BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pankreas adalah kelenjar rasemosa besar dan memanjang yang terletak
melintang dibelakang lambung. Diantara limpa dan duodenum. Sekresi eksternalnya
mengandung enzim pencernaan. Sekresi internal pankreas mengandung enzim pencernaan.
Insulin dihasilkan oleh sel-sel beta dan sekresi lainnya glukagon dihasilkan
oleh sel-sel alfa. Sel alfa, beta dan delta membentuk kumpulan disebut pulau
langerhans.
Pankreas memiliki fungsi endokrin dan eksokrin :
Kedua fungsi ini saling berhubungan. Fungsi eksokrin yang utama adalah
untuk memfasilitasi proses pencernaan melalui sekresi enzim-enzim kedalam
duodenum proksimal. Sekreatin dan kolesistikinin, pankreozimin (CCK-P2,
cholestokinin-pankreozymin) merupakan hormon traktus gastrointestinal yang
membantu mencerna zat-zat makanan dengan mengendalikan sekresi pankreas.
Disamping itu faktor-faktor neural juga mempengaruhi sekresi enzim pankreas.
Disfungsi pankreas sedini mungkin harus terjadi sebelum timbul penurunan
sekresi enzim dan gangguan pencernaan protein serta lemak. Sekresi enzim
pankreas yang normal berkisar dari 1500 hingga 2500 ml/hari.
Pertimbangan gerontologi dengan bertambahnya usia terjadi sedikit perubahan
pada ukuran pankreas. Namun demikian pada pasien-pasien yang berusia lebih dari
70 tahun akan mendapat peningkatan penimbunan lemak dan bahan fibrosa dalam
pangkreas, disamping itu dengan bertambahnya usia ditemukan sejumlah perubahan
arterosklerotik yang terlokalisir. Beberapa penelitian menunjukan berkurangnya
laju sekresi pankreas (penurunan sekresi lipase, amilase dan tripsin) dan
menurunkan pengeluaran bikarbonat pada pasien berusia lanjut. Beberapa gangguan
pada proses absorbsi lemak yang normal terjadi bersamaan dengan pertambahan
usia, dan gangguan ini mungkin disebabkan oleh kelambatan dalam pengosongan
lambung serta insufisiensi pankreas. Penurunan absorbsi kalsium semua perubahan
ini membuat kita harus berhati-hati dalam menginterpretasikan hasil
pemerikasaan diagnostik pada lansia normal dan dalam memberi konseling diet .
1.2
Tujuan
1.2.1
Umum
Agar
kita sebagai seorang perawat mengetahui bagaimana cara kita dalam merawat
seseorang yang menderita penyakit pankreastitis.
1.2.2
Khusus
v
Untuk mengetahui
definisi pankreastitis.
v
Untuk mengetahui
etiologi pankreastitis.
v
Untuk mengetahui klasifikasi
pankreastitis.
v
Untuk mengetahui
patofisiologi pankreastitis.
v
Untuk mengetahui WOC pankreastitis.
v
Untuk mengetahui
manifestasi pankreastitis.
v
Untuk mengetahui
penatalaksanaan pankreastitis.
v
Untuk mengetahui
komplikasi pankreastitis.
v
Untuk mengetahui konsep
askep teori pankreastitis.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep
Dasar Teori
Pankreas adalah kelenjar majemuk bertandan, strukturnya
sangat mirip dengan kelenjar ludah.
ü
Kepala
pankreas yang paling lebar, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di
dalam lekukan duodenum.
ü
Badan
pankreas merupakan bagian utama pada orga itu dan letaknya di lambung.
ü
Ekor
pankreas adalah bagian yang runcing di sebelah kiri dan sebenarnya menyentuh
limfa.
2.2 Defenisi
Pankreatitis adalah reaksi peradangan pankreas. Pankreatitis (inflamasi
pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas yang
dapat berkisar dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga
penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi dengan
pengobatan. Terdapat beberapa teori tentang penyebab atau mekanisme terjadinya
pankreatitis yang pada umumnya dapat dikatakan sebagai otodigesti pankreas.
Umumnya semua teori ini menyatakan bahwa duktus pankaretis tersumbat disertai
oleh hipersekresi enzim-enzim eksotrin dari pankreas. Enzim-enzim ini memasuki
saluran empedu serta diaktifkan disana dan kemudian bersama-sama getah empedu
mengalir balik (refluksi) ke dalam duktus pankreatis sehingga terjadi
pankreatitis.
Pankreastitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan
nyeri di mana enzim pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan
autodigestif dari pankreas. (Doengoes, 2000;558)
Pankreastitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit
yang serius pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari
kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan
dengan cepat dan fatalyang tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan.
Terdapat
beberapa teori tentang penyebab dan mekanisme terjadinya pankreastitis yang
umumnya dinyatakan sebagai otodigesti pankreas.
Teori ini menyatakan bahwa duktus pankreastikus
tersumbat, disertai oleh hipersekresi enzim-enzim eksokrin dari pankreas
tersebut.
Enzim-enzim ini
memasuki saluran empedu serta diaktifkan di sana, dan kemudian bersama-sama
getah empedu mengatur balik ke dalam duktus pankreastikus sehingga terjadi
pankreastitis. (Brunner
& Suddarth,2001).
v Klasifikasi Prankreastitis
1. Pankreatitis Akut
Pengertian
:
Pankreatitis akut adalah
inflamasi pada pankreas yang terjadi akibat proses tercernanya organ ini oleh
enzim-enzimnya sendiri. Maksudnya secara normal pankreas dilindungi oleh
enzim-enzim dingestinya sendiri tapi karena terjadi kerusakan bisa
mengakibatkan organ ini tercerna oleh enzim sehingga terjadi inflamasi.
2. Pankreatitis
Kronik
Pengertian :
Pankreatitis kronik merupakan kelainan inflamasi yang
ditandai oleh kehancuran anatomis dan fungsional yang progresif pada pancreas.
2.3 Etiologi
1.
Pankreastitis Akut
Pankreastitis akut atau
inflamasipada pankreas terjadi akibat proses tercernanya organ ini oleh
enzim-enzimnya sendiri, khususnya oleh tripsin. Penderita batu empedu dapat
mengalami pankreastitis. Batu empedu memasuki duktus koledokus dan terperangkap
dalam saluran inipada daerah ampula vater, menyumbat aliran getah pankreas atau
menyebabkan aliran balik getah empedu dari duktus koledokus ke dalam duktus
pankreastikus dan dengan demikian akan mengaktifkan enzim-enzim yang kuat dalam
pankreas.
Kebiasaan mengkonsumsi alcohol
dalam waktu lama merupakan penyebab umum pankreastitis akut, tetapi pasien
biasanya sudah menderita pankreastitis kronik yang tidak terdiagnosis sebelum
pankrestitis akut terjadi.
2.
Pankreastitis Kronik
Konsumsi alcohol pada masyarakat barat dan malnutrisi
yang terdapat diseluruh dunia merupakan penyebab utama pankreatitis kronik.
Konsumsi alcohol dalam waktu lama menyebabkan hiper
sekresi protein dalam skret pancreas. Akibatnya akan terbentuk sumbat protein
dan batu (kalkuli) dalam duktus pankreastikus. Alcohol juga memiliki efek toksik
yang langsung pada sel-sel pancreas.
2.4 Patofisiologi
Dalam keadaan normal pankreas terlindung dari efek
enzimatik enzim digestinya sendiri. Enzim ini disintesis sebagai zimogen yang
inaktif dan diaktivasi dengan pemecahan rantai peptid secara enzimatik. Enzim
proteoloitik (tripsin, kemotripsin, karboksipeptidase, elastase) dan
fospolipase Termasuk dalam kelompok ini. Enzim digestif yang lain seperti
amilase dan lipase disintesis dalam bentuk inaktif, disimpan dalam bentuk in
aktif dan disimpan dalam butir zimogen sehingga terisolasi oleh membran
fosfolipid didalam sel asinin
Selain itu terdapat inhibitor didalam jaringan
pankreas. Cairan pankreas dan serum sehinggga dapat mengaktifasi protoase yang
diaktifasi terlalu dini. Dalam proses aktifasi enzim didalam pankreas peran
penting terletak pada tripsin yang mengaktifasi semu zimogen pankreas yang
terlihat dalam yang terlihat dalam proses auto digesti (kemotripzinogen,
proelastase, fosfolipase A).
Hanya lipase
yang aktif yang tidak tergantung pada tripsin. Aktifasi zimogen secara normal dimulai dari enterokinase di duodenum. Ini
mengakibatkan mulanya aktivasi tripsin yang kemudian mengaktivasi zimogen yang
lain.
Jadi diduga bahwa aktifasi dini
tripsinogen menjadi tripsin adalah pemicu bagi kaskade auto digestif pankreas.
Keadaan-keadaan lain yang jarang di temukan sebagai
penyebab pankreastikus adalah infeksi bakteri.
Pankreastitis akut
dapat terjadi setelah pembedahan pankreas atau pada bagian di dekat pankreas
atau setelah pelaksanaan instrumentasi pada duktus pankreastikus.
2.6 Manifestasi
1. Pankreastitis
Akut
Nyeri abdomen yang hebat
merupakan gejala utama pankreatitis yang menyebabkan pasien datang ke rumah
sakit. Rasa sakit dan nyeri tekan pada abdomen yang disertai nyeri punggung
terjadi akibat iritasi dan edema pada pankreas yang mengalami inflamasi
tersebut sehingga memicu rangsangan pada ujung saraf. Peningkatan tekanan pada
kapsul pankreas dan obstruksi duktus pankreatikus juga menimbulkan rasa sakit.
Secara khas rasa sakit timbul pada bagian tengah ulu hati. Awitannya sering
bersifat akut dan terjadi 24 jam hingga 48 jam setelah makan atau mengkonsumsi
minuman keras, rasa sakit ini dapat bersifat menyebar dan sulit ditentukan
lokasinya. Umumnya rasa sakit bertambah parah setelah makan dan tidak dapat
diredakan dengan pemberian antacid. Rasa sakit dapat disertai dengan distensi
abdomen yang dapat diraba tapi batasannya tidak jelas. Dan dengan penurunan
peristaltik. Rasa sakit yang disebabkan oleh pankreatitis sering disertai
dengan muntah.
Mual dan muntah
umumnya dijumpai pada pankreatitis akut. Muntah biasanya berasal dari isi
lambung, tetapi juga mengandung getah empedu, gejala parah, ikterus, konfusi,
dan agitasi dapat terjadi. Hipotensi yang terjadi bersifat khas dan
mencerminkan keadaan hipovolema serta syok yang disebabkan oleh kehilangan
sebagian besar cairan yang kaya akan protein karena cairan ini mengalir ke
dalam jaringan dan rongga peritoneum. Pasien dapat mengalami takikardi sianosis
dan kulit yang dingin serta basah disamping gejala hipotensi. Gagal ginjal akut
sering dijumpai pada keadaan ini.
2. Pankreastitis Kronik
Nyeri yang hebat di daerah abdomen bagian atas dan
punggung disertai muntah.
Penurunan berat badan merupakan masalah utama pada
pankreatitis kronik. Lebih dari 75% pasien mengalami penurunan berat badan yang
bermakna yang biasanya disebabkan oleh penurunan asupan makanan akibat
anoreksia atau perasaan takut bahwa makan akan memicu serangan berikutnya.
Malabsorbsi terjadi kemudian pada penyakit tersebut
ketika fungsi pancreas masih terisi 10%. Akibatnya, proses pencernaan bahan
makanan, khususnya protein dan lemak, akan terganggu.
Defekasi menjadi sering dan feses menjadi berbuih
serta berbau busuk karena gangguan pencernaan lemak. Keadaan ini dinamakan
steatore.
Dengan berlanjut proses penyakit. Klasifikasi pada
kelenjar pancreas dan terbentuknya batu kalsium di dalam saluran kelenjar dapat
terjadi.
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis pankreatitis ditegakan
berdasarkan riwayat nyeri abdomen. Adanya factor-faktor resiko yang diketahui
pemeriksaan fisik dan hasil-hasil pemeriksaan diagnostik dipilih.
Kadar amilase dan lipase serum
digunakan untuk menegakkan diagnosis pankreatitis akut. Kadar puncak amylase
serum mencapai puncak dalam waktu 24 jam disertai penurunan cepat nilai normal
dalam waktu 48 sampai 72 jam, kadar lipase serum meningkat sesudah 48 jam akan
tetap tinggi selama 5 sampai 7 hari. Kadar amilase urin juga mengalami kenaikan
dan tetap tinggi pada dalam periode waktu yang lebih lama bila dibandingkan
dengan kadar amilase serum. Jumlah sel darah putih biasanya meninggi;
hipoklasemia terdapat pada banyak pasien dan tampaknya berhubungan dengan
beratnya pankreatitis. Hiperglikemia dan glukosuria sementara serta kenaikan
kadar bilirubin serum terjadi pada sebagian penderita pankreatitis akut
Hasil laboratorium lain yang
dapat meningkat pada pankreatitis akut dan digunakan untuk menentukan
intensitas penyakit tersebut adalah fibrinogen, C-reaktive protein, peptide
pengaktif tripsinogen dan elastase PMN.
Nilai hematokrit dan hemoglobim
di gunakan untuk memantau adanya pendarahan .Cairan peritoneum yang dapat
diambil lewat parasentesis atau bilas peritoneum dapat mengandung enzim-enzim
pankreas dengan kadar yang meningkat. Fases pasien pankreas tampak sangat
banyak berwarna pucat dan berbau busuk kandungan lemaknya berfariasi antara 50%
dan 90%, normalnya kandungan lemak yaitu 20%.
Foto Rontgen abdomen dan toraks
dibuat untuk membedakan pankreatitis deangn kelainan lain yang dapat
menimbulkan gejala serupa dan untuk mendeteksi kemungkinan timbulnya gejala
serupa dan untuk mendeteksi kemungkinan timbulnya efusi pleura.
Pemeriksan USG dan Pemidai CT
dengan kantras dilakukan untuk mengidentifiaksi peningkatan diameter pankreas
dan mendeteksi keberadaan kista, abses atau pseudokista pada pankreas.
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien
pankreatitis akut bersifat simtomatik dan ditujukan untuk mencegah atau
mengatasi komplikasi. Semua asupan per oral harus dihentikan untuk menghambat
stimulasi dan sekresi pankreas. Pelaksanaan TPN pada pankreatitis akut biasanya
menjadi bagian terapi yang penting, khususnya pada pasien dengan kedaaan umum
yang buruk, sebagai akibat dari stress metabolic yang buruk. Sebagai stress
metabolic yang menyertai pankreatis akut. Pemasangan NGT dengan pengisapan isi
lambung dapat dilakukan untuk meredam gejala mual dan muntah, mengurangi
distensi abdomen yang nyeri dan ileus paralitik, serta untuk mengeluarkan asam
hidroksida agar asam ini tidak mengalir dalam duodenum serta menstimulasi
pankreas.
1.
Penanganan nyeri
Pemberian obat pada nyeri yang adekuat merupakan
tindakan yang esensial dalam perjalanan penyakit pankreatitis akut karena dapat
mengurangi rasa nyeri dan kegelisahan yang dapat menstimulasi sekresi pankreas.
Pengunaan morfin dan turunannya harus dihindari karena preparat ini dapat
menimbulkan spasme spingter oddi. Pemberian antimentik dapat mencegah
muntah.
2. Perawatan intensif
Koreksi terhadap kehilangan cairan serta darah dan
kadar albumin yang rendah diperlakukan untuk mencegah gagal ginjal akut.
Pemberian insulin mungkin diperlukan bila terdapat hiperglikemia yang berat.
Bilas peritoneum merupakan tindakan yang efektif bagi sebagian penderita
pankareatitis yang berat.
3.
Perawatan respiratorius
Perawatan respiratorius yang agresif sangat diperlukan
karena resiko terjadinya elevasi diagfragma, inflasi seta efusi dalam paru dan
atelektasis cenderung tinggi. Perawatan
respiratorius dapat berkisar dari pemantauan gas arteri yang ketat, pemberian
oksigen dan ventilasi mekanis.
4.
Drainase biller
Pemasangan drain biler dan sten dalam duktus
pankreatikus melalui endoskopi telah dilakukan dengan keberhasilan yang
terbatas. Terapi ini membentuk kembali aliran pancreas dan akibatnya akan
mengurangi rasa sakit dan menaikan berat badan.
5.
Intervensi bedah
Pembedahan dilakukan untuk membatu menegakkan diagnosa
pankareatitis, membentuk kembali drainase pankreas atau untuk melakukan reseksi
atau menegakkan jaringan pankreas yang nekrotik.
2.9
Komplikasi
Berdasarakan dari data-data
pengkajian, komplikasi potensial yang mungkin terjadi mencakup
1. Gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Nekrosis pankreatis.
3. Syok dan
kegagalan oragan multiple.
BAB III
KONSEP DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN
TEORI
3.1 Pengkajian
Riwayat kesehatan difukoskan pada kriteria nyeri
abdomen dan gangguan rasa nyaman yang dialami pasien. Munculnya rasa nyeri dan
lokasinya dan hubungannnya dengan makan dan alkohol serta hasil yang diupayakan
oleh pasien untuk mengurangi rasa nyeri perlu di catat. Setatus cairan dan nutrisi pasien dan riwayat serangan batu empedu serta
konsumsi alkohol harus dikaji.
Sirkulasi
Tanda : Hipertensi (nyeri akut),
hipotensi, dan takikardia (syok hipovolemia atau toksemia.
Edema,
asites.
Kulit pucat,
dingin, berkeringat (vasokonstriksi / perpindahan cairan), ikterik (inflamasi /
obstruksi duktus koledukus), warba niru-hijau kecoklatan di sekitar umbilicus
(tanda Cullen) dari akumulasi darah (pankreatitis hemoragi).
Integritas
ego
Tanda : Agitasi, gelisah, distress,
ketakutan.
Eliminasi
Gejala : Diare, muntah.
Tanda : Sakit abdomen, distensi, dan
nyeri lepas ; kekakuan.
Bunyi usus menurun/tak ada (penurunan peristaltic/ileus)
Warna urine gelap atau coklat,
berbusa (empedu)
Feses busuk, keabua-abuan, dan tak
berbentuk (steatore)
Poliuria (terjadi DM).
Makanan/Cairan
Gejala : Tidak toleran terhadap
makanan, anoreksia, muntah menetap, muntah-muntah.
Penurunan berat badan.
Neurosensori
Tanda : Bingung, agitasi.
Tremor kasar pada ekstremitas (hipokalemia).
Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri abdominal dalam berat yang tak
berhubungan, biasanya terlokasi pada epigastrium dan periumbilikal tetapi dapat
menyebar ke punggung. Timbulnya dapat tiba-tiba dan sering berhubungan dengan
minuman keras atau makan terlalu banyak.
Tanda : Dapat meringkuk dengan kedua tangan di atas
abdomen.
Pernapasan
Tanda : Takipnea, dengan/tanpa
dispnea.
Penurunan kedalaman pernapasan dengan tindakan menekan/tegang.
Rales pada kedua basal (efusi pleura).
Keamanan
Tanda :
Demam.
Seksualitas
Tanda :
Kehamilan (trimester ketiga) degan perpindahan isi abdomen dan penebalan pda
traktus bilier.
Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala :
Riwayat keluarga pankreatitis
Riwayat koletiasis dengan obstruksi duktus koledukus parsial atau penuh;
gastritis, ulkus duodenal, duodenitis; divertikuli; penyakit Crohn; adanya
bedah abdomen (contoh prosedur pada pancreas, traktus bilier, lambung, atau
duodenum), trauma abdomen eksternal.
Pemasukan
alcohol berlebihan.
Pemeriksaan Diagnostik
CT Scan : Menentukan
luasnya edema dan nekrosis.
Foto Abdomen
: Dapat menunjukan dilatasi lubang usus besar berbatasan dengan pancreas atau
faktor pencetus intraabdomen lain, adanya udara bebas intraperitoneal di
sebabkan oleh perforasi atau pembentukan abses, klasifikasi pancreas.
3.2 Diagnosis
Keperawatan
1)
Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi,
edema, distensi pada abdomen.
2)
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah, penurunan pemasukan oral dan
pembatasan diet.
3)
Resiko tinggi kekurangan volume cairan
berhibungan dengan kehilangan cairan berlebihan, muntah, perdarahan dan asupan
cairan tiadak adekuat.
4)
Resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan tidak adekuatnya pertahanan utama : statis cairan tubuh, gangguan
peristaltik, perubahan Ph pada sekresi dan penekanan imun.
No comments:
Post a Comment