP DASAR PENYAKIT MENIERE



A.    Pengertian
Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui dan  mempunyai trias gejala yang khas,yaitu gangguan pendengaran,tinnitus dan serangan vertigo (Kapita Selekta Edisi 3)
Pengertian vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing.
Tinnitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan selalu mendengar bunyi, namun tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Sumber bunyi tersebut berasal dari tubuh penderita itu sendiri, meski demikian tinnitus hanya merupakan gejala, bukan penyakit, sehingga harus di ketahui penyebabnya.

B.    Etiologi
Penyebab pasti dari penyakit meniere belum diketahui. Beberapa teori melaporkan beberapa faktor yang dapat menimbulkan penyakit ini :
  1. Gangguan lokal keseimbangan garam dan air yang menyebabkan edema endolimfe.
  2. Gangguan regulasi otonom sistem endoloimfe.
  3. Alergi lokal telinga dalam yang menyebabkan edema dan gangguan kontrol otonom.
  4. Gangguan vaskularisasi telinga dalam, terutama stria vaskularisasi.
  5. Gangguan duktus / sakus endolimfatik yang mengganggu absorbsi endolimfe.
  6. Perubahan hubungan dinamika tekanan perilimfe dan endolimfe yang mungkin berhubungan dengan perubahan anatomik di dalam pembuluh endolimf  dan akua duktus koklea.
  7. Manifestasi lokal labirin pada penyakit sistemik metabolik yang mengenai baik tiroid maupun metabolisme glukosa atau keduanya.
  8. Berkaitan dengan beberapa kelainan os temporal termasuk berkurangnya pneumatisasi dari mastoid dan hipoplasi akuaduktus vestibuler. Kantong endolimf terlalu kecil dan berada dalam posisi abnormal di bawah labirin.
  9. Terdapat bukti adanya penimbunan kompleks imun dalam endolimfe pada pasien dengan penyakit meniere memperkuat dugaan bahwa penyakit ini suatu gangguan imun.
Penyakit Meniere masa kini dianggap sebagai keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan cairan telinga tengah yang abnormal yang disebabkan oleh malapsorbsi dalam sakus endolimfatikus. Namun, ada bukti menunjukkan bahwa banyak orang yang menderita penyakit Meniere mengalami sumbatan pada duktus endolimfatikus. Apapun penyebabnya, selalu terjadi hidrops endolimfatikus, yang merupakan pelebaran ruang endolimfatikus. Baik peningkatan tekanan dalam sistem ataupun ruptur membran telinga dalam dapat terjadi dan menimbulkan gejala Meniere

C.    Patofisiologi.
Hidrops (pembengkakan) endolif akibat endolif dalam skala media oleh stria vaskularis terhambat.

D.    Manifestasi Klinik
Meniere ditandai oleh gejala-gejala sebagai berikut :
  • Gejalanya berupa seangan vertigo, mual dan muntah mendadak, yang berlangsung selama 3-24 jam dan kemudian menghilang secara perlahan.
  • Secara periodik, penderita merasakan telinganya penuh atau merasakan adanya tekanan di dalam telinga.
  • Pendengaran di telinga yang terkena berfluktuasi (kadang jelas, kadang kurang) tetapi semakin lama semakin memburuk.
  • Tinnitus bisa menetap atau hilang-timbul dan semakin memburuk sebelum, setelah maupun selama serangan vertigo.
  • Pada kebanyakan penderita, penyakit ini hanya menyerang 1 telinga dan pada 10-15% penderita, penyakit ini menyerang kedua telinga.
  • Setelah serangan vertigo mulai, bisa terjadi perbaikan fungsi pendengaran.
  • Pada salah satu bentuk penyakit Meniere, tuli dan tinnitus terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun sebelum seangan vertigo.
Tanda dan gejala penyakit meniere berdasarkan tipenya :


A.    Penyakit Meniere vestibular
Penyakit Meniere vestibular ditandai dengan adanya vertigo episodic sehubungan dengan tekanan dalam telinga tanpa gejala koklear.
Tanda dan gejala:
•    Vertigo hanya bersifat episodic
•    Penurunan respons vestibuler atau tak ada respons total pada telinga yang sakit
•    Tak ada gejala koklear
•    Tak ada kehilangan pendengaran objektif
•    Kelak dapat mengalami gejala dan tanda koklear

B.    Penyakit Meniere klasik
Tanda dan gejala:
•    Mengeluh vertigo
•    Kehilangan pendengaran sensorineural berfluktuasi
•    Tinitus
•    Penyakit Meniere koklea

C.    Penyakit Meniere koklea
Penyakit Meniere koklea dikenali dengan adanya kehilangan pendengaran sensorineural progresif sehubungan dengan tnitus dan tekanan dalam telinga tanpa temuan atau gejala vestibuler.
Tanda dan gejala:
•    Kehilangan pendengaran berfluktuasi
•    Tekanan atau rasa penuh aural
•    Tinnitus
•    Kehilangan pendengaran terlihat pada hasil uji
•    Tak ada vertigo
•    Uji labirin vestibuler normal
•    Kelak akan menderita gejala dan tanda vestibuler

Tingkat derajat keparahan penyakit Meniere ;
•    Derajat I :
Gejala awal berupa vertigo yang disertai mual dan muntah. Gangguan vagal seperti pucat dan berkeringat dapat terjadi. Sebelum gejala vertigo menyerang, pasien dapat merasakan sensasi di telinga yang berlangsung selama 20 menit hingga beberapa jam. Diantara, pasien sama sekali normal.
•    Derajat II :
Gangguan pendengaran semakin menjadi-jadi dan berfluktuasi. Muncul gejala tuli sensorineural terhadap frekuensi rendah.
•    Derajat III :
•    Gangguan pendengaran tidak lagi berfluktuasi namun progresif memburuk. Kali ini mengenai kedua telinga sehingga pasien seolah mengalami tuli total. Vertigo mulaiberkurang atau menghilang.


E. Pemeriksaan Penunjang
•    Tes gliserin :pasien diberikan minuman gliserin 1,2 ml/kg BB setelah diperiksa tes kalori dan audiogram.setelah dua jam diperiksa kembali dan dibandingkan.
•    Audiogram :tuli sensorineural,terutama nada rendah dan selanjutnya dapat ditemukan rekrutinen.
•    Elektrokokleografi menunjukkan abnormalitas pada 60% pasien yang menderita penyakit meniere.
•    Elektronistagmogram bisa normal atau menunjukkan penurunan respons vestibuler.
•    CT scan atau MRI kepala
•    Elektroensefalografi
•    Stimulasi kalorik

F. Penatalaksanaan
Pasien harus dirawat di rumah sakit, berbaring dalam posisi yang meringankan keluhan diberikan diet rendah garam dan pemberian diuretik ringan.obat-obatan sistomatik anti vertigo seperti dimenhidrinat 3x50 mg atau prometazin 3x25 mg,obat vasodilator perofer seperti papaverin dan betahistin,atau operasi shunt.dapat pulah diberikan obat antiiskemia dan neurotonik.adaptasi dengan latihan dan fisioterapi.
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT MENIERE
A.    Pengkajian
Pemeriksaan fisik biasanya normal kecuali pada evaluasi nervus cranial ke VIII. Garputala (uji weber) akan menunjukkan lateralisasi ke sisi berlawanan dengan sisi yang mengalami kehilangan pendengaran (sisi yang terkena penyakit Meniere).
Dari anamnesis  didapatkan keluhan  telinga berdenging dan ada perasaan penuh pada telinga, ada perasaan pusing yang berputar-putar serta mual dan muntah dan juga gangguan pendengaran.
Terjadi pembengkakan pada rongga endolimfatikus.


B.    Diagnosa Keperawatan
1.    Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan pendengaran
2.    Resiko tinggi cedera berhubungan dengan perubahan mobilitas karena gangguan cara jalan dan vertigo.
3.    Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan  mual dan muntah
4.    Ansietas berhubungan dengan ancaman/perubahan status kesehatan dan efek ketidakmampuan vertigo.
5.    Resiko terhadap trauma berhubungan dengan kesulitan keseimbangan.

C.    Intervensi Keperawatan

1.    Gangguan pola tidur berdenganhubungan gangguan pendengaran
Tujuan: Gangguan pola tidur dapat teratasi
Kriteria Hasil :
•    klien tidak terbangun di malam hari
•    Klien mengatakan dapat tidur dengan nyenyak
Intervensi :
•    Kaji tingkat kesulitan tidur
Rasional: Membantu menentukan pengobatan atau intervensi selanjutnya
•    Anjurkan klien untuk beradaptasi dengan gangguan tersebut
Rasional:perlu di jelaskan bahwa gangguat tersebut sulit di tanangi, sehingga pasien di anjurkan untuk beradaptasi dengan keadaan tersebut, karena penggunaan obat penenang juga tidak terlalu baik dan hanya dapat di gunakan dalam waktu singkat.
•    Arahkan dengan  melakukan relaksasi, contoh:  mendengarkan musik
Rasional: Tehnik relaksasi dapat membantu mengalihkan perhatian terhadap tinnitus
•    Kolaborasi dalam pemberian obat untuk vertigo :Antihistamin, seperti meklizin, Tranquilizer, seperti diazepam
Rasional : Menekan sistem vestibular, digunakan pada kasus akut untuk membantu mengontrol vertigo
•    Kolaborasi dalam pemberian obat penenang/ obat tidur
Rasional: membantu memenuhi kebutuhan istirahan

2.    Resiko tinggi cedera b/d perubahn mobilitas karena gangguan cara jalan dan vertigo.

Tujuan :Tetap bebas dari cedera yang berkaitan dengan ketidakseimbangan dan/jatuh
Kriteria hasil :
•    Tidak mengalami jatuh akibat gagguan keseimbangan
•    Ketakutan dan ansietas berkurang
•    Melakukan latihan sesuai ketentuan
•    Mengenali sifat rasa penuh atau rasa tekanan di dalam telinga yang terjadi sebelum serangan
•    Segera melakukan posisi horizontal saat pusing
•    Menjaga kepala tetap diam saat pusing
•    Menggunakn obat yang diresepkan secara baik
•    Melaporkan upaya yang dapat mengurangi vertigo
Intervensi :
•    Kaji vertigo yang meliputi riwayat, amitan, gambaran serangan, durasi, frekuensi, dan adanya gejala telinga yang terkait kehilangan pendengaran, tinitus, rasa penuh di telinga.
Rasional : Riwayat memberikan dasar untuk intervensi selanjutnya.
•    Kaji luasnya ketidakmampuan dalam hubungannya dengan aktivitas hidup sehari-hari.
Rasional : Luasnya ketidakmampuan menurunkan resiko jatuh.
•    Ajarkan atau tekankan terapi vestibular/keseimbangan sesuai ketentuan
Rasional : Latihan  mempercepat kompensasi labirin yang dapat mengurangi vertigo dan gangguan cara jalan.
•    Berikan atau ajari cara pemberian obat anti vertigo aaaaaadan atau obat peneang vestibular serta beri petunjuk pada pasien mengenai efek sampingnya.
Rasional :Menghilangkan gejala akut vertigo.
•    Dorong pasien untuk berbaring bila merasa pusing,dengan pagar tempat tidur dinaikkan.
Rasional :Mengurangi kemungkinan jatuh dan cedera.
•    Letakkan bantal pada kedua sisi kepal untuk membatasi gerakkan
Rasional :Gerakkan akan memperberat vertigo.
•    Bantu pasien mencari dan menetukan aura (adanya gejala aural) yang mendahului terjadinya setiap serangan
Rasional : Pengenalan aura dapat membantu mengetahui saat perlunya memakai obat sebelum terjadi serangan  sehingga dapat meminimalkan beratnya efek.
•    Anjurkan pasien tetap membuka matanya dan memandang lurus ke depan ketika berbaring dan mengalami vertigo
Rasional : Perasaan vertigo berkurang dan gerakan mengalami deslerasi bila mata tetap di jaga pada posisi yang tetap

3.    Resiko kekurangan cairan b.d mual dan muntah
Tujuan: Kebutuhan cairan tubuh dapat terjaga
Kriteria hasil:
•    Elektrolit tubuh dalam batas normal
•    Mual dan muntah tidak terjadi
•    Sadar dan berorientasi : tanda vital dalam batas normal, turgor kulit noramal, elektrolit normal
•    Membran mukosa lembab
•    Tidak tampak lemas
•    Muntah berhenti dan masukan oral yang biasa telah dicapai
Intervensi :
•    Kaji atau minta pasien mengkaji masukan dan haluaran (termasuk emesis, tinja cair, urin dan diaforesis). Pantau hasil lab
Rasional: Pencatatan yang akurat merupakan dasar untuk penggantian cairan.
•    Kaji indikator dehidrasi, termasuk tekanan darah (ortostatik), denyut nadi, turgor kulit, membran mukosa, dan tingkat kesadaran.
Rasional: pengenalan segera adanya dehidrasi memungkinkan intervensi segera
•    Dorong konsumsi cairan oral sesuai toleransi, hindari minuman yang mengandung kafein(stimulasi vestibular)
Rasional : penggantian cairan oral harus di mulai sesegera mungkin untuk mengganti kehilangan. Kafein dapat meningkatkan diare.
•    Kolaborasi pemberian obat : Antiemetik, seperti supositoria prometazin (phenergan), Antidiare
Rasional : Mengurangi mual dan muntah, mengurangi kehilangan cairan dan memperbiki masukan per oral, menurunkan motilitas usus dan kehilangan cairan.

4.    Ansietas berhubungan dengan ancaman,atau perubahan status kesehatan dan efek ketidakmampuan vertigo.
Tujuan : Mengurangi atau tidak mengalami ansietas.
Kriteria Hasil :
•    Ketakutan dan ansietas tentang serangan vertigo berkurang atau hilang
•    Mencapai pengetahuan dan keterampilan untuk berkompromi dengan vertigo
•    Merasakan berkurangnya ketegangan, ansietas dan ketidakpastian
•    Klien mampu memanfaatkan teknik manajemen stres bila diperlukan
•    Klien mampu menghindari peristiwa yang menjengkelkan.
•    Klien mampu mengulangi instruksi yang diberikan dan menyebutkan pemahaman mengenai penanganan.
Intervensi   :
•    Kaji tingkat ansietas. Bantu pasien mengidentifikasi keterampilan koping yang telah dilakukan dengan berhasil pada masa lalu.
Rasional : Memandukan intervensi terapeutik dan partisipatif dalam perawatan diri, keterampilan koping pada masa lalu dapat mengurangi ansietas.
•    Beri informasi mengenai vertigo dan penanganannya.
Rasional : Meningkatkan pengetahuan membantu mengurangi ansietas
•    Dorong pasien mendiskusikan ansietas dan gali keprihatinan mengenai serangan vertigo.
Rasional :Meningkatkan kesadaran dan pemahaman hubungan antara tingkat antietas dan perilaku.
•    Ajarkan pasien teknik penatalaksanaan stress atau lakukan rujukan bila perluh.
Rasional : Memperbaiki manajemen stress, mengurangi frekwensi dan beratnya serangan fertigo.
•    Beri upaya kenyamanan dan hindari aktivitas yang menyebebkan stress
Rasional : situasi penuh stress dapat memperberat gejala kondisi ini.
•    Instruksikan pasien dalam aspek program pengobatan
Rasional : pengetahuan pasien membantu mengurangi ansietas.

5.    Diagnosa : Resiko terhadap trauma b/d kesulitan keseimbangan.
Tujuan : Mengurangi resiko trauma dengan mengadaptasi lingkungan rumah dan dengan menggunakan alat rehabilitatif bila perlu.
Kriteria Hasil :
•    Klien mampu beradaptasi dengan lingkungan rumah atau menggunakan alat rehabilitasi untuk mengurangi risiko jatuh
•    Klien mampu melakukan ambulasi dengan bantuan seperlunya.
•    Telah teridentifikasi risiko visual dan proprioseptif
•    Tingkat aktivitas telah meningkat
•    Lingkungan rumah terbebas dari bahaya.
Intervensi :
•    Lakukan pengkajian untuk gangguan keseimbangan dan /atau vertigo dengan menarik riwayat dan dengan pemeriksaan adanya nistagmus, romberg positif, dan ketidak mampuan melakukan romberg tandem.
Rasional : Kelainan vestibuler perifer menyebabkan gejala dan tanda ini.
•    Bantu ambulasi bila ada indikasi
Rasional : Cara jalan yang abnormal yang dapat membuat pasien tidak bisa tegak dan jatuh
•    Lakukan pengkajian ketajaman penglihatan dan defisit proprioseptif
Rasional : keseimbangan tergantung pada sistem visual, vestibuler dan propriosep
•    Dorong peningkatan tingkat aktivitas dengan atau tanpa menggunakan alat bantu
Rasional : peningkatan aktivitas dapat membantu mencapai kembali sistem keseimbangan.
•    Bantu mengidentifikasi bahaya dilingkungan rumah
Rasional : Adaptasi terhadap lingkungan rumah dapat menurunkan resiko jatuh selama proses rehabilitasi.
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil
intervensi
Rasional
1. Gangguan pola tidur b.d gangguan pendengaran
Tujuan:
Gangguan pola tidur dapat teratasi

Kriteria Hasil :
Klien tidak terbangun di malam hari Klien mengatakan dapat tidur dengan nyenyak
• Kaji tingkat kesulitan tidur
• Anjurkan klien untuk beradaptasi dengan gangguan tersebut
• Arahkan dengan melakukan relaksasi, contoh: mendengarkan musik
 • Kolaborasi dalam pemberian obat untuk vertigo :Antihistamin, seperti meklizin, Tranquilizer, seperti diazepam
 • Kolaborasi dalam pemberian obat penenang/ obat tidur
• Membantu menentukan pengobatan atau intervensi selanjutnya
 • perlu di jelaskan bahwa gangguat tersebut sulit di tanangi, sehingga pasien di anjurkan untuk beradaptasi dengan keadaan tersebut, karena penggunaan obat penenang juga tidak terlalu baik dan hanya dapat di gunakan dalam waktu singkat.
 • Tehnik relaksasi dapat membantu mengalihkan perhatian terhadap tinnitus
• Menekan sistem vestibular, digunakan pada kasus akut untuk membantu mengontrol vertigo
 • membantu memenuhi kebutuhan istirahan
2. Resiko tinggi cedera b/d perubahan mobilitas karena gangguan cara jalan dan vertigo.
Tujuan :
Tetap bebas dari cedera yang berkaitan dengan ketidakseimbangan dan/jatuh.

Kriteria Hasil :
Tidak mengalami jatuh akibat gagguan keseimbanga
Ketakutan dan ansietas berkurang
Melakukan latihan sesuai ketentuan
Mengenali sifat rasa penuh atau rasa tekanan di dalam telinga yang terjadi sebelum serangan
Segera melakukan posisi horizontal saat pusing
Menjaga kepala tetap diam saat pusing
Menggunakn obat yang diresepkan secara baik
Melaporkan upaya yang dapat mengurangi vertigo
•    Kaji vertigo yang meliputi riwayat, amitan, gambaran serangan, durasi, frekuensi, dan adanya gejala telinga yang terkait kehilangan pendengaran, tinitus, rasa penuh di telinga.

•    Kaji luasnya ketidakmampuan dalam hubungannya dengan aktivitas hidup sehari-hari.

•    Ajarkan atau tekankan terapi vestibular/keseimbangan sesuai ketentuan

•    Berikan atau ajari cara pemberian obat anti vertigo dan atau obat penenang vestibular serta beri petunjuk pada pasien mengenai efek sampingnya.

•    Dorong pasien untuk berbaring bila merasa pusing,dengan pagar tempat tidur dinaikkan.

•    Letakkan bantal pada kedua sisi kepal untuk membatasi gerakkan

•    Kaji atau minta pasien mengkaji masukan dan haluaran (termasuk emesis, tinja cair, urin dan diaforesis). Pantau hasil lab

•    Bantu pasien mencari dan menetukan aura (adanya gejala aural) yang mendahului terjadinya setiap serangan

•    Anjurkan pasien tetap membuka matanya dan memandang lurus ke depan ketika berbaring dan mengalami vertigo
•    Riwayat memberikan dasar untuk intervensi selanjutnya.

•    Luasnya ketidakmampuan menurunkan resiko jatuh.

•    Latihan mempercepat kompensasi labirin yang dapat mengurangi vertigo dan gangguan
cara jalan.

•    Menghilangkan gejala akut vertigo.

•    Mengurangi kemungkinan jatuh dan cedera.

•    Gerakkan akan memperberat vertigo.

•    Pencatatan yang akurat merupakan dasar untuk penggantian cairan.

•    Pengenalan aura dapat membantu mengetahui saat perlunya memakai obat sebelum terjadi serangan  sehingga dapat meminimalkan beratnya efek.

•    Perasaan vertigo berkurang dan gerakan mengalami deslerasi bila mata tetap di jaga pada posisi yang tetap
3. Resiko kekurangan cairan b.d mual dan muntah
Tujuan:
Kebutuhan cairan tubuh dapat terjaga

Kriteria hasil:
Elektrolit tubuh dalam batas normal
Mual dan muntah tidak terjadi
Membran mukosa lembab
Turgor kulit elastis
Tidak tampak lemas
•    Berikan atau ajari cara pemberian obat anti vertigo dan atau obat penenang vestibular serta beri petunjuk pada pasien mengenai efek sampingnya.

•    Dorong pasien untuk berbaring bila merasa pusing,dengan pagar tempat tidur dinaikkan.

•    Letakkan bantal pada kedua sisi kepal untuk membatasi gerakkan

•    Kaji indikator dehidrasi, termasuk tekanan darah (ortostatik), denyut nadi, turgor kulit, membran mukosa, dan tingkat kesadaran.

•    Dorong konsumsi cairan oral sesuai toleransi, hindari minuman yang mengandung kafein(stimulasi vestibular)

•    Kolaborasi pemberian obat : Antiemetik, seperti supositoria prometazin (phenergan), Antidiare
•    Pencatatan yang akurat merupakan dasar untuk penggantian cairan.

•    Pengenalan aura dapat membantu mengetahui saat perlunya memakai obat sebelum terjadi serangan  sehingga dapat meminimalkan beratnya efek.

•    Perasaan vertigo berkurang dan gerakan mengalami deslerasi bila mata tetap di jaga pada posisi yang tetap

•    Pengenalan segera adanya dehidrasi memungkinkan intervensi segera

•    penggantian cairan oral harus di mulai sesegera mungkin untuk mengganti kehilangan. Kafein dapat meningkatkan diare.

•    Mengurangi mual dan muntah, mengurangi kehlangan cairan dan memperbiki masukan per oral, menurunkan motilitas usus dan kehilangan cairan
4. Ansietas b/d ancaman,atau perubahan status kesehatan dan efek ketidakmampuan vertigo.
Tujuan :
Mengurangi atau tidak mengalami ansietas.

Kriteria Hasil :
Ketakutan dan ansietas tentang serangan vertigo berkurang atau hilang
Merasakan berkurangnya ketegangan, ansietas dan ketidakpastian
Klien mampu memanfaatkan teknik manajemen stres bila diperlukan
Klien mampu menghindari peristiwa yang menjengkelkan.
Klien mampu mengulangi instruksi yang diberikan dan menyebutkan pemahaman mengenai penanganan.
•    Kaji tingkat ansietas. Bantu pasien mengidentifikasi keterampilan koping yang telah dilakukan dengan berhasil pada masa lalu.

•    Beri informasi mengenai vertigo dan penanganannya.

•    Dorong pasien mendiskusikan ansietas dan gali keprihatinan mengenai serangan vertigo.

•    Ajarkan pasien teknik penatalaksanaan stress atau lakukan rujukan bila perluh.

•    Beri upaya kenyamanan dan hindari aktivitas yang menyebebkan stress

•    Instruksikan pasien dalam aspek program pengobatan
•    Memandukan intervensi terapeutik dan partisipatif dalam perawatan diri, keterampilan koping pada masa lalu dapat mengurangi ansietas.

•    Meningkatkan pengetahuan membantu mengurangi ansietas

•    Meningkatkan kesadaran dan pemahaman hubungan antara tingkat antietas dan perilaku.

•    Memperbaiki manajemen stress, mengurangi frekwensi dan beratnya serangan fertigo

•    situasi penuh stress dapat memperberat gejala kondisi ini.

•    pengetahuan pasien membantu mengurangi ansietas
5. Resiko terhadap trauma b/d kesulitan keseimbangan
Tujuan :
Mengurangi resiko trauma dengan mengadaptasi lingkungan rimah dan dengan menggunakan alat rehabilitatif bila perlu


Kriteria Hasil :
Klien mampu beradaptasi dengan lingkungan rumah atau menggunakan alat rehabilitasi untuk mengurangi risiko jatuh
Klien mampu melakukan ambulasi dengan bantuan seperlunya.
Telah teridentifikasi risiko visual dan proprioseptif
Tingkat aktivitas telah meningkat
Lingkungan rumah terbebas dari bahaya.
•    Lakukan pengkajian untuk gangguan keseimbangan dan /atau fertigo dengan menarik riwayat dan dengan pemeriksaan adanya nistagmus, romberg positif, dan ketidak mampuan melakukan romberg tandem.

•    Bantu ambulasi bila ada indikasi

•    Lakukan pengkajian ketajaman penglihatan dan defisit proprioseptif

•    Dorong peningkatan tingkat aktivitas dengan atau tanpa menggunakan alat bantu

•    Bantu mengidentifikasi bahaya dilingkungan rumah
•    Kelainan vestibuler perifer menyebabkan gejala dan tanda ini.

•    Cara jalan yang abnormal yang dapat membuat pasien tidak bisa tegak dan jatuh

•    keseimbangan tergantung pada sistem visual, vestibuler dan propriosep

•    peningkatan aktivitas dapat membantu mencapai kembali sistem keseimbangan

•    Adaptasi terhadap lingkungan rumah dapat menurunkan resiko jatuh selama proses rehabilitasi.

No comments:

Post a Comment