BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep
Teori Tentang Penyakit
2.1.1
Pengertian
Suatu
keadaan di mana sel kehilangan kemampuannya dalam mengendalikan kecepatan
pembelahan dan pertumbuhannya. Normalnya,
sel yang mati sama dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel tersebut sudah
mengalami malignansi/ keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus
menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga membentuk tumor atau
berkembang “tumbuh baru” tetapi tidak semua yang tumbuh baru itu bersifat
karsinogen.(Daniele gale 1996).
Kanker
payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara.
Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar
getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel
kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik
T, 2005, hal : 39-40)
Karsinoma
mammae adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola
dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 1984)
2.1.2
Etiologi
Etiologi
kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada
pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
a. Tinggi
melebihi 170 cm
Wanita
yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel
ganas.
b. Masa
reproduksi yang relatif panjang.
c. Menarche
pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
d. Wanita
terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
e. Wanita
yang belum mempunyai anak
Lebih
lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita
yang sudah punya anak.
f. Kehamilan
dan menyusui
Berkaitan
erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
g. Wanita
gemuk
Dengan
menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
h. Preparat
hormon estrogen
Penggunaan
preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
i.
Faktor genetik
Kemungkinan
untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang ibunya
atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46).
2.1.3
Patofisiologi
Kanker
payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan
payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya.
Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas
sesudah masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya
berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya.
Beberapa
tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor yang
mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh
estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal atau dalam
jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada
jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent.
Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormone treatment (endocrine
chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002, hal :
1589)
Sel
tubuh yang normal mengalami degenerasi yang didukung oleh adanya faktor –
faktor karsinogenik seperti peningkatan paparan hormon estrogen dalam tubuh
(menarche kurang dari 12 tahun, menopause lebih dari 50 tahun, penggunaan
therapi estrogen, penggunaan kontrasepsi oral), zat-za kimia radioaktif maupun
adanya riwayat keluarga dengan kanker (genetik).
Sel
yang bergenerasi tesebut mengalami perubahan struktur dan fungsinya, dapat
menjadi sel yang ganas maupun sel yang jinak (tumor). Sel-selyang ganas
tersebutlah yang dinamakan kanker dengan ciri khas bahwa sel tersebut
berkembang lebih cepat dibanding sel normal maupun sel abnormal yang jinak.
Ciri khas lain dari kanker adalah ia dapat bermetastase melalui aliran darah
maupun aliran limfe kejaringan-jaringan lain disekitarnya seperti : paru,
hepar, tulang, ovarium bahkan dapat sampai ke otak.
Metastase juga dapat juga terjadi melalui transplantasi langsung maupun rongga permukaan tubuh.
Metastase juga dapat juga terjadi melalui transplantasi langsung maupun rongga permukaan tubuh.
2.1.4
Manifestasi Klinis
Pada
tahap awal kanker payudara, biasanya tidak merasakan sakit atau tidak ada
tanda-tandanya sama sekali. Namun, ketika tumor semakin membesar, gejala-gejala
di bawah ini mungkin muncul (Anita, 2007).
a. Benjolan
yang tidak hilang atau permanen dan menggumpal, biasanya tidak sakit dan terasa
keras bila disentuh atau penebalan pada kulit payudara atau di sekitar ketiak.
b. Perubahan
ukuran dan bentuk payudara.
c. Kerutan
pada kulit payudara.
d. Keluar
cairan tidak normal dari puting susu yang berupa nanah, darah, cairan encer
atau keluar air susu pada ibu tidak hamil atau tidak sedang menyusui.
e. Pembengkakan
atau adanya tarikan pada puting susu.
2.1.5
Pemeriksaan Penunjang
Menurut
Michael D, dkk (2005), hal : 15-66 pemeriksaan penunjang untuk kanker payudara
meliputi :
a.
Mammagrafi, yaitu pemeriksaan
yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara
dini tumor atau kanker.
b.
Ultrasonografi, biasanya
digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
c.
CT. Scan, dipergunakan untuk
diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
d.
Sistologi biopsi aspirasi jarum
halus
e.
Pemeriksaan hematologi, yaitu
dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah dengan
sendimental dan sentrifugis darah.
2.1.6
Komplikasi
Komplikasi utama adalah metastase jaringan sekitarnya
yang melalui kelenjar limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang
sering terjadi metastase adalah paruparu, pleura, tulang dan hati.
2.1.7
Penatalaksanaan
Menurut
Smeltzer, dkk (2002), hal : 1596 – 1600 penatalaksanaan yang dapat dilakukan
untuk penderita kanker payudara meliputi :
a. Pembedahan
1) Mastektomi
parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai
pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang
terkena).
2) Mastektomi
total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe
dilateral otocpectoralis minor.
3) Mastektomi
radikal yang dimodifikasi Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan
aksial
a. Mastektomi
radikal Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh
isi aksial.
b. Mastektomi
radikal yang diperluas Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar
limfe mamaria interna.
c. Non
pembedahan
1) Penyinaran
Pada
payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker
lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
2) Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
3) Terapi
hormon dan endokrin
Kanker
yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi
adrenalektomi hipofisektomi.
2.2 Konsep
dasar Askep
2.2.1
Pengkajian
1. Data
biografi /biodata
Meliputi
identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis
kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat
2. Riwayat
keluhan utama.
Riwayat
keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus,
kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
3. Riwayat
kesehatan masa lalu
Apakah
pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .
4. Pengkajian
fisik meliputi :
Keadaan
umum
Tingkah
laku
BB
dan TB
Pengkajian
head to toe
5. Pemeriksaan
laboratorium :
6. Pemeriksaan
darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit meningkat jika
ada penyebaran ureum dan kreatinin.
Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
7. Tes
diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar X,
ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.
8. Pengkajian
pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :
a.
Nutrisi
b.
Kebiasaan makan, frekuensi makan,
nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji
riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.
c. Eliminasi
Kebiasaan
BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk RS.
d. Istirahat
dan tidur
Kebiasaan
tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.
e. Personal
hygiene
Frekuensi
mandi dan menggosok gigi dalam sehari
f. Frekuensi
mencuci rambut dalam seminggu
Dikaji
sebelum dan pada saat di RS
g. Identifikasi
masalah psikologis, sosial dan spritual :
1.
Status psikologis
Emosi
biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh, merasa asing
tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.
2.
Status social
Merasa terasing dengan akibat
klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain.
3.
Kegiatan keagamaan
Klien
mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.
9) Klasifikasi
Data
Data
pengkajian :
a.
Data subyektif
Data
yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup hal-hal sebagai
berikut : klien mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan batuk, nafsu makan
menurun, kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat tidur, harapan klien cepat
sembuh, lemah, riwayat menikah, riwayat keluarga.
b.
Data obyektif
Data
yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau penunjang meliputi :
asimetris payudara kiri dan kanan, nyeri tekan pada payudara, hasil pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik.
10) Analisa
Data
Merupakan
proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangan daya pikir yang
berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang sama dengan masalah yang didapat pada
klien.
2.2.2
Diagnosa Keperawatan yang muncul
1) Nyeri
berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2) Gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
3) Kecemasan
berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
4) Gangguan
harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
5) Resiko
infeksi berhubungan dengan luka operasi.
6) Kurangnya
pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi.
7) Gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat.
2.2.3
Nursing Care Planning
Perencanaan
keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan perencanaan perawatan untuk
memenuhi kebutuhan klien yang telah diketahui.
Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi, rasional, implementasi dan evaluasi.
Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi, rasional, implementasi dan evaluasi.
1) Gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
Ditandai
dengan :
DS
: Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke kanan.
DO
: Klien nampak meringis, Klien nampak sesak, Nampak luka di verban pada
payudara sebelah kiri
Tujuan
: Nyeri teratasi.
Kriteria
Hasil :
a) Klien
mengatakan nyeri berkurang atau hilang
b) Nyeri
tekan tidak ada
c) Ekspresi
wajah tenang
d) Luka
sembuh dengan baik
Intervensi
:
a) Kaji
karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.
b) Beri
posisi yang menyenangkan. Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk
rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri.
c) Anjurkan
teknik relaksasi napas dalam. Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi
rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
d) Ukur
tanda-tanda vital Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan
adanya peningkatan nyeri.
e) Penatalaksanaan
pemberian analgetik Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri
sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan.
2) Gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
Ditandai dengan :
Ditandai dengan :
DS
: Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan., Klien mengeluh badan terasa
lemah. Klien tidak mau banyak bergerak.
DO
: Klien tampak takut bergerak.
Tujuan
: Klien dapat beraktivitas
Kriteria
Hasil :
a) Klien
dapat beraktivitas sehari – hari.
b) Peningkatan
kekuatan bagi tubuh yang sakit.
Intervensi
:
3) Kecemasan
berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
Ditandai
dengan :
DS
: Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain. Ekspresi wajah tampak murung.
Tidak mau melihat tubuhnya.
DO
: Klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.
Tujuan
: Kecemasan dapat berkurang.
Kriteria
Hasil :
a) Klien
tampak tenang
b) Mau
berpartisipasi dalam program terapi
Intervensi
:
a) Dorong
klien untuk mengekspresikan perasaannya. Rasional : Proses kehilangan bagian
tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa
depannya.
b) Diskusikan
tanda dan gejala depresi. Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan
kebutuhan dapat dikenali dan diukur.
c) Diskusikan
kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik. Rasional :
Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap, mendekati normal.
4) Gangguan
harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
Ditandai
dengan :
DS
: Klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya
DO
: Klien jarang bicara dengan pasien lain, Klien nampak murung.
Tujuan
: Klien dapat menerima keadaan dirinya.
Kriteria
Hasil :
a) Klien
tidak malu dengan keadaan dirinya.
b) Klien
dapat menerima efek pembedahan.
Intervensi
:
a) Diskusikan
dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya. Rasional :
membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah
b) Tinjau
ulang efek pembedahan Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien
memulai proses adaptasi.
c) Berikan
dukungan emosi klien. Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
d) Anjurkan
keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.
5) Resiko
infeksi berhubungan dengan luka operasi
Ditandai
dengan :
DS
: Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.
DO
: Adanya balutan pada luka operasi, Terpasang drainase, Warna drainase merah
muda
Tujuan
: Tidak terjadi infeksi.
Kriteria
Hasil :
a) Tidak
ada tanda – tanda infeksi.
b) Luka
dapat sembuh dengan sempurna.
Intervensi
:
a) Kaji
adanya tanda – tanda infeksi. Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya
tanda – tanda infeksi sehingga dapat segera diberikan tindakan yang tepat.
b) Lakukan
pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan. Rasional : Menghindari
resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.
c) Lakukan
prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik. Rasional : Untuk menghindari
kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.
d) Penatalaksanaan
pemberian antibiotik. Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak
terjadi proses infeksi.
6) Kurangnya
pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi.
Ditandai
dengan :
DS
: Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
DO
: Ekspresi wajah murung/bingung.
Tujuan
: Klien mengerti tentang penyakitnya.
Kriteria
Hasil :
a) Klien
tidak menanyakan tentang penyakitnya.
b) Klien
dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya.
Intervensi
:
a) Jelaskan
tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan datang.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.
b) Diskusikan
perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan cairan yang
adekuat. Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume
sirkulasi untuk mengingatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.
c) Anjurkan
untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat. Rasional :
Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan meningkatkan
perasaan sehat.
d) Dorong
pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada. Anjurkan
untuk Mammografi. Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang
mengindikasikan terjadinya / berulangnya tumor baru.
7) Gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
Ditandai
dengan :
DS
: Klien mengeluh nafsu makan menurun, Klien mengeluh lemah.
DO
:Setengah porsi makan tidak dihabiskan, Klien nampak lemah, Nampak terpasang
cairan infus 32 tetes/menit, Hb 10,7 gr %.
Tujuan
: kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria
Hasil :
a) Nafsu
makan meningkat
b) Klien
tidak lemah
c) Hb
normal (12 – 14 gr/dl)
Intervensi
:
a) Kaji
pola makan klien Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan
merupakan asupan dalam tindakan selanjutnya.
b) Anjurkan
klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering Rasional : dapat mengurangi
rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi sedikit demi sedikit.
c) Anjurkan
klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi. Rasional : agar menambah nafsu
makan pada waktu makan.
d) Anjurkan
untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau. Rasional : sayuran yang
berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah tenaga.
e) Libatkan
keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien Rasional : partisipasi keluarga dpat
meningkatkan asupan nutrisi untuk kebutuhan energi.
2.2.4 Implementasi
Merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh
perawat dan klien. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan
implementasi keperawatan adalah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana
setelah dilakukan validasi, penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan
teknikal, intervensi harus dilakukan dengan efisien pada situasi yang tepat,
keamanan fisik dan psikollogi dilindungi dan didokumentasi keperawatan berupa
pencatatan dan pelaporan (La Ode Jumadi Gaffar, Skp. ”Pengantar Keperawatan
Profesional” : 65-66)
2.2.5 Evaluasi
Tahapan
evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan
dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian
mengganti rencana perawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses
keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan pasien ke arah pencapaian hasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
I. Identitas
diri klien
Nama
pasien :
Ny “S”
Umur :
41 Th
Pendidikan :
SD
Pekerjaan :
IRT
Agama :
Islam
Alamat :
Jl. Gandaria II
No.
RM :
273723
Diagnosa
medis : Ca
mammae
Tgl
masuk
RS :
18 Mei 2012
Tgl
Pengkajian :
23 Mei 2012
II. Keluhan
utama
Ibu
mengatakan perutnya kembung, mual, tidak mau makan, sejak tadi pagi, payudara
sebelah kiri membesar, dan terasa sakit.
III. Riwayat
penyakit sekarang
Pasien
datang dengan kondisi lemah, tidak mau makan sejak tadi pagi, pusing, mual,
payudara sebelah membesar dan terasa sakit.
IV. Pemeriksaan
tanda-tanda vital
Tekanan
darah :
140/80
mmHg Nadi :
84x/ menit
Suhu :
370C respirasi :
26x/menit
V. Pengkajian
tiga belas Domain Nanda
1. Health
promotion
DS :
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah masuk rumah sakit, klien mengatakan belum
paham tentang penyakitnya dan bertanya kenapa nyeri dan cepat membesar
DO :
Keadaan umum sedang, kesadaran komposmentis, klien tampak meringis, terpasang
infus.
2. Nutrisi
DS :
Klien mengatakan setiap hari makan nasi, sayur dan lauk dengan minum air putih,
terakhir makanan yang dimakan adalah makanan yang diberikan dari Rumah Sakit,
pasien mengaku nafsu makannya kurang baik dan terasa mual, biasanya pasien
makan tiga kali dalam sehari dan minum tujuh gelas.
DO :
Klien badannya agak kurus, warna kulit sawo matang, gerakan ekstremitas atas
dan bawah cepat kembali, kondisi kulit lembab, rambut tumbuh merata.
3. Eliminasi
DS :
klien mengatakan BAB terakhir kemarin sore, dan saat BAB terasa sakit, tetapi
setelah diberikan obat bisa lebih baik dan terakhir BAK tadi pagi.
DO :
Urine berwarna kuning jernih, tidak terpasang DC
4. Aktivitas/
Istirahat
DS :
Pasien mengatakan tidur malam mulai pukul 19.30 WIB – 05.00 WIB. Pasien
mengatakan tidak bisa beraktivitas seperti biasa karena sakit dan terpasang
infus.
DO :
Tingkat ketergantungan klien pada level 3 (Di bantu orang lain). Nadi teraba
teratur 84x/menit, nafas terdengar pendek apabila sakit bertambah.
5. Persepsi/
kognisi
DS :
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan panca indra, pasien mengatakan bahwa
saat ini sedang sakit dan harus kuat menghadapi sakit yang dideritanya.
DO :
Orientasi (waktu, tempat dan orang) baik, panca indra baik, kesadaran
composmentis, menggunakan bahasa jawa dan bahasa indonesia, kalimat mudah
dimengerti.
6. Persepsi
diri
DS :
Klien mengatakan penyakit yang dideritanya sangat berpengaruh terhadap hidupnya
dan terancam kehilangan anggota tubuh sehingga tidak bisa beraktifitas
sehari-hari secara maksimal, klien mengatakan juga merasa malu dan rendah
diridengan keadaannya.
DO :
Ada kontak mata, klien gelisah dan tampak cemas sekali mengeluarkan air mata.
7. Peranan
hubungan
DS :
Klien mengatakan dirumah sebagai ibu rumah tangga, klien sering mengikuti acara
keagamaan dan juga bila waktu luang klien ngobrol-ngobrol dengan tetangga
sekitarnya.
DO :
Hubungan keluarga dan klien tampak baik, tampak selaluklien didampingi oleh
keluarga dan anak-anaknya.
8. Seksualitas
DS :
Klien mengatakan menstruasi setiap sebulan sekali, pasien tidak pernah
mengalami masalah serius dengan menstruasinya. Klien biasa menggunakan alat
kontasepsi oral (pil).
DO :
-
9. Toleransi
koping
DS :
klien mengatakan sangat cemas dengan keadaan dirinya sekarang. Klien merasa
dirinya tidak berharga dan hanya menyusahkan keluarga klien, klen mengatakan
keluarga sangat mendukung kesembuhannya.
DO :
kontak mata kurang, saat diajak bicara tampak gelisah dan bingung, sedih tampak
pasrah, dan sekali pasien tampak berdoa.
10. Prinsif
hidup
DS :
Pasien mengatakan agamanya islam, klien mengatakan sakit sekarang adalah cobaan
agar bisa berbenah diri, pasien akan berusaha semaksimal mungkin melawan cobaan
yang deberikannya.
DO :
Kontak mata kurang, terlihat pasien pasrah dan berdoa.
11. Keselamatan
DS :
Klien mengatakan tidak mempunyai alergi makanan atau obat.
DO :
Suhu : 370C, terpasang infus RL 20 tpm, dan sekali D5% 16 tpm.
12. Kenyamanan
DS :
Klien mengatakan merasa ada yang mengganjal pada payudaranya bagian kiri,
terasa nyeri, nyeri sering muncul dengan lama 5-8 menit. Pasien mengatakan
skala nyeri 4, merasa mual, nyeri tetap terasa seperti tertusuk tusuk.
DO :
tampak gelisah, kurang konsentrasi tampak meringis dan nampak nafas pendek
terengah-engah, kadang-kadang mual.
13. Pertumbuhan/
perkembangan
DS :
-
DO :
-
VI. Riwayat
penanganan
A. Penanganan
yang diberikan di Instalasi rawat Darurat (IRD)
DS :
Tidak ada nafsu makan, perut kembung, nyeri pada payudara kiri.
DO :
Ku sedang, kesadaran komposmentis, GCS E4 V3 M4, Suhu 380C, tekanan
darah 140/80 mmHg, terapi : injeksi dolac 1 ampul, ranitidin 1 ampul, infus D5%
B. Penanganan
yang diberikan dibangsal
Terapi
: Injeksi ranitidin 2x1 ampul, ceftriaxone 2x1gr, dolac 2x1 ampul, infus RL 20
tpm, D5% 16 tpm, rencana operasi tunggu hasil
Hasil
Pemeriksaan Laboraturium
Tanggal :
18 Mei 2012
Tabel
1. Hasil pemeriksaan laboratorium pada Ny. “S” dengan kanker payudara.
Jenis pemeriksaan
|
Hasil
|
Angka normal
|
|
GDS
|
69,2 mg%
|
60 – 120 mg%
|
|
Hematologi
|
BT
|
2
|
-
|
CT
|
4
|
-
|
|
Ginjal
|
Urine
|
13,8 mg%
|
10 – 50mg%
|
Creatinin
|
0,6 mg%
|
0,7 – 1,1mg%
|
Tanggal :23
Mei 2012
Tabel
2. Hasil pemeriksaan laboratorium pada Ny. “S” dengan kanker payudara
Jenis pemeriksaan
|
Hasil
|
Angka normal
|
|||||||||||||
HB
|
13,4 gr%
|
12 – 18 gr%
|
|||||||||||||
Leukosit
|
9800 /m3
|
4300 – 11.400/m3
|
|||||||||||||
KGD/BBS
|
28/50
|
-
|
|||||||||||||
Hemogram
|
|||||||||||||||
Kimia darah
|
SGOT
|
16 µ/I
|
5 – 37 µ/I
|
||||||||||||
SGPT
|
51 µ/I
|
5 – 41 µ/I
|
|||||||||||||
Ginjal
|
Urea
|
20,6 mg/dl
|
10 – 50 mg/dl
|
||||||||||||
Creatinin
|
0,7 mg/dl
|
0,7 – 1,1 mg/dl
|
|||||||||||||
Glukosa
|
105,6 mg/dl
|
60 – 120 mg/dl
|
|||||||||||||
|
Infeksi
Ca : tampak benjolan
sebesar bola tenis, berbenjol-benjol 20x10x10 cm, papila
retraksi
Palpasi
Ca : NT
(+) (-)\(-) (-)/(-)
VII.ANALISA
DATA
Tabel
3. Analisa Data pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara
No
|
Data
|
Etologi
|
Masalah
|
1.
|
DS : Pasien mengatakan nyeri pada payudara
sebelah kiri, nyeri berasa antara 5-8 menit, seperti tertusuk-tusuk, nyeri
tetap.
DO : Massa berdiameter 20x10x10 Cm keluar
keringan dingin, nyeri level 5, nadi 86x/menit, respirasi 24x/menit,
tekanan darah 140/80 mmhg
|
Agen injuri : kimia ( proses tumor).
|
Nyeri akut
|
2.
|
DS : Pasien mengatakan sangat khawatir
tentang penyakitnya dan takut apabila terjadi sampai yang membahayakan.
DO : Pasien tampak cemas, bingung,
menunduk sambul menangis.
|
Status kesehatan
|
Cemas
|
3.
|
DS : Pasien mengatakan malu dengan
keadaan dirinya, mrasa tidak berguna karena keadaanya dan perubahan pada
dirinya.
DO : Bingung, tampak cemas dan tampak malu.
|
Kerusakan fungsional
|
Harga diri rendah
|
3.2 Prioritas masalah
1. Nyeri
akut berhubungan dengan agen injuri, kimia (proses tumor) ditandai dengan
pasien mengatakan nyeri pada payudara sebelah kiri, nyeri terasa antara 5-8
menit. Nyeri seperti ditusuk-tusuk dan daerahnya tetap.massa berdiameter
20x10x10 mmHg
2. Cemas
berhubungan dengan status kesehatan ditandai dengan pasien mengatakan snagat
khawatir tentang penyakitnya dan takut apabila terjadi yang membahayakan.
Pasien tampak cemas, bingung dan menangis.
3. Harga
diri rendah kronis, berhubungan dengan kerusakan fungsional ditandai dengan
pasien mengatakan malu dengan keadaan dirinya, merasa tidak berguna karena
keadaannya dan perubahan pada dirinya, bingung tampak cemas, tampak malu.
3.3 Rencana Asuhan Keperawatan
Nama
pasien :
Ny “S” Ruang :14
Dx :
Ca Mammae No.
Rm : 273723
Alamat :
sengerong, septosari
Tabel
4. Perencanaan Keperawatan pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara
No
|
Hari/ Tgl/ Jam
|
Diagnosa keperawatan
|
NOC
|
NIC
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1.
|
Senin, 23 Mei 2012
|
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri
kimia (Proses tumor).
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam pasien menunjukkan
1) Melaporkan nyeri sudah terkontrol
2) Menggunakan analgetik sesuai dengan
kebutuhan (4)
3) Menggunakan metode non
analgetik untuk mengurangi nyeri (4)
4) Melaporkan nyeri sudah terkontrol
5) Mengenali gejala-gejala nyeri (4)
|
1) Menejemen nyeri
2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3) Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
4) Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
5) Tingkatkan istirahat
6) Kurangi faktor prespitasi.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Cemas berhubungan dengan status kesehatan
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24
jam pasien menunjukkan:
1) Monitor intensitas kecemasan
(4)
2) Menggunakan strategi koping
efektif (4)
3) Menggunakan teknik relaksasi
untuk menurunkan kecemasan (4)
4) Mempertahankan penampilan peran
(4)
5) Menggunakan sport sosial yang
memungkinkan (4)
|
Pengurangan cemas
1) Gunakan pendekatan yang
menenangkan
2) Pahami perspektif pasien
terhadap situasi setres
3) Temani pasien untuk
memberikan keamanan dan mengurangi takut
4) Identifikasi tingkat
kecemasan
5) Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
|
||
Harga diri rendah berhubungan dengan
kerusakan fungsional
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam pasien menunjukkan
1) Body image (4)
2) Sensory function (3)
3) Memelihara kontak dengan sumber
komunitas yang tepat (4)
4) Mengenal kejadian (4)
5) Kemampuan untuk memvalidasi diri
6) Penilaian diri yang akurat
|
Berbicara dengan pasien dengan lambat dan
suara yang jelas
1) Memberikan reinforcementpositif
kepada pasien
2) Instruksikan keluarga untuk mensport
pasien
3) Memberikan arti hidup dan
berguna bagi pasien.
|
3.4. CATATAN
PERKEMBANGAN
Catatan
Perkembangan hari I
Tabel
5. Catatan Perkembangan hari I pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara.
No
|
Hari/ Tgl/ jam
|
Diagnosa keperawatan
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1.
|
Rabu, 25 Mei 2012
07.30 WIB
|
Nyeri akut berhubungan dengan injuri kimia
(proses tumor)
|
08.30 WIB : memberikan analgetik
09.00 WIB : mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalam
11.00 WIB : melakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital
|
S : Pasien mengatakan nyeri mulai berkurang
O : KU baik, analgetik, dulcolax 1 ampil,
infus RL 20 tpm, TD 120/80 mmHg, Nadi 82x/menit, respirasi 22x/
menit.
A : Maslah teratasi sebagian dengan kriteria
hasil mempu mengenal nyeri (4)
P : lanjutkan intervensi
1) Kolaborasi
terapi
2) Teknik
nafas dalam
|
Cemas berhubungan dengan status kesehatan
|
08.20 WIB : Menganjurkan keluarga agar selalu
mendampingi pasien
11.30 WIB : Memotivasi pasien agar yakin
dengan tindakan medis yang diberikan
12.00 WIB :
Menanyakan penyebab kecemasan pasien
|
S : Pasien mengaku cemas dan takut keadaan
dirinya memburuk
O : Klien tampak gelisah, KU sedang, bingung,
kurang konsentrasi.
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1) Menggunakan
strategi koping affektif
2) Mempertahankan
penampilan peran.
|
||
Harga diri rendah berhubungan dengan
kerusakan fungsional
|
08.30 WIB : memberikan dukungan bahwa klien
sangat berarti bagi keluarga
10.00 WIB :
Menginstruksikan keluarga agar mensport
klien
|
S : Pasien mengatakn bahwa dirinya sudah
tidak ada gunanya
O : Bingung kurang konsentrasi , cemas
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1) Body
image
2) Penilaian
diri yang akurat
|
Catatan
Perkembangan Hari Ke II
Tabel
6. Catatan Perkembangan hari ke-II pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara.
No
|
Hari/ Tgl/ jam
|
Diagnosa keperawatan
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1.
|
Kamis, 26 Mei 2012
01.00 WIB
|
Nyeri akut berhubungan dengan injuri kimia
(proses tumor)
|
08.30 WIB : memberikan terapi nyeri
10.00 WIB : mengevaluasi teknik relaksasi
nafas dalam
11.00 WIB : mengurangi faktor penyebab nyeri
|
S : pasien mengatakan nyeri mulai berkurang
O : KU sedang, tampak senang kesadaran
komposmentis.
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
|
Cemas berhubungan dengan status kesehatan
|
08.30 WIB : motivasi pasien agar tidak cemas
10.00 WIB : mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalam
12,00 WIB : mendampingi klien dan memotivasi
|
S : pasien mengatakan cemas sudah mulai bisa
dikurangi
O : Pasien tampak bisa berkonsentrasi,
gelisah berkurang, nadi 82x/menit.
A : masalah teratasi sebagian
P : motivasi klien, kesehatan klien dan
keluarga
Lanjutkan
intervensi .
|
||
Harga diri rendah berhubungan dengan
kerusakan fungsional
|
08.30 WIB : Motivasi klien agartidak takut
09.30 WIB : ajarkan pada keluarga
10.00 Wib evaluasi klien dengan keluarga
bahwa klien sangat berarti
|
S : Klien mengatakan dirinya tidak berharga
O : KU sedang, kesadaran composmentis, tampak
gelisah , Nadi 82x/menit
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi.
|
Catatan
Perkembangan Hari Ke III
Tabel
7. Catatan Perkembangan hari ke-III pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara.
No
|
Hari/ Tgl/ jam
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1.
|
Kamis, 26 Mei 2012 08.00 WIB
|
Nyeri akut berhubungan dengan injuri kimia
(proses tumor)
|
08.30 WIB : memberikan terapi analgetik
09.00 WIB : mengevaluasi teknik relaksasi
nafas dalam
10.30 WIB : mengurangi kebisingan agar nyeri
berkurang
11.40 WIB : melakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital
|
S : Pasien mengatakan nyeri sudah mulai
berkurang
O : KU baik, analgetik dulcolax 1 ampul,
infus Rl 20 tpm, TD 110/80 mmHg Nadi 80x/menit respirasi 22x/menit.
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
|
Cemas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan
|
08.20 WIB : mengurangi faktor penyebab cemas
09.00 WIB : mengajarkan teknik relaksasi
nafas panjang
11.00 WIB : memotivasi klien dan keluarga
|
S : Pasien mengatakan sudah mulai bisa tenang
O : KU sedang gelisah berkurang, respirasi 24x/menit,
nadi 84x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
|
||
Harga diri rendah berhubungan dengan
kerusakan fungsional
|
08.40 WIB : Memotivasi klien bahwaklien
sangat berarti.
10.00 WIB : memberikan penkes kepada keluarga
agar memberikan semangat kepada klien
13.00 WIB :
Mengevaluasi keluarga agar mensport
klien
|
S : klien mengatakan hidupnya sekarang sudah
mulai berarti
O : KU sedang banyak kontak mata dan
konsentrasi
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
|
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Setelah
melakukan asuhan keperawatan pada Ny “S” dengan Kanker Payudara selama
3 hari dari tanggal 23 Mei sampai 26 Mei 2012, penulis mendapatkan pengalaman
yang nyata tentang perawatan pasien dengan Kanker Payudara di Bangsal Cempaka
RSUD M.Yunus Bengkulu.
Pengkajian
yang dilakukan meliputi pengkajian biologis, psikologis, sosial, spiritual.
Dalam melakukan pengkajian penulis tidak mengalami hambatan yang berarti karena
pasien dan keluarganya kooperatif sehingga pasien mau mengungkapkan masalah
yang dihadapi saat itu. Diagnosa ynag muncul pada asuhan keperawatan ini adalah
Nyeri akut behubungan dengan agen injuri kimia; Cemas behubungan dengan statusn
kesehatan; Harga Diri Rendah Kronis berhubungan dengan kerusakan fungsional.
Penulisan rencana keperawatan masing- masing diagnosa berdasrakan teori dan
sesuai dengan kondisi pasein.
Pelaksanaan
keperawawatan pada Ny “S” dengan Kanker Payudara. Evaluasi dari asuhan
keperawatan ini, dari 3 diagnosa yang muncul 3 diagnosa teratasi sebagian.
4.2 Saran
Setelah
mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien
Ny.”S” dengan diagnosa medis kanker Payudara, penulis menyampaikan saran kepada
:
1. Bagi
Akademik
Studi
kasus ini bisa menambah kepustakaan dan sebagai bahan studi bagi mahasiswa
dan bisa menambah wawasan tentang kanker payudara.
2. Bagi
Institusi Rumah Sakit
Bagi
rumah sakit khususnya Rumah sakit RSUD M.Yunus Bengkulu diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang paripurna dengan tidak hanya berfokus kepada
pelayanan klien di Rumah Sakit RSUD M.Yunus Bengkulusaja akan tetapi
persiapan perawatan pasien pulang dengan melibatkan keluarga dalam menanganinya
3. Bagi
Profesi Keperawatan
Memberi masukan dan sumbangan bagi perkembangan ilmu
keperawatan dan profesi keperawatan yang preposional sehingga bisa meningkatkan
asuhan keperawatan yang diberikan.
4. Bagi
Penulis
Bagi penulis agar lebih meningkatkan cara berkomunikasi
dengan klien, sering- sering belajar buku keperawatan medikal
bedah kualitas belajarnya ditingkatkan dan bertanya bila belum
mengerti.
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. 2005.
How Many People Have Breast Cancer. http;//www.cancer.org. Diakses tanggal
20 Juni 2012.
Baradero, M. Dkk. (2008). Seri
Asuhan Keperawatan pada Klien Kanker. Jakarta: EGC.
Bulechek, GM., Butcher, HK.,
& Dochterman, JM. (2008). Nursing Intervention Classification (NIC). 5th,
ed. St Louis. Mosby Elsevier.
Daniele Gale. (1999). Rencana
asuhan keperawatan onkologi (Onkologi Nursing Care Plans). Jakarta: EGC.
Dongoes, Marylinn E.
(2000), Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.
ICN (2005). International
Classification for Nursing Practice. Geneva.
Moorhead, S., Johnson, M., &
Maas, M. (2004). Iowa Outcomes Project. Nursing Outcomes Classification
(NOC).3rd. St Louis. Mosby.
NANDA (2007) Nursing diagnoses:
Definitions and Classification 2007-2008. Philadelphia
Smeltzer. (2002). Buku Ajar
Keperawatan medikal-bedah Brunner & suddarth. Edisi *. Volume 1. Jakarta:
EGC.
WHO (World Health Organization),
2004. Breast Cancer : Prevention and Control. Available from :http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index1.html
Wilkinson. J.M (2007). Nursing
Process and Critical Thinking. 4th ed. New Jersey. Pearson Education.
No comments:
Post a Comment