Darah selalu dihubungkan dengan kehidupan, baik berdasarkan kepercayaan saja maupun atas dasar bukti pengamatan. Penggunaan darah yang berasal dari individu lain dan diberikan secara langsung ke dalam pembuluh darah juga sudah lama pula dilakukan, paling tidak sejak abad pertengahan.pada mulanya, pemberian darah seperti ini dan yang kini dikenal sebagai transfusi tidak dilakukan dengan landasan ilmiah, tidak mempunyai indikasi yang jelas dan dilakukan secara sembarang saja. Tindakan ini lebih banyak dilakukan atas dasar yang lebih bersufat kepercayaan
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
GOLONGAN DARAH
Darah selalu dihubungkan
dengan kehidupan, baik berdasarkan kepercayaan saja maupun atas dasar bukti
pengamatan. Penggunaan darah yang berasal dari individu lain dan diberikan
secara langsung ke dalam pembuluh darah juga sudah lama pula dilakukan, paling
tidak sejak abad pertengahan.pada mulanya, pemberian darah seperti ini dan yang
kini dikenal sebagai transfusi tidak
dilakukan dengan landasan ilmiah, tidak mempunyai indikasi yang jelas dan
dilakukan secara sembarang saja. Tindakan ini lebih banyak dilakukan atas dasar
yang lebih bersufat kepercayaan, misalnya darah sebagai lambing kehidupan.
Indikasi juga tidak je;as, bukan terutama untuk mengobati penyakit atau
memperbaiki keadaan karena pendarahan. Lebih sering hal ini dilakukan untuk tujuan seperti peremajaan jaringan (rejuvenilisasi). Pelaksanaannya juga tidak
didasarkan atass pengetahuan yang cukup. Oleh karena itu, tidak heran appabila
pada masa itu banyak korban karena tindakan yang dilakukan secara sembarang
ini, baik pada donor maupun padda ppenerima darah. Bahkan pernah ada suatu
masa, tepatnya abad ke-17 dan 18, transfuse dilaran dilakukan di Eropa.
Transfuse yang dilakukan
secara bertanggung jawab, dengan tujuan yang jelas dan cara yang benar, baru
dilakukan pada pertengahan abadd kke-19. Meskipun indikasi telah jelas,
kesadaran akan sterilitas juga telah mulai di amalkan, kecelakaan transfuse
tidak dapat dikurangi sampai serendah-rendahnya, walaupun telah jauh berkurang.
Barulah di akhir abad ke-19 dan di awal abad ke-20, fenomena ini dapat dipahami
dengan jelas dan tepat, sehingga tindakan transfuse dapat dilakukan dengn cara
yang jauh lebih aman. Pada masa iti, seorang dokter berkebangsaan Austria dan
bekerja di new York , KARL LANDSTEINER, menemukan
melalui sejumlah besar pengamatan, bahwa
darah manusia yang berasal dari 2 orang yang berbeda tidaklah selalu dapat
dicampur begitu saja tanpa perubahan fisik apapun. Dalam kebanyakan
pengamatan,pencampuran darah yang berasal dari 2 orang yang berbeda akan
menyebabkan timbulnya pengendapan sel-sel darah merah. Peristiwa pengendapan
sel-sel darah merah. Peristiwa pengendapan sel-sel darah merah. Peristiwa
pengendapan sel tersebut dinamai sebagai aglutinasi.
Pengamatan selanjutnya memperlihatkan, bahwa peristiwa ini melibatkan SDM
dan bagian cair dari darah, yaitu serum atau plasma. Serum seseorang tidak
dapat mengendapkan SDM orang itu sendiri atau SDM yng berasal dari orang lain,
yang bila darahnya dicampur dengan darahh orang yang pertama, tidak menyebabkan
pengendapan. Akan tetapi, bila darah dari 2 orang berbeda dicampur dan
aglutinasi terjadi, maka bila serum dari salah satu dari orang tersebut
dicampur dengan SDM dari orang yyang lainnya, akan terjadi aglutinasi. Secara skematis.
Uji aglutinasi
Antigen di dalam reaksi
aglutinasi dapat berupa sel atau partikel , misalnya lateks yang permukaanya
telah diserapi antigen yang dapat larut.ditambahkanya antibody yang homolog
akan menyebabkan terjadinya aglutinasi atau penggumpalan, sehingga
mengakibatkan terbentuknya agregat kasat mata sel-sel ataupun partikel-
partikel itu . terjadinya agluutinasi disebabkan karean antibody berlaku
sebagai sebagai jembatan untuk membentuk jaringan kisi-kisi antibody dan
antigen partikulat sehingga terbentuk gumpalan. Tidaj saja diagnosis penyakit
menular tertentu dapat depertkuat di laboratoorium oleh aglutinasi antigen-
antigen yang di ketahui ( misalnya sel- sel bakteri ) oleh serum penderita,
tetapi biakan bakteri atau mikro organism lain yang tidaj diketahui dapat
dikenali oleh mempunyai serum yang dikenal yang mengandung antibody (
antiserum) di dalam mengaglutinasikan suspensi sel-sel yang tidak di kenal. Hal
ini di sebabkan oleh adanya kekhususan reaksi antigen –antibody. Reaksi
aglutinasi juga digunakan di dalam penggolongan dan penentuan tipe darah
manusia (PELEZAR,Micheal J.dkk, Dasar “Mikrobiologi,1988,Universitas Indonesia
Untuk menentukan
golongan darah seseorang tidak diperlukan biaya yang besar dan relatif mudah
karena hanya memerlukan beberapa tetes dari sampel darah. Sebuah serum anti-A
dicampur dengan satu atau dua tetes sampel darah. Serum lainnya dengan anti-B
dicampurkan pada sisa sampel. Penilaian dilakukan dengan memperhatikan apakan
ada penggumpalan pada salah satu sampel darah tersebut. Sebagai contoh, apabila
sampel darah yang dicampur serum anti-A tersebut menggumpal namun tidak
menggumpal pada sampel darah yang dicampur serum anti-B maka antigen A ada pada
sampel darah tersebut. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sampel darah
tersebut diambil dari orang dengan golongan darah A (Palomar College Behavioral
Sciences Department, 2009).
Golongan Darah
|
Antigen A
|
Antigen B
|
Antibodi Anti-A
|
Antibodi Anti-B
|
A
|
+
|
-
|
-
|
+
|
B
|
-
|
+
|
+
|
-
|
0
|
-
|
-
|
+
|
+
|
AB
|
+
|
+
|
-
|
-
|
Berdasarkan
ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah manusia dibedakan atas dua
kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok orang dengan Rh-positif (Rh+),
berarti darahnya memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan dengan reaksi positif
atau terjadi penggumpalan eritrosit pada waktu dilakukan tes dengan anti-Rh
(antibodi Rh). Kelompok satunya lagi adalah kelompok orang dengan Rh-negatif
(Rh-), berarti darahnya tidak memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan dengan
reaksi negatif atau tidak terjadi penggumpalan saat dilakukan tes dengan
anti-Rh (antibodi Rh).
Menurut
Landsteiner golongan darah Rh ini termasuk keturunan (herediter) yang diatur
oleh satu gen yang terdiri dari 2 alel, yaitu R dan r. R dominan terhadap r sehingga terbentuknya antigen-Rh
ditentukan oleh gen dominan R. Orang Rh+ mempunyai genotip RR atau Rr,
sedangkan orang Rh- mempunyai genotip rr (Beutler,
2006).
Penyebaran golongan darah A,
B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu
pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darahterhadap populasi yang
berbeda-beda. (Anonim. 2009)
Bahan dan alat
Alat :
Ø Pipet tetes
Ø Kaca objek
Ø Lanset
Bahan :
Ø Alcohol 70%
Ø Kapas
Ø Sampel darah
Ø Satu set anti sera untuk system
A-B-O
Tujuan :
Ø Untuk mengetahui macam-macam golongan darah.
Ø Untuk mengetahui adanya aglutinasi
Cara kerja :
1.
Teteskan
masing-masing antigen pada masing-masing kolom kartu golongan darah / sampel
darah
2.
Bersihkan
jari manis dengan kapas beralkohol kemudian ditusuk dengan menggunakan lanset
darah pertama dibuang, darah kedua diteteskan pada mAsing-masing kolom kemudian
diaduk searah jarum jam,
Ø Terjadinya aglutinasi pada kolom A
dan AB maka golongan darah A
Ø Terjadinya aglutinasi pada kolom B
dan AB maka golongan darah B
Ø Terjadinya aglutinasi pada kolom A
dan B, AB maka golongan darah AB
Ø Dan apabila tidak terjadi aglutinasi
pada kolom A dan B dan AB maka golongan darah O.
HASIL PEMERIKSAAN
Dari hasil pemeriksaan golongan darah yang dilakukan oleh mahasiswa maka
didapatkan hasil
Ø Emni fuspita sari adalah O
Ø Enggel septia Yolanda adalah A
Ø Wenny afrimadeni adalah O
Ø Desi puspita sari adalah B
Ø Meliyanti adalah B
Ø Ahmad khoiron adalah B
Ø Hirtha adzan zuhrie adalah B
TABEL HASIL PEMERIKSAAN.
No
|
Nama
|
Hasil pemeriksaan golongan darah
|
1.
|
Emni fuspita Sari
|
O
|
2.
|
Enggel septia yolanda
|
A
|
3.
|
Wenny afrimadeni
|
O
|
4.
|
Desi puspita sari
|
B
|
5.
|
Meliyanti
|
B
|
6.
|
Ahmad khoirun
|
B
|
7.
|
Hirtha adzan zuhrie
|
B
|
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan :
Ø Terjadinya aglutinasi pada kolom A
dan AB maka golongan darah A
Ø Terjadinya aglutinasi pada kolom B
dan AB maka golongan darah B
Ø Terjadinya aglutinasi pada kolom A
dan B, AB maka golongan darah AB
Ø Dan apabila tidak terjadi aglutinasi
pada kolom A dan B dan AB maka golongan darah O.
Dan dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan maka didapatkan hasil bahwa golongan darah dari mahasiswi / mahasiswa
yang bernama:
·
Emni
fuspita sari adalah O
·
Enggel
septia Yolanda adalah A
·
Wenny
afrimadeni adalah O
·
Desi
puspita sari adalah B
·
Meliyanti
adalah B
·
Ahmad
khoiron adlah B
·
Hirtha
adzan zuhrie B
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya,
sebagai berikut:
- Individu
dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A
di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B
dalam serum darahnya. Sehingga, orang
dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang
dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
- Individu
dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
- Individu
dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A
dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal.
Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan
darah kecuali pada sesama AB-positif.
- Individu
dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang
dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama
O-negatif.
- Golongan darah dikelompokkan menjadi 4, yaitu; A,
B, O, dan AB.Penetapan penggolongan darah didasarkan pada ada tidaknya
antigen sel darahmerah A dan B. Individu-individu dengan golongan darah A
mempunyai antigenA yang terdapat pada sel darah merah, individu dengan
golongan darah Bmempunyai antigen B, dan individu dengan golongan darah O
tidak mempunyaikedua antigen tersebut.
Daftar pustaka:
Alrasyid. (2010). Golongan Darah.
17 April 2010. Dibaca pada
http://forum.upi.edu.com
Azmielvita dkk. (2009). Genetika
Dasar. FK UNRI 7 April 2010. Dibaca pada http://yayanakhyar.wordpress.com
Micheal J.dkk, Dasar
“Mikrobiologi,1988,Universitas Indonesia
Nursalam. (2008), Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.
Odokuma dkk. (2007) Distrubution of ABO and
Rhesus Blood Groups In Abraka Delta State, Nigerian Journal of Physiological
Sciences 22 (1-2): 89-9. 13 Oktober 2010. Dibaca pada http://www.bioline.org.br
Pearce. (1979). Anatomi dan
fisiologi untuk Paramedis, Jakarta : PT. Gramedia
Sastroasmoro, S. (2008). Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Klinis, Edisi III., Jakarta: Binarupa Aksara.
Subowo. (2002). Histologi Umum,
Jakarta : Bumi Aksara.
Sugiyono. (2008). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta
No comments:
Post a Comment