Tempat Berbagi Informasi Kesehatan dan Keperawatan

Askep CANCER MAMAE

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1  Konsep Teori Tentang Penyakit
2.1.1        Pengertian
Suatu keadaan di mana sel kehilangan kemampuannya dalam mengendalikan kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya. Normalnya, sel yang mati sama dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel tersebut sudah mengalami malignansi/ keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga membentuk tumor atau berkembang “tumbuh baru” tetapi tidak semua yang tumbuh baru itu bersifat karsinogen.(Daniele gale 1996).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)

Karsinoma mammae adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 1984)

2.1.2        Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
a.       Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
b.      Masa reproduksi yang relatif panjang.
c.       Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
d.      Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
e.       Wanita yang belum mempunyai anak
Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
f.       Kehamilan dan menyusui
Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
g.      Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
h.      Preparat hormon estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
i.        Faktor genetik
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46).

2.1.3        Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya.
Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1589)
Sel tubuh yang normal mengalami degenerasi yang didukung oleh adanya faktor – faktor karsinogenik seperti peningkatan paparan hormon estrogen dalam tubuh (menarche kurang dari 12 tahun, menopause lebih dari 50 tahun, penggunaan therapi estrogen, penggunaan kontrasepsi oral), zat-za kimia radioaktif maupun adanya riwayat keluarga dengan kanker (genetik).
Sel yang bergenerasi tesebut mengalami perubahan struktur dan fungsinya, dapat menjadi sel yang ganas maupun sel yang jinak (tumor). Sel-selyang ganas tersebutlah yang dinamakan kanker dengan ciri khas bahwa sel tersebut berkembang lebih cepat dibanding sel normal maupun sel abnormal yang jinak. Ciri khas lain dari kanker adalah ia dapat bermetastase melalui aliran darah maupun aliran limfe kejaringan-jaringan lain disekitarnya seperti : paru, hepar, tulang, ovarium bahkan dapat sampai ke otak.
Metastase juga dapat juga terjadi melalui transplantasi langsung maupun rongga permukaan tubuh.

2.1.4        Manifestasi Klinis
Pada tahap awal kanker payudara, biasanya tidak merasakan sakit atau tidak ada tanda-tandanya sama sekali. Namun, ketika tumor semakin membesar, gejala-gejala di bawah ini mungkin muncul (Anita, 2007).
a.       Benjolan yang tidak hilang atau permanen dan menggumpal, biasanya tidak sakit dan terasa keras bila disentuh atau penebalan pada kulit payudara atau di sekitar ketiak.
b.      Perubahan ukuran dan bentuk payudara.
c.       Kerutan pada kulit payudara.
d.      Keluar cairan tidak normal dari puting susu yang berupa nanah, darah, cairan encer atau keluar air susu pada ibu tidak hamil atau tidak sedang menyusui.
e.       Pembengkakan atau adanya tarikan pada puting susu.

2.1.5        Pemeriksaan Penunjang
Menurut Michael D, dkk (2005), hal : 15-66 pemeriksaan penunjang untuk kanker payudara meliputi :
a.         Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
b.         Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
c.         CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
d.        Sistologi biopsi aspirasi jarum halus
e.         Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

2.1.6        Komplikasi
Komplikasi utama adalah metastase jaringan sekitarnya yang melalui kelenjar limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering terjadi metastase adalah paruparu, pleura, tulang dan hati.

2.1.7        Penatalaksanaan
Menurut Smeltzer, dkk (2002), hal : 1596 – 1600 penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk penderita kanker payudara meliputi :
a.       Pembedahan
1)   Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).
2)   Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe dilateral otocpectoralis minor.
3)   Mastektomi radikal yang dimodifikasi Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial
a.       Mastektomi radikal Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi aksial.
b.      Mastektomi radikal yang diperluas Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.

c.       Non pembedahan
1)   Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
2)   Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
3)   Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.

2.2  Konsep dasar Askep
2.2.1        Pengkajian
1.      Data biografi /biodata
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat
2.      Riwayat keluhan utama.
Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
3.      Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .
4.      Pengkajian fisik meliputi :
Keadaan umum
Tingkah laku
BB dan TB
Pengkajian head to toe
5.      Pemeriksaan laboratorium :
6.      Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.
Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
7.      Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.
8.      Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :
a.                 Nutrisi
b.                Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.

c.       Eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk RS.
d.      Istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.
e.       Personal hygiene
Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari
f.       Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu
Dikaji sebelum dan pada saat di RS
g.       Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spritual :
1.        Status psikologis
Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.
2.        Status social
Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain.
3.        Kegiatan keagamaan
Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.

9)      Klasifikasi Data
Data pengkajian :
a.              Data subyektif
Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup hal-hal sebagai berikut : klien mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan batuk, nafsu makan menurun, kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat tidur, harapan klien cepat sembuh, lemah, riwayat menikah, riwayat keluarga.
b.             Data obyektif
Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau penunjang meliputi : asimetris payudara kiri dan kanan, nyeri tekan pada payudara, hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.

10)  Analisa Data
Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangan daya pikir yang berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang sama dengan masalah yang didapat pada klien.

2.2.2        Diagnosa Keperawatan yang muncul
1)      Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2)      Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
3)      Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
4)      Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
5)      Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
6)      Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
7)      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat.

2.2.3        Nursing Care Planning
Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan perencanaan perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah diketahui.
Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi, rasional, implementasi dan evaluasi.
1)      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
Ditandai dengan :
DS : Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke kanan.
DO : Klien nampak meringis, Klien nampak sesak, Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri
Tujuan : Nyeri teratasi.
Kriteria Hasil :
a)      Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
b)      Nyeri tekan tidak ada
c)      Ekspresi wajah tenang
d)     Luka sembuh dengan baik
Intervensi :
a)      Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.
b)      Beri posisi yang menyenangkan. Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri.
c)      Anjurkan teknik relaksasi napas dalam. Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
d)     Ukur tanda-tanda vital Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri.
e)      Penatalaksanaan pemberian analgetik Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan.
2)      Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
Ditandai dengan :
DS : Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan., Klien mengeluh badan terasa lemah. Klien tidak mau banyak bergerak.
DO : Klien tampak takut bergerak.
Tujuan : Klien dapat beraktivitas
Kriteria Hasil :
a)      Klien dapat beraktivitas sehari – hari.
b)      Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.
Intervensi :
3)      Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
Ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain. Ekspresi wajah tampak murung. Tidak mau melihat tubuhnya.
DO :  Klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.
Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.
Kriteria Hasil :
a)      Klien tampak tenang
b)      Mau berpartisipasi dalam program terapi
Intervensi :
a)      Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya. Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya.
b)      Diskusikan tanda dan gejala depresi. Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali dan diukur.
c)      Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik. Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap, mendekati normal.

4)      Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
Ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya
DO : Klien jarang bicara dengan pasien lain, Klien nampak murung.
Tujuan : Klien dapat menerima keadaan dirinya.
Kriteria Hasil :
a)      Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
b)      Klien dapat menerima efek pembedahan.
Intervensi :
a)      Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya. Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah
b)      Tinjau ulang efek pembedahan Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses adaptasi.
c)      Berikan dukungan emosi klien. Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
d)     Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.
5)      Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi
Ditandai dengan :
DS : Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.
DO : Adanya balutan pada luka operasi, Terpasang drainase, Warna drainase merah muda
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil :
a)      Tidak ada tanda – tanda infeksi.
b)      Luka dapat sembuh dengan sempurna.
Intervensi :
a)      Kaji adanya tanda – tanda infeksi. Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda – tanda infeksi sehingga dapat segera diberikan tindakan yang tepat.
b)      Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan. Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.
c)      Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik. Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.
d)     Penatalaksanaan pemberian antibiotik. Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses infeksi.
6)      Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
Ditandai dengan :
DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
DO : Ekspresi wajah murung/bingung.
Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.
Kriteria Hasil :
a)      Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.
b)      Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya.
Intervensi :
a)      Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan datang. Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.
b)      Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan cairan yang adekuat. Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume sirkulasi untuk mengingatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.
c)      Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat. Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan meningkatkan perasaan sehat.
d)     Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada. Anjurkan untuk Mammografi. Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang mengindikasikan terjadinya / berulangnya tumor baru.
7)      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
Ditandai dengan :
DS : Klien mengeluh nafsu makan menurun, Klien mengeluh lemah.
DO :Setengah porsi makan tidak dihabiskan, Klien nampak lemah, Nampak terpasang cairan infus 32 tetes/menit, Hb 10,7 gr %.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
a)      Nafsu makan meningkat
b)      Klien tidak lemah
c)      Hb normal (12 – 14 gr/dl)
Intervensi :
a)      Kaji pola makan klien Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan asupan dalam tindakan selanjutnya.
b)      Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi sedikit demi sedikit.
c)      Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi. Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.
d)     Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau. Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah tenaga.
e)      Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk kebutuhan energi.

2.2.4   Implementasi
Merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi keperawatan adalah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan teknikal, intervensi harus dilakukan dengan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikollogi dilindungi dan didokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan (La Ode Jumadi Gaffar, Skp. ”Pengantar Keperawatan Profesional” : 65-66)

2.2.5 Evaluasi
Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan pasien ke arah pencapaian hasil.



BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1.  Pengkajian
I.         Identitas diri klien
Nama pasien                : Ny “S”
Umur                           : 41 Th
Pendidikan                  : SD
Pekerjaan                     : IRT
Agama                         : Islam
Alamat                         : Jl. Gandaria II
No. RM                       : 273723
Diagnosa medis           : Ca mammae
Tgl masuk RS              : 18 Mei 2012
Tgl Pengkajian             : 23 Mei 2012
II.      Keluhan utama
Ibu mengatakan perutnya kembung, mual, tidak mau makan, sejak tadi pagi, payudara sebelah kiri membesar, dan terasa sakit.
III.   Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan kondisi lemah, tidak mau makan sejak tadi pagi, pusing, mual, payudara sebelah membesar dan terasa sakit.
IV.   Pemeriksaan tanda-tanda vital
Tekanan darah             : 140/80 mmHg           Nadi                : 84x/ menit
Suhu                            : 370C                          respirasi           : 26x/menit


V.      Pengkajian tiga belas Domain Nanda
1.      Health promotion
DS     : Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah masuk rumah sakit, klien mengatakan belum paham tentang penyakitnya dan bertanya kenapa nyeri dan cepat membesar
DO     : Keadaan umum sedang, kesadaran komposmentis, klien tampak meringis, terpasang infus.
2.      Nutrisi
DS     : Klien mengatakan setiap hari makan nasi, sayur dan lauk dengan minum air putih, terakhir makanan yang dimakan adalah makanan yang diberikan dari Rumah Sakit, pasien mengaku nafsu makannya kurang baik dan terasa mual, biasanya pasien makan tiga kali dalam sehari dan minum tujuh gelas.
DO     : Klien badannya agak kurus, warna kulit sawo matang, gerakan ekstremitas atas dan bawah cepat kembali, kondisi kulit lembab, rambut tumbuh merata.
3.      Eliminasi
DS     : klien mengatakan BAB terakhir kemarin sore, dan saat BAB terasa sakit, tetapi setelah diberikan obat bisa lebih baik dan terakhir BAK tadi pagi.
DO     : Urine berwarna kuning jernih, tidak terpasang DC
4.      Aktivitas/ Istirahat
DS     : Pasien mengatakan tidur malam mulai pukul 19.30 WIB – 05.00 WIB. Pasien mengatakan tidak bisa beraktivitas seperti biasa karena sakit dan terpasang infus.
DO     : Tingkat ketergantungan klien pada level 3 (Di bantu orang lain). Nadi teraba teratur 84x/menit, nafas terdengar pendek apabila sakit bertambah.
5.      Persepsi/ kognisi
DS     : Klien mengatakan tidak ada masalah dengan panca indra, pasien mengatakan bahwa saat ini sedang sakit dan harus kuat menghadapi sakit yang dideritanya.
DO     : Orientasi (waktu, tempat dan orang) baik, panca indra baik, kesadaran composmentis, menggunakan bahasa jawa dan bahasa indonesia, kalimat mudah dimengerti.
6.      Persepsi diri
DS     : Klien mengatakan penyakit yang dideritanya sangat berpengaruh terhadap hidupnya dan terancam kehilangan anggota tubuh sehingga tidak bisa beraktifitas sehari-hari secara maksimal, klien mengatakan juga merasa malu dan rendah diridengan keadaannya.
DO     : Ada kontak mata, klien gelisah dan tampak cemas sekali mengeluarkan air mata.
7.      Peranan hubungan
DS     : Klien mengatakan dirumah sebagai ibu rumah tangga, klien sering mengikuti acara keagamaan dan juga bila waktu luang klien ngobrol-ngobrol dengan tetangga sekitarnya.
DO     : Hubungan keluarga dan klien tampak baik, tampak selaluklien didampingi oleh keluarga dan anak-anaknya.
8.      Seksualitas
DS     : Klien mengatakan menstruasi setiap sebulan sekali, pasien tidak pernah mengalami masalah serius dengan menstruasinya. Klien biasa menggunakan alat kontasepsi oral (pil).
DO     : -
9.      Toleransi koping
DS     : klien mengatakan sangat cemas dengan keadaan dirinya sekarang. Klien merasa dirinya tidak berharga dan hanya menyusahkan keluarga klien, klen mengatakan keluarga sangat mendukung kesembuhannya.
DO     : kontak mata kurang, saat diajak bicara tampak gelisah dan bingung, sedih tampak pasrah, dan sekali pasien tampak berdoa.

10.  Prinsif hidup
DS     : Pasien mengatakan agamanya islam, klien mengatakan sakit sekarang adalah cobaan agar bisa berbenah diri, pasien akan berusaha semaksimal mungkin melawan cobaan yang deberikannya.
DO     : Kontak mata kurang, terlihat pasien pasrah dan berdoa.
11.  Keselamatan
DS     : Klien mengatakan tidak mempunyai alergi makanan atau obat.
DO     : Suhu : 370C, terpasang infus RL 20 tpm, dan sekali D5% 16 tpm.
12.  Kenyamanan
DS     : Klien mengatakan merasa ada yang mengganjal pada payudaranya bagian kiri, terasa nyeri, nyeri sering muncul dengan lama 5-8 menit. Pasien mengatakan skala nyeri 4, merasa mual, nyeri tetap terasa seperti tertusuk tusuk.
DO     : tampak gelisah, kurang konsentrasi tampak meringis dan nampak nafas pendek terengah-engah, kadang-kadang mual.
13.  Pertumbuhan/ perkembangan
DS     : -
DO     : -

VI.   Riwayat penanganan

A.    Penanganan yang diberikan di Instalasi rawat Darurat (IRD)
DS     : Tidak ada nafsu makan, perut kembung, nyeri pada payudara kiri.
DO     : Ku sedang, kesadaran komposmentis, GCS E4 V3 M4, Suhu 380C, tekanan darah 140/80 mmHg, terapi : injeksi dolac 1 ampul, ranitidin 1 ampul, infus D5%
B.     Penanganan yang diberikan dibangsal
Terapi : Injeksi ranitidin 2x1 ampul, ceftriaxone 2x1gr, dolac 2x1 ampul, infus RL 20 tpm, D5% 16 tpm, rencana operasi tunggu hasil
Hasil Pemeriksaan Laboraturium
Tanggal          : 18 Mei 2012
Tabel 1. Hasil pemeriksaan laboratorium pada Ny. “S” dengan kanker payudara.
Jenis pemeriksaan
Hasil
Angka normal
GDS
69,2 mg%
60 – 120 mg%
Hematologi
BT
2
-
CT
4
-
Ginjal
Urine
13,8 mg%
10 – 50mg%
Creatinin
0,6 mg%
0,7 – 1,1mg%

Tanggal          :23 Mei 2012
Tabel 2. Hasil pemeriksaan laboratorium pada Ny. “S” dengan kanker payudara
Jenis pemeriksaan
Hasil
Angka normal
HB
13,4 gr%
12 – 18 gr%
Leukosit
9800 /m3
4300 – 11.400/m3
KGD/BBS
28/50
-
Eos
Bas
Stab
Seg
Limp
Mon
0
0
2
58
38
2

Hemogram
Kimia darah
SGOT
16 µ/I
5 – 37 µ/I
SGPT
51 µ/I
5 – 41 µ/I
Ginjal
Urea
20,6 mg/dl
10 – 50 mg/dl
Creatinin
0,7 mg/dl
0,7 – 1,1 mg/dl
Glukosa
105,6 mg/dl
60 – 120 mg/dl


Infeksi Ca         : tampak benjolan sebesar bola tenis, berbenjol-benjol 20x10x10 cm,   papila retraksi
Palpasi Ca         : NT (+)              (-)\(-)                 (-)/(-)

VII.ANALISA DATA
Tabel 3. Analisa Data pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara
No
Data
Etologi
Masalah
1.                 
DS : Pasien mengatakan nyeri pada payudara sebelah kiri, nyeri berasa antara 5-8 menit, seperti tertusuk-tusuk, nyeri tetap.


DO : Massa berdiameter 20x10x10 Cm keluar keringan dingin, nyeri level 5, nadi 86x/menit, respirasi 24x/menit, tekanan darah 140/80 mmhg
Agen injuri : kimia ( proses tumor).
Nyeri akut
2.       
DS : Pasien mengatakan sangat khawatir tentang penyakitnya dan takut apabila terjadi sampai yang membahayakan.

DO :  Pasien tampak cemas, bingung, menunduk sambul menangis.
Status kesehatan
Cemas
3.      
DS  : Pasien mengatakan malu dengan keadaan dirinya, mrasa tidak berguna karena keadaanya dan perubahan pada dirinya.

DO : Bingung, tampak cemas dan tampak malu.
Kerusakan fungsional
Harga diri rendah


3.2   Prioritas masalah
1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri, kimia (proses tumor) ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pada payudara sebelah kiri, nyeri terasa antara 5-8 menit. Nyeri seperti ditusuk-tusuk dan daerahnya tetap.massa berdiameter 20x10x10 mmHg
2.      Cemas berhubungan dengan status kesehatan ditandai dengan pasien mengatakan snagat khawatir tentang penyakitnya dan takut apabila terjadi yang membahayakan. Pasien tampak cemas, bingung dan menangis.
3.      Harga diri rendah kronis, berhubungan dengan kerusakan fungsional ditandai dengan pasien mengatakan malu dengan keadaan dirinya, merasa tidak berguna karena keadaannya dan perubahan pada dirinya, bingung tampak cemas, tampak malu.

3.3 Rencana Asuhan Keperawatan
Nama pasien                : Ny “S”                      Ruang              :14
Dx                               : Ca Mammae              No. Rm           : 273723
Alamat                         : sengerong, septosari
Tabel 4. Perencanaan Keperawatan pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara
No
Hari/ Tgl/ Jam
Diagnosa keperawatan
NOC
NIC
1
2
3
4
5
1.       
Senin, 23 Mei 2012
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri kimia (Proses tumor).
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien menunjukkan
1) Melaporkan nyeri sudah terkontrol
2) Menggunakan analgetik sesuai dengan kebutuhan (4)
3) Menggunakan metode non analgetik  untuk mengurangi nyeri (4)
4) Melaporkan nyeri sudah terkontrol
5) Mengenali gejala-gejala nyeri (4)
1) Menejemen nyeri
2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3) Ajarkan tentang teknik non farmakologi
4) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
5) Tingkatkan istirahat
6) Kurangi faktor prespitasi.










1
2
3
4
5
Cemas berhubungan dengan status kesehatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam pasien menunjukkan:
1)  Monitor intensitas kecemasan (4)
2)  Menggunakan strategi koping efektif (4)
3)  Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan (4)
4)  Mempertahankan penampilan peran (4)
5)  Menggunakan sport sosial yang memungkinkan (4)
Pengurangan cemas
1)   Gunakan pendekatan yang menenangkan
2)   Pahami perspektif pasien terhadap situasi setres
3)   Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
4)   Identifikasi tingkat kecemasan
5)   Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
Harga diri rendah berhubungan dengan kerusakan fungsional
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien menunjukkan
1) Body image (4)
2) Sensory function (3)
3) Memelihara kontak dengan sumber komunitas yang tepat (4)
4) Mengenal kejadian (4)
5) Kemampuan untuk memvalidasi diri
6) Penilaian diri yang akurat
Berbicara dengan pasien dengan lambat dan suara yang jelas
1)  Memberikan reinforcementpositif kepada pasien
2)  Instruksikan keluarga untuk mensport pasien
3)  Memberikan arti hidup dan berguna bagi pasien.







3.4.  CATATAN PERKEMBANGAN
Catatan Perkembangan hari I
Tabel 5. Catatan Perkembangan hari I pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara.
No
Hari/ Tgl/ jam
Diagnosa keperawatan
Implementasi
Evaluasi
1.       
Rabu, 25 Mei 2012
07.30 WIB
Nyeri akut berhubungan dengan injuri kimia (proses tumor)
08.30 WIB : memberikan analgetik
09.00 WIB : mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
11.00 WIB : melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
S : Pasien mengatakan nyeri mulai berkurang
O : KU baik, analgetik, dulcolax 1 ampil, infus RL 20 tpm, TD 120/80 mmHg, Nadi 82x/menit, respirasi 22x/ menit.
A : Maslah teratasi sebagian dengan kriteria hasil mempu mengenal nyeri (4)
P : lanjutkan intervensi
1)      Kolaborasi terapi
2)      Teknik nafas dalam 
Cemas berhubungan dengan status kesehatan
08.20 WIB : Menganjurkan keluarga agar selalu mendampingi pasien
11.30 WIB : Memotivasi pasien agar yakin dengan tindakan medis yang diberikan
12.00 WIB :
Menanyakan penyebab kecemasan pasien
S : Pasien mengaku cemas dan takut keadaan dirinya memburuk
O : Klien tampak gelisah, KU sedang, bingung, kurang konsentrasi. 
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1)      Menggunakan strategi koping affektif
2)      Mempertahankan penampilan peran.
Harga diri rendah berhubungan dengan kerusakan fungsional
08.30 WIB : memberikan dukungan bahwa klien sangat berarti bagi keluarga
10.00 WIB :
Menginstruksikan keluarga agar mensport klien
S : Pasien mengatakn bahwa dirinya sudah tidak ada gunanya
O : Bingung kurang konsentrasi , cemas
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1)      Body image
2)      Penilaian diri yang akurat

Catatan Perkembangan Hari Ke II
Tabel 6. Catatan Perkembangan hari ke-II pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara.
No
Hari/ Tgl/ jam
Diagnosa keperawatan
Implementasi
Evaluasi
1.       
Kamis, 26 Mei 2012
01.00 WIB
Nyeri akut berhubungan dengan injuri kimia (proses tumor)
08.30 WIB : memberikan terapi nyeri
10.00 WIB : mengevaluasi teknik relaksasi nafas dalam
11.00 WIB : mengurangi faktor penyebab nyeri
S : pasien mengatakan nyeri mulai berkurang
O : KU sedang, tampak senang kesadaran komposmentis.
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Cemas berhubungan dengan status kesehatan
08.30 WIB : motivasi pasien agar tidak cemas
10.00 WIB : mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
12,00 WIB : mendampingi klien dan memotivasi
S : pasien mengatakan cemas sudah mulai bisa dikurangi
O : Pasien tampak bisa berkonsentrasi, gelisah berkurang, nadi 82x/menit.
A : masalah teratasi sebagian
P : motivasi klien, kesehatan klien dan keluarga
      Lanjutkan intervensi .
Harga diri rendah berhubungan dengan kerusakan fungsional
08.30 WIB : Motivasi klien agartidak takut
09.30 WIB : ajarkan pada keluarga
10.00 Wib evaluasi klien dengan keluarga bahwa klien sangat berarti
S : Klien mengatakan dirinya tidak berharga
O : KU sedang, kesadaran composmentis, tampak gelisah , Nadi 82x/menit
A :  masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi.





Catatan Perkembangan Hari Ke III
Tabel 7. Catatan Perkembangan hari ke-III pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara.
No
Hari/ Tgl/ jam
Diagnosa
Keperawatan
Implementasi
Evaluasi
1.       
Kamis, 26 Mei 2012 08.00 WIB
Nyeri akut berhubungan dengan injuri kimia (proses tumor)
08.30 WIB : memberikan terapi analgetik
09.00 WIB : mengevaluasi teknik relaksasi nafas dalam 
10.30 WIB : mengurangi kebisingan agar nyeri berkurang
11.40 WIB : melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
S : Pasien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang
O : KU baik, analgetik dulcolax 1 ampul, infus Rl 20 tpm, TD 110/80 mmHg Nadi 80x/menit respirasi 22x/menit.
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi

Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
08.20 WIB : mengurangi faktor penyebab cemas
09.00 WIB : mengajarkan teknik relaksasi nafas panjang
11.00 WIB : memotivasi klien dan keluarga
S : Pasien mengatakan sudah mulai bisa tenang
O : KU sedang gelisah berkurang, respirasi 24x/menit, nadi 84x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Harga diri rendah berhubungan dengan kerusakan fungsional
08.40 WIB : Memotivasi klien bahwaklien sangat berarti.
10.00 WIB : memberikan penkes kepada keluarga agar memberikan semangat kepada klien
13.00 WIB :
Mengevaluasi keluarga agar mensport klien 
S : klien mengatakan hidupnya sekarang sudah mulai berarti
O : KU sedang banyak kontak mata dan konsentrasi
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
BAB IV
PENUTUP

4.1    KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny “S” dengan Kanker Payudara selama 3 hari dari tanggal 23 Mei sampai 26 Mei 2012, penulis mendapatkan pengalaman yang nyata tentang perawatan pasien dengan Kanker Payudara di Bangsal Cempaka RSUD M.Yunus Bengkulu.
Pengkajian yang dilakukan meliputi pengkajian biologis, psikologis, sosial, spiritual. Dalam melakukan pengkajian penulis tidak mengalami hambatan yang berarti karena pasien dan keluarganya kooperatif sehingga pasien mau mengungkapkan masalah yang dihadapi saat itu. Diagnosa ynag muncul pada asuhan keperawatan ini adalah Nyeri akut behubungan dengan agen injuri kimia; Cemas behubungan dengan statusn kesehatan; Harga Diri Rendah Kronis berhubungan dengan kerusakan fungsional. Penulisan rencana keperawatan masing- masing diagnosa berdasrakan teori dan sesuai dengan kondisi pasein.
Pelaksanaan keperawawatan pada Ny “S” dengan Kanker Payudara. Evaluasi dari asuhan keperawatan ini, dari 3 diagnosa yang muncul 3 diagnosa teratasi sebagian.

4.2     Saran
Setelah mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien Ny.”S” dengan diagnosa medis kanker Payudara, penulis menyampaikan saran kepada :
1.      Bagi Akademik
Studi kasus ini bisa menambah kepustakaan dan sebagai bahan studi bagi mahasiswa dan  bisa menambah wawasan tentang kanker payudara.
2.      Bagi Institusi Rumah Sakit
Bagi rumah sakit khususnya Rumah sakit RSUD M.Yunus Bengkulu diharapkan dapat memberikan pelayanan yang paripurna dengan tidak hanya berfokus kepada pelayanan klien di Rumah Sakit RSUD M.Yunus Bengkulusaja akan tetapi persiapan perawatan pasien pulang dengan melibatkan keluarga dalam menanganinya
3.      Bagi Profesi Keperawatan
Memberi masukan dan sumbangan bagi perkembangan ilmu keperawatan dan profesi keperawatan yang preposional sehingga bisa meningkatkan asuhan keperawatan yang diberikan.
4.      Bagi Penulis
Bagi penulis agar lebih meningkatkan cara berkomunikasi dengan klien, sering- sering belajar buku keperawatan medikal bedah kualitas belajarnya ditingkatkan dan bertanya bila belum mengerti.

DAFTAR PUSTAKA




American Cancer Society. 2005. How Many People Have Breast Cancer. http;//www.cancer.org. Diakses tanggal 20 Juni 2012.
Baradero, M. Dkk. (2008). Seri Asuhan Keperawatan pada Klien Kanker. Jakarta: EGC.
Bulechek, GM., Butcher, HK., & Dochterman, JM. (2008). Nursing Intervention Classification (NIC). 5th, ed. St Louis. Mosby Elsevier.
Daniele Gale. (1999). Rencana asuhan keperawatan onkologi (Onkologi Nursing Care Plans). Jakarta: EGC.
Dongoes, Marylinn E. (2000),  Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.
ICN (2005). International Classification for Nursing Practice. Geneva.
Moorhead, S., Johnson, M., & Maas, M. (2004). Iowa Outcomes Project. Nursing Outcomes Classification (NOC).3rd. St Louis. Mosby.
NANDA (2007) Nursing diagnoses: Definitions and Classification 2007-2008. Philadelphia
Smeltzer. (2002). Buku Ajar Keperawatan medikal-bedah Brunner & suddarth. Edisi *. Volume 1. Jakarta: EGC.
WHO (World Health Organization), 2004. Breast Cancer : Prevention and Control. Available from :http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index1.html
Wilkinson. J.M (2007). Nursing Process and Critical Thinking. 4th ed. New Jersey. Pearson Education.



No comments:

Post a Comment