Tempat Berbagi Informasi Kesehatan dan Keperawatan

Askep Akteletasis

Atelektasis berkenaan dengan kolaps dari bagian paru. Kolaps ini dapat meliputi subsegmen paru atau seluruh paru. Ataletasis paru dapat terjadi pada wanita dan pria termasuk bayi dan dapat terjadi pada semua usia. Atelektasis lebih sering terjadi pada anak yang lebih muda daripada anak yang lebih tua dan remaja.
     Stenosis dengan penyumbatan efektif dari suatu bronkus mengaktifkan Atelektasis (kolaps) dari suatu lobus dan radiograf akan menunjukkan suatu bayangan yang homogen dan tanfa pengempisan lobus. Secara patologi, hampir selalu ada kelainan-kelainan lain disamping tidak adanya udara pada lobus dan posisi yang disebakannya daripada dinding-dinding alveolar dan bronkeolar.


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Atelektasis berkenaan dengan kolaps dari bagian paru. Kolaps ini dapat meliputi subsegmen paru atau seluruh paru. Ataletasis paru dapat terjadi pada wanita dan pria termasuk bayi dan dapat terjadi pada semua usia. Atelektasis lebih sering terjadi pada anak yang lebih muda daripada anak yang lebih tua dan remaja.
Stenosis dengan penyumbatan efektif dari suatu bronkus mengaktifkan Atelektasis (kolaps) dari suatu lobus dan radiograf akan menunjukkan suatu bayangan yang homogen dan tanfa pengempisan lobus. Secara patologi, hampir selalu ada kelainan-kelainan lain disamping tidak adanya udara pada lobus dan posisi yang disebakannya daripada dinding-dinding alveolar dan bronkeolar.

B. Tujuan
  • Untuk mengetahui pengertian Atelektasis paru
  • Untuk mengetahui etiologi Atelektasis paru
  • Untuk mengetahui patofisiologi Atelektasis paru
  • Untuk mengetahui manifestasi klinis Atelektasis paru
  • Untuk mengetahui pemeriksaan diagnosa Atelektasis paru
  • Untuk mengetahui penatalaksanaan Atelektasis paru
  • Untuk mengetahui komplikasi Atelektasis paru
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    Konsep dasar teori
1.   pengertian
Atelektasis adalah istilah yang berarti “ pengembangan paru –paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru-paru yang terserang tidak mengandung udara dan kolaps ( sylvia A .price, patofisiologi edisi 4, EGS)

            Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernapasan yang sangat dangkal. (www. Atelektasis paru.com)

            Atelektasi adalah suatu kondisi dimana paru-paru tidak dapat mengembang dengan sempurna. (Asuhan Keperawatan Untuk Pasien Dengan Atelektasis BAB 18 )

B. Etiologi
            Penyebab atelektasis ada beberapa, tergantung kepada telektasis itu sendiri :
  • Untuk atelektasis bawaan penyebabnya adalah ketidak sempurnaan pembentukan paru-paru pada saat janin berkembang
  • Untuk atelektasis Resorbsi penyebabnya adalah adanya hambatan pada jalan napas yang mengakibatkan udara dalam alveolus diserap sehingga alveolus mengempis kembali (timbul pada penyakit membran hyaline)
  • Untuk atelektasis didapat (obstruksi) penyebabnya adalah:
1.      Adanya obstruksi total pada jalan napas mulai dari laring sampai dengan bronkiolus
2.      Melemahnya gerakan napas (otot parasternal/diafragma)
3.      Usia
4.      Kondisi tubuh dengan kesadaran menurun
  • Untuk atelektasis didapat (kompresi) atelektasis ini di akibatkan karena adanya tekanan dari luar, baik secara menyeluruh (complete) maupun sebagian (parsial).
C. Patofisiologi
Atelektasis dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Atelektasis Bawaan (Neonatorum)
Atelektasis bawaan adalah atelektasis yang terjadisejak lahir, di mana paru-paru tidak dapat berkembang sempurna. Terjadi pada bayi (aterm/premature) yang dilahirkan dalam kondisi telah meninggal (still born) atau lahir dalam kedaan hidup lalu bertahan hanya beberapa hari dengan pernapasan buruk. Paru-paru tampak padat, kempis, dan tidak berisi udara.
Atelektasis Resorbsi yaitu kondisi bayi yang mampu bernapas dengan baik, tetapi terjadi hambatan pada jalan napas yang mengakibatkan udara dalam alveolus diserap sehingga alveolus mengempis kembali (timbul pada ‘penyakit membran hyaline’).

2. Atelektasis Didapat
Atelektasis didapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Atelektasis Obstruksi
Terjadi akibat adanya obstruksi total pada jalan nafas, mulai dari laring sampai dengan brunkhiolus. Udara dalam alveolus diserap sampai rongga alveolus kolaps. Taktor lain penyebab atelektasis adalah melemahnya gerakan nafas ( otot parestenal/diafragma).
Atelektasis obstruksi dapat terjadi pada pasien dengan:
·         Asma Bronkhial
·         Bronkhitis Kronis
·         Bronkhiektasis
·         Aspirasi benda asing
·         Pasca bedah
·         Aspirasi darah beku
·         Neoplasma Bronkhus

Kondisi lain yang dapat menyebabkan atelektasis obstruksi antara lain : usia (sudah tua atau usia anak-anak) dan kondisi tubuk dengan kesadaran menurun (pengaruh anestesi) yang mengakibatkan kelemahan otot-otot napas sehingga tidak dapat mengeluarkan sumbatan pada jalan napas.
Gejala klinis : Dispnea, Sianosis dan Kolaps, bagian dada yang atelektasis tidak bergerak, dan pernapasan terdorong ke arah yang sakit. Pada pemeriksaan foto toraks didapatkan bayangan padat serta diafragma menonjol ke atas.

b. Atelektasis Kompresi
Terjadi akibat adanya tekanan dari luar. Tekanannya dapat bersifat :
1. Menyeluruh (Complete)
 a. Terjadi bila tekanan besar dan merata.
 b. Terjadi pada : Hidrotoraks, Hemotoraks, Empiema, dan Pneumotoraks.
 c. Terjadi terutama pada bagian basal.
2. Sebagian (Partial)
a. Terjadinya bila tekanan hanya terlokalisasi (setempat)
b. Terjadinya misalnya pada : Tumor dan kardiomegali. 

F. Manifestasi Klinis
  • Gangguan pernapasan
Diakibatkan karena produksi oksigen menurun yang mengakibatkan jaringan dan tubuh kekurangan oksigen sehingga menimbulkan gangguan pernapasan.
  • Nyeri
Terjadi karena adanya penekanan rongga dada oleh alveolus sehingga dapat menyebabkan trauma pada rongga dada sehingga timbul rasa nyeri.

G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiology pada atelektasis dengan penyebab TB paru sering ditemukan adanya infiltrate khas TB Paru dan gambar adanya Elektasis paru.dan terapi anti biotic bergantian seperti sefuroksin, dan sefalosporin.

H. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk memperbaiki ventilasi dan membuang sekresi. Jika atelektasis terjadi sebagai akibat efusi pleura atau pneumotoraks tekanan, cairan atau udara mungkin di buang dengan aspirasi jarum. Jika obstruksi bronchial adalah penyebabnya, obstruksi harus di hilangkan untuk memungkinkan udara memasuki bagian paru tersebut kembali. Jika tindakan perawatan pernapasan tidak berhasil untuk menghilangkan obstruksi, dilakukan broncoskopi. Intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanik mungkin diperlukan. Tindakan yang segera, mengurangi resiko pneumonia dan obses paru.

I. Komplikasi
·      Asthma Bronchiale
·      Bronchotis Chronica
·      Bronchiektasis
·      Aspirasi Benda Asing
·      Keadaan Pasca Bedah
·      Aspirasi Beku Darah (Operasi Rongga Mulut)
·      Neoplasma Bronchus
B.     Konsep Dasar Askep
A. Pengkajian
1.   Identitas Klien
1.      Data biografi
Identitas Klien :
Nama                                 : Tn. A
Umur                                 : 61  tahun
Suku/ bangsa                     : Bengkulu/ Indonesia
Status perkawinan             : Duda
Agama                               : Islam
Pendidikan                        : SMA
Pekerjaan                           : Buruh
Alamat                              : jl. Manggis No.25 Bengkulu
Tanggal masuk RS            : 23 maret 2011
Tanggal pengkajian           : 24 maret 2011
Catatan kedatangan          : datang diantar oleh keluarga

Keluarga dekat yang dapat dihubungi :
Nama                                 : Ny.b                          No Telepon : 085273088056
Pendidikan                                    : SMA
Pkerjaan                            : pedagang
Alamat                              : Jl. Menggis No.25 bengkulu
Sumber informasi              : Pasien, keluarga/ orang terdekat



2. Riwayat Keperawatan
  • Keluhan utama seperti sesak napas
  • Riwayat kesehatan sekarang seperti gelisah, bingung, cemas dan demam
  • Riwayat kesehatan dahulu
Apakah pernah mengalami asma, pneumonia dll.
  • Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada diantara anggota keluarga pasien ada yang mengalami penyakit yang sama dengan pasien.
4. Kebiasaan sehari-hari
a. Biologis
  • Pola makan : frekuensi, jumlah porsi yang habis, cara makan, makanan yang disukai dan tidak disukai.
  • Pola minum : frekuensi
  • Pola tidur : jumlah tidur, kesulitan dalam tidur
  • Aktifitas sehari-hari : Kegiatan yang dilakukan dari bangun tidur sampai mau tidur kembali
b. Psikologis
Keadaan emosi : kondisi psikologis

2. Dasar Data Pengkajian Pasien
1. Aktivitas/Istirahat
 Gejala : Kelemahan, kelelahan
 Tanda : penurunan toleransi terhadap aktivitas
2. Sirkulasi
 Gejala : Riwayat penyakit asma, pneumonia
 Tanda : Sianosis.
3. Intergritas Ego
 Gejala : Ketakutan, gelisah
4. Nyeri/Kenyamanan
 Gejala : Nyeri dada, meningkat gangguan pernapasan dan batuk
 Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit
5. Pernapasan
 Gejala : Kesulitan bernapas
  Riwayat adanya Pneumonia dan Asma
 Tanda : Perkusi                   : bunyi pekak di atas area yang terisi cairan
  Bunyi napas           : menurun atau tak ada (sisi yang terlibat)
  Kulit                       : pucat, sianosis, berkeringat
  Mental                    : gelisah, bingung, cemas
7. Keamanan
 Gejala :  Riwayat pembedahan, adanya trauma dada
   Demam 39,4 C
  Tanda : Berkeringat
   Gemetar
8. Penyuluhan/Pembelajaran
 Gejala : Riwayat mengalami terapioksigen yang berlebihan
 Rencana Pemulangan : Bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan/perawatan   rumah.
9. Pemeriksaan Diagnostik
 Sinar x dada : menyatakan adanya daerah bebas udara di paru-paru
 GDA/nadi oksimetri : Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang  terlibat dan penyakit paru yang ada
 Makroskpis ; Paru-paru yang kolaps tampak cekung, berwarna merah kebiruan, padat, dan pleura pada daerah tersebut mengkerut.
 Mikroskopis : a. Alveolus yang menyempit tampak sebagai celah yang memanjang
                       b. Sumbatan pada pembuluh darah septum alveolus. 


B. Diagnosa Keperawatan
  • Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan adanya  benda asing dalam saluran pernapasan yang menyebabkan sumbatan.
  • Ansietas yang berhubungan dengan perasaan mendekati kematian.
  • Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli atau ke bagian utama      paru..




C.  NCP (Nursing Care Planning)
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan terdapatnya benda asing dalam saluran peranfasan yang menyebabkan penyumbatan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan 3x24 jam, diharapkan pasien dapat mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas jelas dan aspirasi dicegah.
·         Menyatakan/menunjukkan hilangnya dispnea
·         Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/tak ada ronki.
·         Mengeluarkan secret tampak kesulitan.
·         Menunjukkan prilaku untuk memperbaiki/mempertahankan bersihan jalan nafas
·         Kaji kepatenan jalan nafas















·         Evaluasi gerakan dada dan auskultasi untuk bunyi nafas bilateral

·         Obstruksi dapat di sebabkan oleh akumulasi secret, perlengketan mukosa, perdarahan, spasme bronkus, dan/atau masalah dengan posisi trakeostomi/selang endotrakeal
·         Gerakan dada simetri dengan bunyi nafas melalui area paru menunjukkan letak selang tepat/tak menutup jalan nafas. Obstruksi jalan nafas bawah (mis : pneuomonia/atelektasis menghasilkan perubahan pada bunyi nafas seperti ronki, mengi.

Ansietas berhubungan dengan perasaan mendekati kematian
Setelah dilakukan intervensi selama   3x24 jam,diharapkan pasien dapat menerima secara nyata situasi yang nyata.
·         Menyatakan kesadaran terhadap ansietas dan cara sehat untuk mengatasinya.
·         Mengakui dan mendiskusikan takut
·         Tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat di tangani.
·         Observasi peningkatan kegagalan pernafasan, agitasi, gelisah, emosi labil.

·         Pertahankan lingkungan tenang dengan sedikit sedikit rangsangan.
·         Jadwalkan perawatan dan prosedur untuk memberikan periode istirahat tak terganggu.

·         Memburuknya hipoksemia dapat menyebabkan atau meningkatkan ansietas.
·         Menurunkan ansietas dengan meningkatkan relaksasi dan penghematan energy.

Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli atau ke bagian utama paru









 












.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan bunyi nafas bersih/jelas.
·         Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenigasi adekuat GDA dalam rentang normal dan bebas gejala disstres pernapasan.
·         Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam kemampuan/situasi







·         Catat frekuensi dan kedalaman pernafasan, penggunaan otot Bantu, nafas bibir.
·         Auskultasi paru untuk menurunkan adanya bunyi nafas.
·         Observasi sianosis secara menyeluruh pada jaringan hangat, seperti daun telinga, bibir, lidah, dan membrane lidah.

·         Bunyi nafas dapat menurun, tidak sama atau tak ada pada area yang sakit.















·         Penurunan oksigenasi bermakna (desaturasi 5 g hemoglobin) terjadi sebelum sianosis.
  
BAB III
TINJAUAN KASUS
1)      Pengkajian
v  Data Biografi
Nama                                     : Tn. S                                      No.registrasi :
Umur                                                 : 40 Tahun
Suku/bangsa                          : Indonesia
Status perkawinan                 : Sudah Menikah
Agama                                   : Islam
Pendidikan                            : SLTA
Pekerjaan                               : Kuli Bangunan
Alamat                                   : jl. Hibrida 9
Tanggal masuk rumah sakit   : 20 April 2011
Tanggal pengkajian                : 20 April 2011
Catatan kedatangan               : Kursi Roda (  ), Ambulance (  ), Brankar (  )
v  Keluarga terdekat yang dapat dihubungi:
Nama/umur                            : Tn. R/35 Tahun                     No telepon : -
Pendidikan                            : SLTA
Pekerjaan                               : Pedagang  
Alamat                                   : jl. Hibrida Raya
Sumber informasi                  : keluarga pasien


2)      Diagnosa keperawatan
·         Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan adanya  benda asing dalam saluran pernapasan yang menyebabkan sumbatan.
·         Ansietas yang berhubungan dengan perasaan mendekati kematian.
·         Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli atau ke bagian utama paru.



3)      Analisa Data
Nama Klien                 : Tn.S (40 tahun)
Ruang Rawat              : Ruang Anggrek RSUD M.Yunus Bengkulu
Diagnosa Medik          : Atelektasis

No
Data
Etiologi
Masalah
1
DS:
·         Klien mengatakan sesak napas dan batuk
·         Klien mengatakan nyeri di dada
·         Klien mengatakan  badannya terasa lemah

DO :
·         Klien tampak lemah, klien tampak kesulitan bernafas dank lien tampak gelisah
·         TTV:
TD:
ND:
S :                                           
·         A
·         B
·         C
·         D
·         E
·         F


·         Adanya obstruksi total pada jalan napas mulai dari laring sampai dengan bronkiolus
·         Peningkatan produksi secret
Bersihan jalan nafas tidak efektif




           




4)      Nursing care planning(NCP)/Rencana Asuhan Keperawatan
5)      Implementasi dan Evaluasi (SOAP)
E. Implementasi dan Evaluasi
Hari
/tanggal
Diagnosa Keperawatan
Implementasi
Evaluasi
Senin,
20 april 2011
Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan terdapatnya benda asing dalam saluran peranfasan yang   menyebabkan penyumbatan
  • Mengkaji frekuensi/ kedalaman pernafasan        dengan gerakan dada, pernafasan cepat dan dangkal, fromitus penurunan pada kedua paru
  • Mengauskultasi area paru, mencatat area penurunan tidak ada aliran udara dan bunyi nafas krekels, mengi, (wheezing), stridor,
  • Mengajarkan pasien latihan nafas dalam dan batuk efektif, missal: menekan dada dan batuk preaktif sementara duduk tinggi
  • Memberikan obat dan terapi sesuai indikasi serta memberikan O2 tambahan.
S:
  • Klien mengatakan sesaknya sudah banyak berkurang
  • Klien mengatakan sudah dapat bernafas dengan agak lega
O :
  • Klien dapat mempertahankan jalan nafas dengan bunyi nafas yang jernih dan ronchi
  • Klien memperlihatkan tingkah laki mempertahankan jalan nafas
A : tujuan tercapai
  • Klien dapat mempertahankan jalan nafas dengan bunyi nafas yang jernih dan ronchi, tidak ada sumbatan, bernafas dengan lega, memoerlihatkan tingkah laku mempertahankan jalan nafas.
P ; intervensi di hentikan
Tanda tangan perawat

Ansietas berhubungan dengan perasaan mendekati kematian
  • Mempertahankan lingkungan yang tenang dengan memenimalkan stimulasi
  • Memberikan teknik relaksasi, mediasi kepada pasien agar bila menerima situasi untuk menanggulangi rasa cemas
S :
  • Klien mengtakan sudah bisa tidur nyenyak dan bisa tenang
  • Klien mengatakan rasa cemas sudah tidak ada dan emosi yang sudah stabil
O :
  • Klien bisa tidur nyenyak
  • Klien sudah tenang dan tidak cemas
A :
  • Tujuan tercapai
  • Klien dapat mengungkapkan perasaan cemasnya secara verbal
  • Klien mengakui dan mendiskusikan ketakutannnya/masalahnya, reasa cemasnya mulai berkurang
  • Klien mampu menunjukkan rentang perasaan yang tepat dan penampilan wajah tampak rileks/istirahat.
P : Intervensi dihentikan.
Tanda tangan perawat

Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli atau ke bagian utama paru









 












  • Mengkaji status pernapasan, peningkatan respirasi atau perubahan pola nafas.
  • Mengobservasi adanya cianosis, somnolen, confusion, apatis, dan ketidakmampuan beristirahat.
  • Memberikan humidifier ksigen dengan masker.
  • Mengawasi review X-Ray dada.







S:
  • Klien mengatakan sudah bisa bernafas dengan normal.
  • Klien mengatakan dapat beristirahat dengan tenang.
O :
  • Klien dapat memperlihatkan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat.
  • Klien bebas dari gejala distress pernafasan
A :
  • Tujuan tercapai
  • Klien dapat memperlihatkan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat dank lien bebas dari gejala distress pernafasan.
P : Intervensi dihentikan







BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Atelektasis adalah suatu keadaan dimana paru-paru tidak dapat mengembang secara sempurna. Penyebab utama penyakit atelektasis adalah obstruksi bronkus. Obstruksi tersebut menganggu jalannya udara dari dan ke alveoli yang normalnya menerima udara melalui bronkus. Udara alveolar yang terperangkap terserap kembali ke pembuluh darah tatapi udara luar tidak dapat  menggantikan udara yang diserap karena obstruksi. Akibatnya, bagian paru yang terisolasi mengalami  kekurangan udara dan ukurannya  menyusut. Hal ini menyebabkan bagian paru lainya( sisanya) mengembang secara berlebihan.
Atelektasis tidak akan menimbulkan dampak yang terlalu besar pada tubuh bila tidak disertai dengan infeksi. Untuk pengobatan Atelektasis paru tanpa infeksi pengobatannya cukup sederhana dan mudah namun, bila disertai infeksi harus diberikan antibiotik.

B. Saran
  • Perawat bisa mengenal dengan cepat ciri-ciri dari Atelektasis.
  • Perawat bisa menangani pasien dengan penyakit Atelektasis dengan cepat, teliti dan terampil.
  • Perawat dapat bekerjasama dengan baik dengan tim kesehatan lain maupun pasien dalam tahap pengobatan. 
DAFTAR PUSTAKA


Brunner dan Suddart. 2002. Keperawatan Medical-Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Volume I.
Fakultas Kedokteran UI. 1973. Patologi Anatomik. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Sylvia A .Price, Patofisiologi   . EGC

No comments:

Post a Comment