BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Kita semua mungkin sudah banyak
mendengar cerita-cerita yang menyeramkan tentang HIV/AIDS. Penyebrangan AIDS
itu berlangsung secara cepat dan mungkin sekarang sudah ada disekitar kita.
Sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan AIDS, bahkan penyakit
yang saat ini belum bisa dicegah dengan vaksin.
Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan
dengan AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu: H =
Human (manusia), I = Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan), V = Virus.
Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sel
kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah
terserang berbagai penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan
gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS
Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum
akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada
penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal dengan
nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit
yang langka yaitu kaposi’s sarcoma (KS). Biasanya penyakit ini baru
muncul dua sampai tiga tahun setelah penderita didiagnosis mengidap AIDS.
Seseorang yang telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia akan sama dengan orang
yang tidak terinfeksi HIV.
Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka
telah tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit ini termasuk
lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat tertular dari satu
orang ke orang lain. Masa
inkubasi adalah periode atau masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam
tubuh (saat penularan) sampai timbulnya penyakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulisan makalah ini
dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.
Secara terperinci tujuan dari penelitian dan penulisan
makalah ini adalah :
1. Mengetahui penyebab AIDS serta bahaya yang ditimbulkan.
1. Mengetahui penyebab AIDS serta bahaya yang ditimbulkan.
2. Mengetahui cara pencegahan HIV / AIDS.
2. Tujuan Khusus
Memberikan informasi kepada
masyarakat tentang bahaya dan akibat dari HIV/AIDS
BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH SINGKAT HIV AIDS
Virus HIV dikenal secara
terpisah oleh para peneliti di Institut Pasteur Perancis pada tahun 1983 dan
NIH yaitu sebuah institut kesehatan nasional di Amerika Serikat pada tahun
1984. Meskipun tim dari Institute Pasteur Perancis yang dipimpin oleh Dr. Luc Montagnie,
yang pertama kali mengumumkan penemuan ini di awal tahun 1983 namun penghargaan
untuk penemuan virus ini tetap diberikan kepada para peneliti baik yang berasal
dari Perancis maupun Amerika. Peneliti Perancis memberi nama virus ini LAV atau
lymphadenopathy associated virus. Tim dari Amerika yang dipimpin Dr.
Robert Gallo menyebut virus ini HTLV-3 atau human T-cell
lymphotropic virus type-3. Kemudian Komite Internasional untuk Taksonomi
Virus memutuskan untuk menetapkan nama human immunodeficiency virus (HIV)
sebagai nama yang dikenal sampai sekarang maka para peneliti tersebut juga
sepakat untuk menggunakan istilah HIV. Sesuai dengan namanya, virus ini
“memakan” imunitas tubuh.
Apa itu HIV?
HIV atau ’Human
Immunodeficiency Virus’,
HIV adalah virus yang menyerang dan merusak kekebalan tubuh pada
manusia, sehingga tubuh tidak bisa melawan infeksi-infeksi yang masuk ke tubuh.
Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan dengan AIDS adalah
suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu: H = Human (manusia), I =
Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan), V = Virus.
Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang
menyerang dan merusak sel kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan
daya tahan dan mudah terserang berbagai penyakit antara lain TBC, diare, sakit
kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang
disebut AIDS, yaitu:
A = Acquired (didapat), I = Immune
(kekebalan tubuh),D = Deficiency (kekurangan), S = Syndrome (gejala). Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum
akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada
penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal dengan
nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit
yang langka yaitu kaposi’s sarcoma (KS).
Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan
sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir dan disebabkan oleh HIV
atau Human Immunodeficiency Virus. AIDS bukan penyakit turunan, oleh
sebab itu dapat menulari siapa saja. Virusnya sendiri bernama Human
Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang
memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan
menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun
penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun
penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
Penyakit ini kadang disebut “infeksi oportunistik”, karena penyakit
ini menyerang dengan cara memanfaatkan kesempatan ketika kekebalan tubuh
menurun sehingga kanker dan infeksi oportunistik inilah yang dapat menyebabkan
kematian. Biasanya penyakit
ini baru muncul dua sampai tiga tahun setelah penderita didiagnosis mengidap
AIDS. Orang yang mengidap KS mempunyai kesempatan hidup lebih lama dibandingkan
orang yang terkena infeksi oportunistik. Akan tetapi belum ada seorang pun yang
diketahui benar-benar sembuh dari AIDS. Seseorang
yang telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia akan
sama dengan orang yang tidak terinfeksi HIV. Apakah seseorang sudah tertular
HIV atau tidak hanya bisa diketahui melalui tes darah. Oleh karena itu 90% dari
pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka telah tertular virus AIDS, yaitu HIV
karena masa inkubasi penyakit ini termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa
penyakit ini sangat cepat tertular dari satu orang ke orang lain. Masa inkubasi
adalah periode atau masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat
penularan) sampai timbulnya penyakit.
Apa Perbedaannya HIV dan AIDS?
Fase HIV adalah fase dimana virus masuk ke
dalam tubuh dan tubuh mulai melakukan perlawanan dengan menciptakan antibodi.
Pada fase ini, sebagian besar orang tidak merasakan gejalanya sehingga disebut
fase tanpa gejala.
Fase AIDS, adalah saat tubuh sudah tidak
mampu melawan penyakit-penyakit yang masuk dan menginfeksi tubuh. Biasanya
dikatakan fase AIDS setalah muncul 2 atau lebih gejala. Misal flu yang sulit
sembuh diiringi mencret dan menurunnya berat badan hingga >10%.Untuk
memudahkan penjelasannya.
Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) dibagi
dalam 4 Stadium perkembangan, yaitu:
a. Stadium awal infeksi HIV, menunjukkan
gejala-gejala seperti : demam, kelelahan, nyeri sendi, pembesaran kelenjar
getah bening. Gejala-gejala ini menyerupai influenza/monokleosis.
b. Stadium tanpa gejala, yaitu stadium
dimana ODHA nampak sehat, namun dapat merupakan sumber penularan infeksi HIV.
Masa ini bisa mencapai 5 hingga 10 tahun, bergantung dengan kekebalan tubuh dan
kesehatan seseorang.
c. Stadium ARC (AIDS Related Complex),
memperlihatkan gejala-gejala seperti demam lebih dari 38oC secara
berkala/terus-menerus, menurunnya berat badan lebih dari 10% dalam waktu 3
bulan, pembesaran kelenjar getah bening, diare/mencret secara
berkala/terus-menerus dalam waktu yang lama tanpa sebab yang jelas, kelemahan
tubuh yang menurunkan aktifitas fisik, berkeringat pada waktu malam hari.
d. Stadium AIDS, akan menunjukkan gejala-gejala
seperti terdapatnya kanker kulit yang disebut sarkoma kaposi, kanker kelenjar
getah bening, infeksi penyakit penyerta misalnya : pneumonia yang disebabkan
oleh pneumocytis carinii, TBC, peradangan otak/selaput otak.
B.
Penyebab HIV/AIDS
Penyebab timbulnya penyakit AIDS belum dapat
dijelaskan sepenuhnya. tidak semua orang yang terinfeksi virus HIV ini
terjangkit penyakit AIDS menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang berperan
di sini. Penggunaan alkohol dan obat bius, kurang gizi, tingkat stress yang
tinggi dan adanya penyakit lain terutama penyakit yang ditularkan lewat alat
kelamin merupakan faktor-faktor yang mungkin berperan di antaranya adalah
waktu.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa HIV secara terus menerus memperlemah
sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang dan menghancurkan
kelompok-kelompok sel-sel darah putih tertentu yaitu sel T-helper.
Normalnya sel T-helper ini (juga disebut sel T4) memainkan suatu
peranan penting pada pencegahan infeksi. Ketika terjadi infeksi, sel-sel ini
akan berkembang dengan cepat, memberi tanda pada bagian sistem kekebalan tubuh
yang lain bahwa telah terjadi infeksi. Hasilnya, tubuh memproduksi antibodi
yang menyerang dan menghancurkan bakteri-bakteri dan virus-virus yang berbahaya.
Selain mengerahkan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi infeksi, sel T-helper
juga memberi tanda bagi sekelompok sel-sel darah putih lainnya yang disebut sel
T-suppressor atau T8, ketika tiba saatnya bagi sistem kekebalan tubuh
untuk menghentikan serangannya. Biasanya kita memiliki lebih banyak sel-sel T-helper
dalam darah daripada sel-sel T-suppressor, dan ketika sistem kekebalan
sedang bekerja dengan baik, perbandingannya kira-kira dua banding satu. Jika
orang menderita penyakit AIDS, perbandingan ini kebalikannya, yaitu sel-sel T-suppressor
melebihi jumlah sel-sel T-helper. Akibatnya, penderita AIDS tidak
hanya mempunyai lebih sedikit sel-sel penolong yaitu sel T-helper
untuk mencegah infeksi, tetapi juga terdapat sel-sel penyerang yang menyerbu
sel-sel penolong yang sedang bekerja.
Selain mengetahui bahwa virus HIV membunuh sel-sel T-helper,
kita juga perlu tahu bahwa tidak seperti virus-virus yang lain, virus HIV ini
mengubah struktur sel yang diserangnya. Virus ini menyerang dengan cara
menggabungkan kode genetiknya dengan bahan genetik sel yang menularinya.
Hasilnya, sel yang ditulari berubah menjadi pabrik pengasil virus HIV yang
dilepaskan ke dalam aliran darah dan dapat menulari sel-sel T-helper
yang lain. Proses ini akan terjadi berulang-ulang. Virus yang bekerja seperti
ini disebut retrovirus.
HIV tidak hanya menyerang
sistem kekebalan tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa virus ini juga
merusask otak dan sistem saraf pusat. Otopsi yang dilakukan pada otak pengidap
AIDS yang telah meniggal mengungkapkan bahwa virus ini juga menyebabkan
hilangnya banyak sekali jaringan otak. Pada waktu yang bersamaan, peneliti lain
telah berusaha untuk mengisolasi HIV dengan cairan cerebrospinal dari
orang yang tidak menunjukkan gejala-gejala terjangkit AIDS. Penemuan ini
benar-benar membuat risau. Sementara para peneliti masih berpikir bahwa HIV
hanya menyerang sistem kekebalan, semua orang yang terinfeksi virus ini tetapi
tidak menunjukkan gejala terjangkit AIDS atau penyakit yang berhubungan dengan
HIV dapat dianggap bisa terbebas dari kerusakan jaringan otak. Saat ini hal
yang cukup mengerikan adalah bahwa mereka yang telah terinfeksi virus HIV pada
akhirnya mungkin menderita kerusakan otak dan sistem saraf pusat.
Penyakit AIDS disebabkan oleh
virus HIV yang menyerang sel-sel Limfosit (sel T helper) yang berfungsi
melindungi tubuh terhadap terjadinya infeksi sehingga daya tahan tubuh
penderita berkurang dan mudah terinfeksi oleh berbagai penyakit
C. Penularan HIV/AIDS
Bagaimana cara mencegah penularan HIV
Pencegahan tentu saja harus dikaitkan dengan cara-cara penularan HIV
seperti yang sudah dikemukakan. Ada beberapa cara pencegahan HIV/AIDS, yaitu :
A. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual,
infeksi HIV terutama terjadi melalui hubungan seksual, sehingga pencegahan AIDS
perlu difokuskan pada hubungan seksual. Untuk ini perlu dilakukan penyuluhan
agar orang berperilaku seksual yang aman dan bertanggung jawab, yakni : hanya
mengadakan hubungan seksual dengan pasangan sendiri (suami/isteri sendiri), kalau
salah seorang pasangan anda sudah terinfeksi HIV, maka dalam melakukan hubungan
seksual perlu dipergunakan kondom secara benar, mempertebal iman agar tidak
terjerumus ke dalam hubungan-hubungan seksual di luar nikah.
B. Pencegahan Penularan Melalui Darah
dapat berupa : pencegahan dengan cara memastikan bahwa darah dan
produk-produknya yang dipakai untuk transfusi tidak tercemar virus HIV, jangan
menerima donor darah dari orang yang berisiko tinggi tertular AIDS, gunakan
alat-alat kesehatan seperti jarum suntik, alat cukur, alat tusuk untuk tindik
yang bersih dan suci hama.
C. Pencegahan penularan dari Ibu-Anak
(Perinatal). Ibu-ibu yang ternyata mengidap virus HIV/AIDS disarankan untuk
tidak hamil
d. Mencegah Penularan Lewat. Alat-Alat Yang
Tercemar Bila hendak menggunakan alat-alat yang menembus kulit dan darah (jarum
suntik, jarum tato, pisau cukur dan lain-lainnya), pastikan bahwa alat-alat
tersebut benar-benar steril. Cara mensterilkan alat-alat tersebut dapat dengan
mencucinya dengan benar. Anda dapat memakai ethanol 70% atau pun pemutih.
Caranya, sedot ethanol dengan jarum suntik tersebut, lalu semprotkan keluar.
Hal ini dilakukan dua kali. Manifestasi AIDS rata-rata timbul 10 tahun sesudah infeksi.
HIV/AIDS tidak menular kecuali :
-melakukan hubungan seks dengan seorang ODHA
-melakukan hubungan seks (homo/hetero seksual)
-melakukan hubungan seks berganti-ganti pasangan
tanpa kondom
-menggunakan satu jarum suntik secara bergantian atau menggunakan jarum bekas
-dari Wanita ODHA melalui kelahiran
-dari Wanita ODHA melalui Air Susu Ibu.
(Virus HIV hidup dan berkembang biak di dalam Darah,Cairan Sperma,Cairan Vagina dan ASI)
Siapapun Bisa terkena AIDS, jika prilakunya beresiko.Penampilan luar tidak menjamin bebas HIV.
ODHA sering terlihat sehat dan merasa sehatJika belum belakukan tes HIV, ODHA tidak tau bahwa dirinya telah tertular HIV dan dapat menularkan HIV kepada orang lain.Tes HIV adalah satu-satunya cara mendapatkan kepastian tertular atau tidak.
-menggunakan satu jarum suntik secara bergantian atau menggunakan jarum bekas
-dari Wanita ODHA melalui kelahiran
-dari Wanita ODHA melalui Air Susu Ibu.
(Virus HIV hidup dan berkembang biak di dalam Darah,Cairan Sperma,Cairan Vagina dan ASI)
Siapapun Bisa terkena AIDS, jika prilakunya beresiko.Penampilan luar tidak menjamin bebas HIV.
ODHA sering terlihat sehat dan merasa sehatJika belum belakukan tes HIV, ODHA tidak tau bahwa dirinya telah tertular HIV dan dapat menularkan HIV kepada orang lain.Tes HIV adalah satu-satunya cara mendapatkan kepastian tertular atau tidak.
Virus HIV Tidak Menular Melalui :
-Keringat, Air liur
-Makanan,Flu/influenza
-Berpelukan
-Makan dengan perabot yang sama
-Bersalaman
-Mandi bersama
-Makanan,Flu/influenza
-Berpelukan
-Makan dengan perabot yang sama
-Bersalaman
-Mandi bersama
-Digigit nyamuk
-Memakai toilet bersama
-Berhubungan Seks dengan menggunakan Kondom yang baik.
-Memakai toilet bersama
-Berhubungan Seks dengan menggunakan Kondom yang baik.
- Ciuman, senggolan, pelukan dan kegiatan
sehari-hari lainnya.
HIV masuk langsung ke
aliran darah untuk dapat hidup dalam
tubuh manusia
* Di luar tubuh manusia HIV sangat cepat mati
* HIV mati oleh air panas, sabun, bahan pencuci hama lain
* HIV tidak dpt menular lewat udara seperti virus lainnya
* Ditubuh manusia HIV bersarang dalam sel darah putih
tertentu yang disebut sel T4
(CD4 = Sel Thelper)
* Sel T4 terdapat pd cairan tubuh maka HIV ditemukan
terutama dalam: darah, air
mani, cairan vagina
* HIV tidak terdapat dalam: urine, faeces, muntahan
* HIV tidak dapat menembus kulit utuh.
D. TANDA-TANDA SESEORANG TERTULAR HIV/AIDS
Gejala-gejala utama AIDS.
Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khusus yang bisa
menandai apakah seseorang telah tertular HIV, karena keberadaan virus HIV
sendiri membutuhkan waktu yang cukup panjang (5 sampai 10 tahun hingga mencapai
masa yang disebut fullblown AIDS). Adanya HIV di dalam darah bisa terjadi tanpa
seseorang menunjukan gejala penyakit tertentu dan ini disebut masa HIV positif.
Bila seseorang terinfeksi HIV untuk pertama kali dan kemudian memeriksakan diri
dengan menjalani tes darah, maka dalam tes pertama tersebut belum tentu dapat
dideteksi adanya virus HIV di dalam darah. Hal ini disebabkan kaena tubuh kita
membutuhkan waktu sekitar 3 - 6 bulan untuk membentuk antibodi yang nantinya
akan dideteksi oleh tes darah tersebut. Masa ini disebut window period (periode
jendela) . Dalam masa ini , bila orang tersebut ternyata sudah mempunyai virus
HIV di dalam tubuhnya (walau pun belum bisa di deteksi melalui tes darah), ia
sudah bisa menularkan HIV melalui perilaku yang disebutkan di atas tadi
Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan
terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik.
Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur
sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada
penderita AIDS HIV mempengaruhi hampir semua organ
tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma
Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan
yang disebut limfoma.
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi
sistemik; seperti demam,
berkeringat
(terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah,
serta penurunan berat badan.[8][9]
Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada
tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup
pasien.
E. Pencegahan HIV/AIDS
Bagi yang belum terinfeksi
Sampai detik ini belum ada vaksin yang sanggup mencegah atau
mengobati HIV AIDS. Namun bukanlah sesuatu yang mustahil untuk
melakukan pencegahan HIV terhadap diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu,
pemahaman terhadap proses penularan merupakan kunci dari pencegahannya. Disini
saya sampaikan tindakan-tindakan untuk mencegah penularan HIV AIDS jika anda
belum terinfeksi HIV AIDS.
Tindakan-tindakan untuk mencegah
penularan HIV AIDS jika anda belum terinfeksi HIV AIDS. Yaitu :
- Pahami HIV AIDS dan ajarkan pada orang lain. Memahami HIV AIDS dan bagaimana
virus ini ditularkan merupakan dasar untuk melakukan tindakan pencegahan
- Ketahui status HIV AIDS patner seks anda.
Berhubungan seks dengan sembarang orang menjadikan pelaku seks bebas ini
sangat riskan terinfeksi HIV, oleh karena itu mengetahui status HIV AIDS
patner seks sangatlah penting.
- Gunakan jarum suntik yang baru dan steril. Penyebaran paling cepat HIV AIDS
adalah melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian dengan orang yang
memiliki status HIV positif, penularan melalui jarum suntik sering terjadi
pada IDU ( injection drug user).
- Gunakan Kondom Berkualitas. Selain membuat ejakulasi lebih
lambat, penggunaan kondom saat berhubungan seks cukup efektif
mencegah penularan HIV AIDS melalui seks.
- Lakukan sirkumsisi / khitan. Banyak penelitian pada tahun 2006 oleh National Institutes of Health (NIH) menunjukkan bahwa pria yang melakukan khitan memiliki resiko 53 % lebih kecil daripada mereka yang tidak melakukan sirkumsisi.
- Lakukan tes HIV secara berkala. Jika anda tergolong orang dengan resiko tinggi, sebaiknya melakukan tes HIV secara teratur, minimal 1 tahun sekali
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
AIDS disebabkan oleh virus yang bernama HIV, Human
Immunodeficiency Virus. Apabila anda terinfeksi HIV, maka tubuh anda akan
mencoba untuk melawan infeksi tersebut. Tubuh akan membentuk “antibodi”, yaitu
molekul-molekul khusus untuk melawan HIV.
Tes darah untuk HIV berfungsi untuk mencari keberadaan
antibodi tersebut. Apabila anda memiliki antibodi ini dalam tubuh anda, maka
artinya anda telah terinfeksi HIV. Orang yang memiliki antibodi HIV disebut
ODHA.
Menjadi HIV-positif, atau terkena HIV, tidaklah sama
dengan terkena AIDS. Banyak orang yang HIV-positif tetapi tidak menunjukkan
gejala sakit selama bertahun-tahun. Namun selama penyakit HIV berlanjut, virus tersebut secara perlahan-lahan
merusak sistem kekebalan tubuh. Apabila kekebalan tubuh anda rusak, berbagai
virus, parasit, jamur, dan bakteria yang biasanya tidak mengakibatkan masalah
dapat membuat anda sangat sakit. Inilah yang disebut “infeksi oportunistik”.
Menurut
pandangan agama HIV / AIDS itu buruk, karena penularannya pun terjadi melalui
cara yang dilarang oleh agama. Salah satunya HIV / AIDS
ditularkan melalui hubungan seks bebas.
B. Saran
Agar kita semua terhindar dari AIDS,
maka kita harus berhati-hati memilih pasangan hidup, jangan sampai kita menikah
dengan pasangan yang mengicap HIV / AIDS, karena selain dapat menular kepada
diri kita sendiri juga dapat menular kepada janin dalam kandungan kita. Kita
juga harus berhati-hati dalam pemakaian jarum suntik secara bergantian dan
tranfusi darah dengan darah yang sudah terpapar HIV.
DAFTAR PUSTAKA
·
Maulanusantara.files.wordpress.com
·
Flexner, C. 1998. HIV-Protease
Inhibitor. N. Engl. J.Med. 338:1281-1293
·
Patrick, A.K. & Potts, K.E.
1998. Protease Inhibitors as Antiviral Agents. Clin. Microbiol. Rev. 11:
614-627
·
Google.com
No comments:
Post a Comment