Tempat Berbagi Informasi Kesehatan dan Keperawatan

KELAINAN KELENJAR PARATIROID

Hormon Paratiroid
Dalam pemeriksaan, hormone paratiroid berfungsi mempertahankan konsentrasi ion Ca dalam plasma dan mengontrol ekskresi calsium dan fosfat
Peningkatan PTH menyebabkan
Meningkatkan Ca serum dan menurunkan fosfat serum.
Meningkatkan ekskresi dari P tetapi menurunkan ekskresi Ca
Merangsang pelepasan Ca dari tulang
Meningkatkan alkali fosfatase serum bila terjadi perubahan tulang
Mengaktivkan vit D dalam ginjal (25-hydroxycalciferol menjadi 1,25 – dihydroxycholecalciferol)
PTH berupa molekul utuh yang dipecah dalam fragmen2 : frag terminal N (PTH-N), mid-mol (PTH-M) dan frag terminal C (PTH-C). PTH-N & PTH-M memiliki aktivitas biologic. PTH-C tidak sama dengan memiliki aktifitas biologik tapi memiliki T ½ yang lebih panjang, sering sebagai parameter laboratorium. Kontrol dari sekresi melalui mekanisme feedback negatif oleh ion Ca.

Kalsium dalam darah dalam bentuk: ion Ca2+ (50%); Ca terikat protein (40%); senyawa Ca dg sitrat, fosfat (10%).
ORGAN
PTH
KALSITONIN
VIT D
TULANG
GINJAL
USUS
Mobilisasi Ca dan P
Reabsorbsi Ca dan P
Penyerapan Ca dan P
Mobilisasi Ca dan P
Reabsorbsi Ca dan P
-
Transport Ca2+
Reabsorbsi Ca
Penyerapan Ca dan P
Kelinan Hormon Paratiroid
Hipertiroidisme
- primer
- sekunder
- tersier
Hipoparatiroidisme
Pseudohipoparatiroidisme
  1. Hipotiroidisme
Kadar normal hormone paratiroid ( PTH ) rendah dalam darah tali pusat, ia mengikat dua kali pada hari ke-6 sampai mencapai kadar hampir seperti kadar bayi dan anak normal. Hipokalsemia adalah lazim sejak umur 12 – 72 jam, terutama pada bayi prematur, pada bayi dari ibu – ibu diabetes ( hipokalsemia neinatus lambat ). Peran yang dimainkan oleh paratiroid pada bayi hipokalsemia ini tetap harus dijelaskan, meskipun ketidakmatangan fungsional paratiroid pada bayi hipokalsemia ini tetap harus dijelaskan, meskipun ketidakmatangan fungsional paratiroid sering dianggap sebagai faktor patogenesis. Pada kelompok bayi penderita hipokalsemia idiopatik sementara ( umur 1 – 8 minggu) kadar PTH serum jauuh lebih rendah daripada pada bayi normal. Mungkin ketidakmatangan fungsional merupakan manifestasi dari keterlambatan perkembangan enzim yang mengubah bentuk PTH glandular menjadi PTH yang disekresikan.
Hipoparatiroidisme Konginetal Familial
Kelompok ini mempunyai berbagai pola pemindahan telah diuraikan. Pada dua silsilah (pedigree) Amerika Utara yang besar, penyakit ini dipindahkan oleh gen resesif terkait – X. Pada keluaraga ini, mulainya kejang tidak demam secara khas terjadi pada bayi usia 2 minggu – 6 bulan. Tidak adanya jaringan paratiroid setelah pemeriksaan rinci anak laki –laki dengan keadaan ini merupakan defek pada embryogenesis.
Perkawinan orang tua sedarah terjadi hampir semua dari yang terkena. Hipokalsemia berat terjadi pada awal kehidupan, dan tanda – tanda dismorfik termasuk mikrosefali, mata letak dalam, hidung seperti paruh, mikrognathia, dan kuping besar terkulai. Retardasi pertumbuhan intrauterine dan pascanatal berat, dan retardasi mental adalah lazim. Penyebabnya tidak diketahui. Bentuk autosom resesif hipoparatiroidisme yang paling sering terjadi yaitu sebagai kelainan autosom dominan. Bentuk hipoparatiroidisme autosom dominan yang berbeda lainnya disertai dengan tuli sensorineural dan displasia ginjal.
Hipoparatiroidisme Bedah
Penghilangan atau kerusakan kelenjar paratiroid dapat mengkomplikasi tiroidektomi. Hipoparatiroidisme telah terjadi meskipun kelenjar paratiroid telah dikenali dan dibiarkan tidak diganggu pada saat operasi. Hal ini barangkali merupakan akibat dari gangguan pasokan dan edema pasacabedah dan fibrosis.
Pada beberapa keadaan, gejala – gejala dapat berkemban tanpa diketahui dan terus tanpa terdeteksi sampai berbulan – bulan setelah tiroidektomi. Kadang – kadang, bukti pertama hipoparatiroidisme bedah mungkin timbulnya katarak. Stasiun fungsi paratiroid harus secara cermat dimonitor pada semua penderita yang dijadikan sasaran tiroidektomi.
Endapan pigmen besi pada kelenjar paratiroidi ( misalnya thalasemia ) atau tembaga ( misalnya penyakit Wilson ) dapat mengakibatkan hipoparatiroidisme.
Hipoparatiroidisme Idiopatik
Istilah hipoparatiroidisme idiopatik harus dicadangkan pada sisa kecil anak dengan hipoparatiroidisme bila tidak ada mekanisme etiologis yang dikenali. Kebanyakan anak yang mulai terjadi hipoparatiroidisme setelah umur beberapa tahun pertama menderita keadaan autoimun. Beberapa menderita bentuk sindrom DiGeorge yangtidak lengkap atau tipe autosom dominant hipoparatiroidisme familial.
Hipoparatiroidisme Autoimun
Mekanisme autoimun untuk hipoparatiroidisme sangat terkesan dengan ditemukannya antibody paratiroid dan oleh hubungan yang sering dengan gangguan autoimun lain atau antibody non – spesifik. Hipoparatiroidisme autoimun sering disertai dengan penyakit Addison dan Kandidiasis mukokutan kronis. Hubungan dari setidaknya dua dari tiga keadaan ini secara tentatif telah dikelompokkan sebagai penyakit poliglandular autoimun , tipe I.
Seperti penderita dengan sindrom ini memiliki semua ketiga komponen, duapertiga hanya memiliki kelainan terjadi pada anak dibawah 5 tahun, hipoparatiroidisme setelah usia 3 tahun biasanya terjadi sebelum penyakit Addison setelah usia 6 tahun. Berbagai penyakit lain terjadi pada waktu yang berbeda , ini termasuk alopesia areata atau talis, gangguan malabsorbsi , anemia pernisiosa, kegagalan gonad, hepatitis aktif kronis, vitiligo, dan diabetes tergantung insulin. Beberapa dari hubungan ini dapat tidak tampak samapai usia dewasa. Penyakit autoimun tiroid adalah jarang terjadi bersamaan. Penyakit diduga memiliki pewarisan autosom resesif.
  1. Hiperparatiroidisme
Produksi hormone paratiroid yang berlebihan dapat berasal dari defek primer kelenjar paratiroid seperti adenoma atau hyperplasia ( hiperparatiroidisme primer). Lebih sering, peningkatan produksi PTH bersifat kompensasi, biasanya ditujukan untuk memperbaiki keadaan hipokalsemia karena berbagai sebab ( hiperparatiroidisme sekunder ).
Hiperparatiroidisme primer jarang terjadi pada anak. Bila mulainya terjadi pada neonatus, kelainan ini selalu disebabkan oleh hyperplasia menyeluruh pada kelenjar paratiroid, tetapi yang mulai selama anak biasanya akaibat dari adenoma benigna tunggal.
Hiperparatiroidisme neonatus primer telah dilaporkan pada kurang dari 50 bayi. Gejala – gejala berkembang segera setelah lahir dan terdiri dar anoreksia, iritabilitas, letargi, konstipasi, dan gagal tumbuh. Rontgenogram menunjukkan resorpsi tulang periosteum, osteoporosis, dan fraktur patologis. Gejala – gejala mungkin ringan, sembuh tanpa pengobatan, atau mengalami perjalanan yang mematikan dengan cepat jika diagnosis dan pengobatan ditangguhkan. Secara histologis, kelenjar paratiroid terdiri dari hyperplasia difus. Banyak bayi yang terkena berada pada keluarga dengan tanda – tanda klinis dan biokimia hiperkalsemia hipokalsiurik familial ( bayi – bayi ini adalah homozigot untuk mutasi pada gena reseptor pengindra – Ca 2+ seseorang dengan satu kopi mutasi ini menunjukkan hiperkalsemia hipokalsiurik familial autosom dominant.
Hiperparatiroidisme masa anak biasanya menjadi nampak setelah berusia 10 tahun dan paling sering disebabkan oleh adenoma tunggal. Ada banyak keluarga yang tiga atau lebih anggotanya menderita hiperparatiroidisme. Pada kasus hiperparatiroidisme autosom dominant demikian, kebanyakan dari anggota keluarga yang terkena adalah orang dewasa, tetapi anak yang terlibat pada sekitar sepertiga turunannya ( pedigree). Beberapa penderita yang terkena dalam keluarga ini tidak bergejala dan hanya terdeteksi dengan penelitian yang cermat. Pada beberapa keluarga, hiperparatiroidisme juga terjadi sebagai bagian dari susunan yang dikenal sebagai sindrom neoplasia endokrin multiple ( NEM ).
Hiperparatiroidisme neonatus sementara telah terjadi pada sebagian kecil bayi yang lahir dari ibu dengan hipoparatiroidisme ( idiopatik atau bedah ) atau dengan pseudohipoparatiroidisme. Pada setiap kasus, penyakit ibu ini belum terdiagnosis atau diobati secara tidak cukup selam kaehamilan. Penyebab keadaan ini adalah pemjanan intrauteri kronis terhadap hipokalsemia dengan akibat hyperplasia kelenjar paratiroid janin. Pada bayi baru lahir, manifestasinya melibatkan terutama tulang dan penyembuhan terjadi antara 4 dan 7 bulan.
  1. Pseudohipoparatiroidisme
Berbeda dengan keadaan hipoparatiroidisme idiopatik, pada sindrom ini kelenjar paratiroid normal atau secara histologis hiperplastis, dan dapat mensintesis dan memsekresikan hormone paratiroid ( PTH . Kadar PTH imunoreaktif serum meningkatkan ketika penderita mengalami hipokalsemia. PTH endogen atauyang diberikan tidak meningkatkan kadar kalsium serum atau menurunkan kadar fosfor. Defek genetik pada sistem siklase adenilat – reseptor hormone digolongkan kedalam berbagai tipe yang tergantung pada temuan – temuan fenotipik dan biokimia.
Tipe A . tipe ini penderita yang terkena menderita efek generatif subunit α protein pengikat – nukleotid perangsang guanine. Defek diwariskan sebagai ciri autosom dominan, dan sedikitnya transmisi dari ayah – ke – anak diduga karena menurunnya fertilitas pada laki – laki. Tetani sering merupakan tanda pada saat dating. Anal yang terkena memiliki bentuk tubuh pendek, gemuk, dan wajah bulat. Dan biasanya ada brakhidaktili dengan dekik dorsum tangan. Metakarpal kedua sedikitnya sering terlibat. Sebagai akibatnya, jari telunjuk kadang – kadang dapat lebih panjang daripada jari tengah. Demikian juga, metatarsal kedua sangat jarang terkena. Mungkin ada kelainan skeleton lain seperti falanges pendek dan lebar, melengkung, pembengkakan tulang, dan menebalnya kalvaria. Penderita ini sering memiliki endapan kalsium dan pembentukan tulang metaplastik secara subkutan. Tingkat retardasi mental sedang, klasifikasi ganglia basalis, dan katarak lensa adalah lazim pada penderita yang terlambat didiagnosis.
Tipe IA dengan pubertas prekoks. Dua anak laki – laki dengan PHP tipe IA dilaporkan memiliki pubertas prekoks tidak tergantung – gonadotropin. Mereka memiliki mutasi Gsα tunggal yang memerankan potein G sensitive suhu testes yang lebih dingin ( 33 0 C ), Gsα menyebabkan aktivasi utama reseptor hormon luteinasi dan pubertas prekoks.
Tipe IB. Penderita yang terkena memiliki kadar aktivitas protein – G dan penampakan fenotip normal. Penderita ini resisten terhadap PTH tetapi tidak terhadap hormone lain. Kadar kalsium serum, fosfor, dan PTH imunoreaktif sama seperti kadar pada penderita dengan PTH tipe IA; namun, PTH bioaktif tidak meningkat. Patofisiologi gangguan pada kelompok penderita ini belum jelas. Penjelasan yang diusulkan meliputi produksi hormone yang secara biologis kurnga sempurna, adanya peptide PTH penghambat, dan defek pada reseptor PTH atau pada subunit adenil siklase katalitis. Mungkin penyebab kelianan pada kelompok ini adalah heterogen.
Tipe II. Tipe ini telah dideteksi pada hanya sebagian kecil penderita dan berbeda dari tipe I dalam hal ekskresi cAMP urin yang meningkat baik pada status basal maupun sesudah stimulasi denga PTH, tetapi fosfaturia tidak meningkat. Tampak bahwa cAMP aktivasi secara normal diaktifkan, tetapi sel tidak mampu berespons pada isyaratnya

No comments:

Post a Comment