Tempat Berbagi Informasi Kesehatan dan Keperawatan

Konsep dasar Askep HIV-AIDS

2.2 KONSEP DASAR ASKEP
2.2.1 PENGKAJIAN TEORITIS LENGKAP
A. Identitas klien
Meliputi nama, umur jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, dan lain-lain.
B. Riwayat Kesehatan/ Keperawatan
1). Keluhan Utama / alasan masuk RS
 Klien sering mengalami diare, demam berkepanjangan dan  nafsu makan berkurang
2)  Riwayat kesehatan sekarang
Faktor pencetus HIV/ AIDS adalah sex bebas (seseorang yang terinfeksi hiv/aids), alat / jarum suntik yang terinfeksi darah seorang pengidap hiv)
Sifat Keluhan ( Mendadak /perlahan-lahan/terus menerus/hilang timbul atau berhubungan dengan waktu) : Terus-menerus, yaitu demam berkepanjangan, sariawan tak kunjung sembuh-sembuh, diare kronik selama 1 bulan terus-menerus.


Lokalisasi dan sifatnya ( menjalar/ menyebar/ berpindah-pindah/ menetap) : berpindah-pindah tergantung daerah yang terinfeksi.
Berat ringannya keluhan (menetap/cenderung bertambah/berkurang) : keluhan cenderung bertambah yaitu demam semakin sering, berat badan jadi semakin berkurang, dan sariawan semakin bertambah.
Lamanya keluhan : demam berkepanjangan,diare kronik, batuk menetap dan berate badan menurun terjadi selama lebih dari 1 bulan.
Upaya yang telah dilakukan : hanya menggunakan obat generic sesuai penyakit yang dialami
Diagnose Medik : HIV//AIDS
3). Riwayat Kesehatan Dahulu
Penyakit yang pernah dialami ( jenis penyakit, lama dan upaya untuk mengatasi, riwayat masuk RS) : klien merupakan pecandu narkoba ( pengguna jarum suntik bebas), klien suka merokok dan klien sering melakukan free sex.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit menular atau keturunan dalam keluarga :Keluarga klien tidak ada penyakit keturunan maupun penyakit menular
F. Data dasar pengkajian
1.Aktifitas /istirahat :
Ø  Mudah lelah, berkurangnya tolerangsi terhdp aktifitas, kelelahan yang progresif
Ø  Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi terhdp aktifitas
2.Sirkulasi
Ø  Proses penyembuhan luka yang lambat, perdarahan lama bila cedera
Ø  takikardia, perubahan tekanan darah postural, volume nadi periver menurun, pengisian kapiler memanjang
3.Integritas ego
Ø  Faktor stress yang berhubungan dgn kehilangan: dukungan keluarga, hubungan dgn org lain, pengahsilan dan gaya hidup tertentu
Ø  Menguatirkan penampilan: alopesia, lesi , cacat, menurunnya berat badan
Ø  Merasa tdk berdaya, putus asa, rsa bersalah, kehilangan control diri, dan depresi
Ø  Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah, menangis, kontak mata kurang
4.Eliminasi.
Ø  Diare, nyeri pinggul, rasa terbakar saat berkemih
Ø  Faeces encer disertai mucus atau darah
Ø  Nyerio tekan abdominal, lesi pada rectal, perubahan dlm jumlah warna urin.
5.Makanan/cairan :
Ø  Tidak ada nafsu makan, mual, muntah
Ø  Penurunan BB yang cepat
Ø  Bising usus yang hiperaktif
Ø  Turgor kulit jelek, lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih/perubahan warna mucosa mulut
Ø  Adanya gigi yang tanggal.
6.Hygiene
Tidak dapat menyelesaikan ADL, memeperlihatkan penampilan yang tidak rapi.
7.Neurosensorik
Ø  Pusing,sakit kepala.
Ø  Perubahan status mental, kerusakan mental, kerusakan sensasi
Ø  Kelemahanotot, tremor, penurunan visus.
Ø  Bebal,kesemutan pada ekstrimitas.
Ø  Gayaberjalan ataksia.
8.Nyeri/kenyamanan
Ø  Nyeri umum/local, sakit, rasaterbakar pada kaki.
Ø  Sakit kepala, nyeri dada pleuritis.
Ø  Pembengkakan pada sendi, nyeri kelenjar, nyeri tekan, penurunan ROM, pincang.
9.Pernapasan
Terjadi ISPA, napas pendek yang progresif, batuk produktif/non,sesak pada dada, takipnou, bunyi napas tambahan, sputum kuning.
10.Keamanan
Ø  Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, lauka lambat proses penyembuhan
Ø  Demam berulang
11.Seksualitas
Riwayat perilaku seksual resiko tinggi, penurunan libido, penggunaan kondom yang tidak konsisten, lesi pd genitalia, keputihan.
12.Interaksi social
Isolasi, kesepian,, perubahan interaksi keluarga, aktifitas yang tdk terorganisir
2.2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1.      Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, melemahnya otot pernafasan
2.      Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan diare berat, status hipermetabolik.
3.      Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hambatan asupan makanan (muntah/mual), gangguan intestinal, hipermetabolik.
4.      Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekret paru.
5.      Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan depresi system imun, aktifitas yang tidak terorganisir
6.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi energy metabolisme.
7.      Resiko gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
8.      Resiko isolasi social berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
2.2.3 Analisa Data
NO
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
1
DO : -    Dispnea; takipnea
-    Periode apnea
-    Pernapasan cuping hidung
-    Retraksi dinding dada
-    Sianosis
-    Kelelahan

Menurunnya ekspansi paru dan melemahnya otot pernafasan
Pola nafas tidak efektif
2
-Diare yang intermitten,terus menerus,sering dengan atau tanpa disertai kram abdominalis
-nyeri panggul rasa tebakar saat miksi.
-diare pekat yang sering
-nyeri tekan abdominalis
-lesi atau abses rectal, perianal



Infeksi pathogen dan bakteri di usus yang disebabkan oleh menurunnya imun tubuh
Defisit volume cairan
3.3
DO : mual dengan atau disertai muntah
Disfagia dan nyeri restrosternal saat menelan
Lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih
Kesehatan gigi buruk dengan atau tanpa gigi yang tanggal
Turgor kulit yang buruk
Hambatan dalam asupan nutrisi ( mual dan muntah) serta gangguan intestinal
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.













2.2.3 NCP
NO
Dx. keperawatan
Tujuan

Interverensi
Rasional
1
Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru, melemahnya otot pernafasan

Mempertahankan pola nafas yang efektif
-    Mempertahankan pla napas yang efektif.
-    Tidak mengalami sesak napas / sianosis.
-    Auskultasi bunyi nafas, tandai daerah paru yang mengalamai penurunan/kehilanagn ventilasi , dan munculnya bunyi adventisius.
-    Catat kecepatan/kedalaman pernapsan, sianosis, penggunaan otot aksesoris dan munculnya dispnea, ansietas.
-    Tinggikan kepala tempat tidur. usahakan pasien untuk berbalik, batuk, menarik napas sesuai kebutuhan.
-    Hisap jalan napas sesuai kebutuhan, gunakan tehnik steril dan lakukan tindakan pencegahan.

-    Kaji perubahan tingkat kesadaran.


Kolaborasi
-    Pantau/buat kurva hasil pemeriksaan GDA/nadi oksimetri

-    Intruksikan untuk menggunakan spirometer insentif.

-    Berikan tambahan O2 yang dilembabkan melalui cara yang sesuai.
-    Memperkirakan adanya perkembangan komplikasi /infeksi pernapasan





-    Takipnea, sianosis dan peningkatan napas menunjukan kesulitan bernapas dan adanya kebutuhan untuk meningkatkan intervensi medis.

-    Meningkatkan fungsi pernapasan yang optimal dan mengurangi infeksi yg ditimbulkan karena atelektasis.

-    Membantu membersihkan jalan napas, sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran gas dan mencegah terjadinya komplikasi.

-    Hipoksemia dapat terjadi akibat adanya perubahan tingkat kesadaran.

Kolaborasi

-    Menunjukan status pernapasan, kebutuhan perawatan /keefektifan pengobatan.



-    Mendorong teknik pernapasan yang tepat dan meningkatkan pengembangan paru.

-    Mempertahankan ventilasi efektif untuk mencegah/memperbaiki krisis pernapasan.

2.
Defisit volume cairan tubuh b/d diare berat, status hipermetabolik.
Klien akan mempertahankan tingkat hidrasi yang adekuat

-    Mempertahankan hidrasi dibuktikan oleh membrane mukosa lembab, tugor kulit baik, TTV stabil, haluaran urine adekuat secara pribadi.
-    Pantau tanda-tanda vital, termasuk CVP bila terpasang.
-    Catat peningkatan suhu dan durasi demam, berikan kompres hangat sesuai indikasi, pertahankan pakaian tetap kering, kenyamanan suhu lingkungan.

-    Kaji turgor kulit, membrane mukosa dan rasa haus.

-    Timbang BB setiap hari.


-    Catat pemasukan cairan melalui oral sedikitnya 2500 ml/hr.


-    Indicator dari volume cairan sirkulasi.

-    Meningkatkan kebutuhan mmetabilisme dan diaphoresis yang berlebihan yang dihubungkan dengan demam dalam meningkatkan kehilangan cairan takkasatmata.

-    Indicator tidak langsung dari status cairan.


-    penurunan BB menunjukkan pengurangan volume cairan tubuh.

-    Mempertahankan keseimbangan, mengurangi rasa hausdan melembabkan membrane mucosa.





3.
Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d hambatan asupan makanan (muntah/mual), gangguan intestinal, hipermetabolik.
klien akan menunjukkan peningkatan BB ideal.

-    Mempertahankan berat badan atau memperlihatkan peningkatan berat badan yang mengacu pada tujuan yg diinginkan.
-    Mendemostrasikan keseimbangan nitrogen positif, bebas dari tanda-tanda malnutrisi dan menunjukan perbaikan tingkat energy.
-    Kaji kemampuan untuk mengunyah, merasakan, dan merasakan dan menelan.

-    auskultasi bising usus.


-    Timbang berat badan sesuai kebutuhan.

-     Hilangkan rangsang lingkungan yang berbahaya/kondisi yang memperburuk reflek gag.

-    berikan perawatan mulut, awasi tindakan pencegahan sekresi. Hindari obat kumur yang mengandung alcohol.

-    Rencanakan makan diet bersama pasien/orang terdekat.
-    Lesi mulut, tenggorokan dan esophagus dapat menyebabkan disfagia, penurunan kemampuan pasien untuk mengolah makanan.
-    Hipermotilitas saluran intestinal umum terjadi dan dihubunngkan dengan mutah dan diare.
-    Indicator kebutuhan nutrisi/pemasukan  yang adekuat.

-    Mengurangi stimulus pusat muntah di medulla.






-    Mengurangi ketidaknyamanan yang berhubungan dengan mual/muntah, lesi oral, pengeringan mukosa, dan halitosis.


-    Melibatkan pasien dalam rencana memberikan perasaan control lingkungan.

4
Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan depresi system imun, aktifitas yang tidak terorganisir

Mengidentifikasi /ikut serta dalam prilaku yang mengurangi resiko.
-    Mengidentifikasi /ikut serta dalam prilaku yang mengurangi resiko.
-    Mencapai masa penyembuhan luka/lesi
-    Tidak demam dan bebas dari pengeluaran /sekresi purulen dan tanda-tanda lain dari kondisi infeksi.
Mandiri
-    Cuci tangan sebelum dan sesudah seluruh kontak perawatan dilakukan. Intruksikan kepada pasien/orang terdekat untuk mencuci tangan sesuai indikasi
-    Berikan lingkungan yang bersih dan berventilasi baik. Periksa pengunjung/staf terhadap tanda infeksi dan pertahankan kewaspadaan sesuai indikasi.
-    Diskusikan tingkat dan rasional isolasi pencegahan dan mempertahankan kesehatan pribadi.

Kolaborasi
-    Berikan antibiotic antijamur/agen antimikroba, mis, trimetropim.
Mandiri
-    Mengurangi resiko kontaminasi silang.








-    Mengurangi pathogen pada system imun dan mengurangi kemungkinan pasien mengalami infeksi nosokomial.




-    Meningkatkan kerja sama dengan cara hidup dan berusaha mengurangi rasa terisolasi.

Kolaborasi
-    Menghambat proses infeksi.
















BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Acguired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat menurunnya system kekebalan tubuh yang didapat , disebabkan oleh infeksi human immune deficiency virus (HIV). Virus ini menyerang dan merusak sel-sel limposit T CD 4 sehingga kekebalan tubuh penderita rusak dan rentan terhadap bebrbagai infeksi. AIDS ini bukan satu penyakit saja , tetapi merupakan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh infeksi berbagai jenis mikroorganisme seperti infeksi bakteri, virus, jamur, bahkan timbul keganasan akibat menurunnya daya tahan tubuh penderita.
3.2 SARAN
Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari tentu banyak kekurangan dan kejanggalan baik dalam penulisan maupun penjabaran materi serta penyusunan atau sistematik penyusunan.
Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca semua. Dan penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat member manfaat bagi kita semua.








DAFTAR PUSTAKA

Arief Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta : EGC.
Bruner & Suddarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3. Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta ; EGC.
http://prasetya92metro.blogspot.com/2012/04/askep-hiv-aids.html



No comments:

Post a Comment