BAB I
KONSEP TEORITIS
1. DEFINISI
Dengue Hemorhagic Fever (DHF) adalah suatu
penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dengan gejala demam tinggi
mendadak disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan syock,
nyeri otot dan sendi dan kematian (Cristianti,1995). Penyakit ini ditularkan
lewat nyamuk Aides aegepty yang menbawa virus dengue (antropad bone virus) atau
disebut arbo virus.
2. PEMBAGIAN DHF
WHO (1975) membagi DBD menjadi 4 :
1)
Derajat 1:
Derajat satu bisanya ditandai
dengan demam mendadak 2-7 hari disertai dengan gejala tidak khas dan
manifestasi perdarahan yang dapat diuji tourniquet positif.
2)
Derajat 2
Derajat 1 disertai dengan
perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan lain.
3)
Derajat 3
Derajat 2 ditambah dengan
kegagalan sirkulasi ringan, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (
< 20 mmHg), hipotensi (systole < 80 mmHg) disertai kulit yang
dingin,lembab dan penderita menjadi gelisah.
4)
Derajat 4
Derajat 3 ditambah syok berat
dengan nadi yang takteraba dan tekanan darah yang tak dapat diukur, dapat
disertai dengan penurunan kesadaran, sianotik dan asidosis.
Derajat 1 dan 2
disebut DHF tanpa renjatan,sedang 3 dan 4 disebut DHF dengan renjatan atau DSS.
3.
ETIOLOGI
Virus dengue
serotype 1,2,3 dan 4 yang ditularkan melalui vector nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk aedes
albopictus, aedes polynesiensis, dan beberapa spesies lain merupakan vector
yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan
antibody seumur hidup terhadap serotype bersangkutan tetapi tidak ada
perlindungan terhadap serotype lain.
4.
PATOFISIOLOGI
Yang menentukan
berat penyakit adalah :
o Meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah
o Menurunnya volume plasma darah
o Adanya hipotensi
o Trombositopeni
o Diatesis hemoraghik.
Pada penderita DHF terdapat kerusakan
sistem vaskuler dengan adanya peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah terhadap
protein plasma dan efusi pada ruang serosa dibawah peritoneal, pericardial dan
pleural. Pada kasus berat, pengurangan plasma sampai 30 % lebih. Menghilangnya
plasma melalui endotel ditandai oleh peningtkatan nilai hematokret yang dapat
menyebabkan keadaan hipovolemi dan syok sehingga dapat menimbulkan anoksia
jaringan, asidosis metabolic dan bahkan sampai terjadi kematian.
Sebab lain perdarahan adalah trombositopeni
serta faktor kapiler. Pada fagosit
didapatkan fagositosis dan proliferasi sistem retikulo endothelial yang
menyebabkan penghancuran terhadap trombosit yang telah mengalami metamorfosis
seluler sehingga tampak adanya trombositopeni.
MANIFESTASI
KLINIS
Infeksi virus
dengue mengakibatkan manifestasi klinis yang bervariasai mulai dari
asimtomatik, penyakit paling ringan, demam dengue, demam berdarah dengue,
sampai syok simdrom dengue. Walaupun secara epidemiologis infeksi ringan lebih
banyak, tetappi pada awal penyakit hampir tidak mungkin membedakan infeksi
ringan atau berat.
Biasanya
ditandai dengan demam tinggi, fenomena pendarahan, hepatomegali, dan kegagalan
sirkulasi, demam dengue pada bayi dan anak berupa demam ringan disertai
timbulnya ruam maculapapular.pada anak besar dan dewasa dikenal sindrom trias
dengue, berupa demam tinggi mendadak, nyeri pada anggota badan dan timbul ruam
makulopapular. Tanda lain menyerupai demam dengue yaitu anoreksia, muntah, dan
nyeri kepala.
5.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
o
Hemokonsentrasi yaitu terjadi
peningkatan nilai hematokrit > 20 %. Meningginya hematokrit sangat
berhubungan dengan beratnya renjatan. Hemokonsentrasi selalu mendahului
perubahan tekanan darah dan nadi, oleh
kerena itu pemeriksan hematokrit secara berkala dapat menentukan sat yang tepat
penghentian pemberian cairan atau darah.
o
Trombositopenia, akan terjadi penurunan trombosit sampai dibawah 100.000 mm3
o
sediaan hapusan darah tepi, terdapat
fragmentosit, yang menandakan terjadinya
hemolisis
o
Sumsum tulang, terdapatnya
hipoplasi sistem eritropoetik disertai hiperplasi sistem RE dan terdapatnya
makrofag dengan fagositosis dari bermacam jenis sel
o
Elektrolit, : hiponatremi (135
mEq/l). terjadi hiponatremi karena adanya kebocoran plasma,anoreksia, keluarnya
keringat, muntah dan intake yang kurang
o
Hiperkalemi , asidosis
metabolic
o
Tekanan onkotik koloid menurun,
protein plasma menurun,
o
Serum transaminasi meningkat.
6.
PENGOBATAN
Pengobatan pada penderita DHF sebenarnya
bersifat symptomatic dan supportif
o
Pada anak yang hiperpireksia
(suhu 400C atau lebih) diberikan antipiretik dan kompres dingin atau
alcohol 70%
o
Kejang yang mungkin timbul
diatasi dengan pemberian anti convulsan : anak > 1 tahun diberikan luminal
75 mg dan anak dibawah 1 th diberikan 50 mg IM. Bila dalam waktu 15 menit
kejang tidak berhenti pemberian luminal diulang dengan dosis 3 mg/kg BB/hari
atau anak umur > 1 th diberikan 50 mg sedang anak <1 th diberikan 30 mg
dengan memperhatikan adanya depresi fungsi vital (pernafasan dan jantung).
o
Pemberian Inta Venous Fluid
Drip (IVFD). Pada pemberian cairan perlu diperhatikan beberapa hal antara lain:
Sebagai
pedomannya : Kebutuhan cairan/hari sesuai BB
BB Hari I Hari II Hari III
<7 Kg 220 ml 165 ml 132 ml
7-11 Kg 165 ml 132 ml 88
ml
11-18 Kg 132 ml 88 ml 88
ml
>18 Kg 88 ml 88 ml 88
ml
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1 PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Lakukan
pengkajian pada identitas klien dan isi identitasnya yang meliputi: nama, jenis
kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama, dan tanggal pengkajian
2. RIWAYAT
KEPERAWATAN
1.
Keluhan Utama :
Biasanya pasien
datang dengan keluhan demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari,
terdapat petechie pada seluruh kulit, perdarahan gusi, neyri epigastrium,
epistaksis, nyeri pada sendi-sendi.
2.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sering
menunjukan sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, panas, sakit saat
menelan, lemah, nyeri uluhati(epigastrium), mual, muntah, nafsu makan menurun.
3.
Riwayat Penyakit Dahulu
Ada kemungkinan
anak yang telah terinfeksi penyakit DHf bisa terulang terjangkit DHF lagi,
tetapi penyakit ini tak ada hubungan dengan penyakit yang perna diderita dahulu.
4.
Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit DHF
dibawah oleh nyamuk jadi bila terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit
ini dalam satu rumah besar kemungkinan
tertular karena penyakit ini ditularkan lewat gigitan nyamuk.
5.
Riwayat Kesehatan Lingkungan
Daerah atau
tempat yang sering dijadikan tempat tinggal nyamuk ini adalah lingkungan yang
kurang pencahayaan dan sinar matahari, banyak genangan air, vas bunga yang
jarang diganti airnya, kaleng bekas tempat penampungan air, botol dan ban
bekas. Tempat –tempat seperti ini biasanya banyak dibuat sarang nyamuk Janis
ini. Perlu ditanyakan pula apakah didaerah itu ada riwayat wabah DHF karena
inipun juga dapat terulang kapan-kapan.
6.
Riwayat Tumbuh Kembang
Teori Kepribadian anak Menurut Teori
Psikoseksual Sigmund Freud
Kepribadian ialah hasil perpaduan antara
pengaruh lingkungan dan bawaan, kualitas total prilaku individu yang tampak
dalam menyesuaikan diri secara unit dengan lingkungannya.
Tiori kepribadian yang dikemukakan oleh
ahli psikoanlisa Sigmund freud (1856 - 1939). Meliputi tahap-tahap :
a.
Fase oral, usia antara 0 - 11/2 Tahun
b.
Fase anal, usia antara 11/2 - 3 Tahun
c.
Fase Falik, usia antara 3 - 5
Tahun
d.
Fase Laten, usia antara 5 - 12
Tahun
e.
Fase Genital, usia antara 12 -
18 Tahun
Tahap perkembangan anak menurut Teori
Psikososial Erik Erikson.
Erikson mengemukakan bahwa dalam
tahap-tahap perkembangan manusia mengalami 8 fase yang saling terkait dan
berkesinambungan.
a.
Bayi (oral) usia 0 - 1 Tahun
b.
Usia bermain (Anal ) yakni 1 -
3 Tahun
c.
Usia prasekolah (Phallic) yakni
3 - 6 Tahun
d.
Usia sekolah (latent) yakni 6 -
12 tahun
e.
Remaja (Genital) yakni 12 tahun
lebih
f.
Remaja akhir dan dewasa muda
g.
Dewasa
h.
Dewasa akhir
3 DIAGNOSA
KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1.
Peningkatan suhu tubuh
(hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi penyakit.
2.
Gangguan pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah, anoreksia, nyeri telan
3.
Gangguan rasa nyaman nyeri
epigastria berhubungan dengan proses inflamasi
4.
Resiko kekurangan cairan
berhubungan dengan perpindahan cairan divaskuler
5.
Potensial terjadi perdarahan
ulang berhubungan dengan trombositopeni.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1.
IDENTITAS KLIEN
Nama : An. S
Jenis kelamin : laki-laki
TTL : Surabaya, 5 Januari 1994
Anak ke : I
Nama Ayah : Tn. H
Nama Ibu : Ny. T
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Karang Gayam 9 Surabaya
Tanggal masuk : 29 Mei 2002
Diagnosa : DHF Gr. I
Sumber
informasi: Ibu klien
2.
RIWAYAT KEPERAWATAN
1)
Keluhan utama
Klien mengatakan
badan terasa panas
2)
Riwayat Keperawatan Sekarang
4 hari yang lalu
klien mulai terasa badannya panas, badan terasa pegal-pegal, mual muntah, nafsu
makan menurun, kemudian oleh ibu klien dibawa ke dokter swasta, bila minum obat
paracetamol panas turun dan panas kembali dalam beberapa jam setelah minum
obat, lalu dibawah ke dokter yang lain kemudian dianjurkan untuk MRS di RSUD
Dr. Soetomo.
3)
Riwayat Keperawatan Dahulu
Sebelumnya Klein
tidak pernah MRS atau sakit berat.
4)
Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak
ada yang menderita penyakit DHF, tidak ada penyakit keturunan,
5)
Riwayat Kesehatan Lingkungan
Klien tinggal di
rumah orang tuanya, ibu klien mengatakan banyak gantungan baju dirumah,
genangan air ada di kamar mandi, kamar mandi dibersikan tiap 2 minggu sekali,
tidak ada riwayat wabah DHF didaerahnya,
6)
Riwayat Tumbuh Kembang
q
Pertumbuhan
Berat badan : 22
kg, TB 123 cm
q
Perkembangan
Psikososial ;
klien kelas 3 SD, termasuk anak yang patuh berseekolah, tidak perna bolos,
prestasi klien rangking 4 dikelasnya, kegiatan setelah sekolah adalah bermain
bola dengan teman-temannya, hubungan dengan teman sebaya baik.
Psikoseksual :
klien punya banyak teman sebayanya, anak senang bila sekolah selesai, anak
merasa senang bila main bola.
7)
Pemeriksaan Fisik
q
Keadaan umum : klien lemah,
badan terasa panas,
q
Tanda-tanda vital : S : 380
c, N: 100 x/mnt, T: 110/60 mmHg, RR: 24 x/mnt
q
Sistem pernafasan : PCH tak
ada, retraksi tak ada, wheezing/ronchi tak ada, batuk tak ada, bentuk dada
simetris, nyeri dada tak ada,
q
Sistem cardiovascular : bercak
merah pada kedua lengan, epitaksis tak ada, hematemesis melena tak ada, bunyi
jantung normal, S1,S2 tak ada.
q
Sistem persyarafan : kesadran
komposmentis, tak ada kejang
q
Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, kesulitan menelan tak
ada, perut terasa mual, muntah 1x, nafsu makan menurun, nyeri tekan tak ada,
pembesaran hati tak ada, pembesaran lien tak ada, kembung tak ada, BAB 1 x/hari,
q
Sistem urinary : BAK 4x/hari, warna urin kuning, lain-lain tak ada masalah.
q
Sistem muskuloskeletal :
gerakan otot bebaas, kontraktur tak ada.
q
Sistem integumen : akral
hangat, ikterik tak ada, turgor kulit menurun, kulit kering.
3.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1)
Laborat :
q
wbc : 2,2 k/ul
q
lymph : 1,1 48,0 %
q
Hb : 12,4
q
Leco : 3,2
q
Trombo : 154 x 103
q
Pcv : 0,33
q
RBC : 5,57
q
HGB : 12,5
q
HCT : 36,2
q
MCV : 65
q
MCH : 22,4
q
MCHC : 34,5
4. ANALISA DATA
NO
|
DATA
|
PENYEBAB
|
MASALAH
|
|||||||||
1
2
3
|
DS : Klien mengatakan badannya terasa panas,
DO : - akral hangat, suhu tubuh 380 c
-
lecosit : 3,2
-
lymfosit : 1,1 48,0 %
-
T : 110/60 mmHg
-
N : 100 x/mnt
-
Pernafasan : 24 x/mnt
-
DS : Klien
mengatakan kurang nafsu makan, perut terasa mual, muntah sekali,
DO : - klien makan 2 sdm
- BB 22 kg
- Minum susu ½ gelas
- Bising usus menurun
DS :
DO :-Turgor kulit menurun
- Mukosa mulut kering
- Terpasang infus D 5 ½ salin
- Kulit kering
- Perdarahan bawah kulit pada kedua lengan
- Trombosit 154 x 103
-
|
Arbo virus
![]()
Masuk tubuh
Replikasi virus dalam limfosit
![]()
demam
mual muntah
Permebilitas vascular meningkat
Ekstravasasi cairan intra vaskuler
Kurang cairan diekstra vaskuler
|
Peningkatan suhu tubuh
Gannguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
Resiko kurang cairan
|
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan
proses infeksi
b.
Gangguan pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah dan anoreksia.
c.
Resiko kekurangan cairan
berhubungan dengan perpindahan cairan diekstra vaskuler
6.
NCP
Diagnosa 1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan
dengan proses infeksi penyakit
(viremia)
Tujuan : Suhu tubuh normal (36-370 c)
Klien bebas
demam
Intervensi :
1)
Kaji saat timbulnya demam
R/ Dapat didentifikasi pola/ tingkat demam
2)
Observasi tanda-tanda vital :
suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam
R/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum
kien
3)
Berikan penjelasan tentang
penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
R/ Penjelasan tentang kondisi yang dialamai k;ein dapat membantu
mengurangi kecemasan klien
4)
Berikan penjelasan pada klien
dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan
R/ Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk
lebioh kooperatif
5)
Jelaskan pentingnya tirah
baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak dilakukan
R/Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan
klien di rumah sakit
6)
Anjurkan klien untuk banyak
minum kurang lebih 2,5-3 liter/hari dan jelaskan manfaatnya
R/ Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh
meningkat sehingga perlu diimabngi dengan asupan cairan yang banyak
7)
Berikan kompres dingin (pada
axila dan lipat paha) dan anjurkan memakai pakaian yang tipis
R/ Kompres dingin akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian
tipis akan dapat membantu meningkatkan penguapan panas tubuh
8)
Berikan terapi (antipiretik)
sesuai dengan program dokter
R/ Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat
meregulasi suhu tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal.
Diagnosa 2
Gangguan
pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah,
anoreksia dan sakit saat menelan
Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi,
KH : klien mampu
menghabiskan makanan yang telah disediakan
Nafsu makan meningkat
Tak ada Mual dan muntah
Intervensi
- kaji faktor – faktor penyebab
R/ penentuan
faktor penyebab, akan menentukan intervensi/tindakan selanjutnya
- jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup
R/ meningkatkan
pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk mengkonsumsi
makanan
- anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan (15-30 cc setiap ½ -1jam )
R/ menghindari
mual muntah dan distensi perut yang berlebihan
- lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah
R/ baun yang
tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah
- ukur berat badan setiap hari
R/ berat badan
merupakan indicator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi
- catat jumlah porsi yang dihabiskan klien
R/ mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutisi klien
Diagnosa 3 : resiko kekurangan cairan berhubungan dengan perpindahan
cairan ke ekstravaskuler.
Tujuan : Tidak terjadi kekurangan cairan
KH : - mukosa mulut
basah / lembab
-
turgor kulit baik
-
petechie hilang
-
trombosit dalam batas normal
INTERVENSI
1.
pantau tanda-tanda kekurangan cairan
R/ turgor kulit
menurun, mukosa mulut kering merupakan tanda kekurangan cairan
2.
anjurkan klien untuk banyak
minum
R/ asupan cairan
yang cukup dapat mengurangi kehilangan cairan dalam tubuh
3.
jelaskan pada ibu tanda-tanda
kekurangan cairan
R/ meningkatkan
partisipasi ibu dalam perawatan anak
4.
kolaborasi pemberian cairan D 5
½ salin
R/ mengganti
cairan yang keluar dari intra sel, Dextran dengan besar molekul yang sesuai
tidak dapat melewati poro kapiler dan dapat mengganti protein plasma sebagai
bahan osmotic koloid
5.
pantau tetesan cairan
R/ kelancaran cairan infus sangat
mempengaruhi pemenuhan cairan yang adekuat.
7.
TINDAKAN KEPERAWATAN
NO
|
Tgl, jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1
2
3
|
29.05.02
08.30- 10.00
11.34
12 45
07.45
8.30
08.00
08.40
08.00
09.30
12.00
|
q mengkaji saat timbulnya demam
q melakukan observasi suhu :380 c, nadi 100x/mnt, tensi
110/60 mmHg. RR 24x/mnt
q menjelaskan pada ibu penyebab timbulnya panas tubuh, panas tubuh
disebabkan oleh masuknya virus dalam tubuh sehingga tubuh melakukan
perlawanan terhadap virus tersebut dengan pengaktifan sistem komlemen
sehingga sebagai kompensasi adalah timbulnya demam tubuh
q menjelaskan pentingya tirah baring adalah untuk menghindari
berkembangnya invasi virus yang lebih luas
q anjurkan klien untuk banyak minum 2,5 – 3 lt/hari
q melakukan kompres dingin pada klien
q kolaborasi pemberian paracetamol dan anti biotic
q melakukan observasi : S ; 37.4, Nadi 96x/mnt
q memberikan cairan perinfus D5 ½ salin
q mengkaji faktor penyebab mual muntah
q mejelaskan pentingnya nutrisi bagi tubuh yaitu untuk mengganti sel
yang rusak, memenuhi kebutuhan asupan makanan, mempertahan kan kondisi tubuh
q menganjurkan klien makan porsi kecil tapi sering, jika tidak ada
mual muntah teruskan makan
q menimbang berat badan setiap hari
q memantau porsi yang dihabiskan klien
q memantau tanda kekurangan cairan
q memantau tetesan infus
q menjelaskan pada ibu tanda kekurangan cairan : torgor kulit jelek,
bibir/ mulut kering,
q memberikan cairan D 5 ½ salin
q menganjurkan klien untuk banyak minum 2-3 ltr / hari
q memberikan susu 200 cc
q
|
31.05.2002
S:
klien mengatakan panas badan mulai turun
O:
Suhu 37,40 c
Kompres dingin masih terpasang
A;
masalah teratasi sebagian
I:
intervensi 2,5.6,7
S :
klien mengatakan nafsu makan masih kurang, kadang masih terasa mual.
O :
klien makan 5 sdm
Porsi tidak dihabiskan
A; Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi no 3,5,6
31.05.2002
S: -
O: Turgor mulai
membaik, kulit tidak kering, mukosa mulut basah
A: masalah tidak terjadi
P: pertahankan intervensi 1,4,5
|
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dengue
Hemorhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue dengan gejala demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan dan
bertendensi menimbulkan syock, nyeri otot dan sendi dan kematian
(Cristianti,1995). Penyakit ini ditularkan lewat nyamuk Aides aegepty yang
menbawa virus dengue (antropad bone virus) atau disebut arbo virus.
Saran
Sebagai seorang
mahasiswa keperawatan sebaiknya nantinya dalam memberikan asuhan keperawatan
juga harus memberikan pedidikan kesehatan, serta dapat menganjurkan pasien
untuk bergaya hidup sehat seperti makan makanan yang bergizi dan teratur. Dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenitto,Lj. 2001, Diagnosa Keperawatan. Ed 6. EGC.
Jakarta.
Effendi, C.1995. Perawatan klien DHF. EGC. Jakarta.
Ngatiyah. 1997. Perawatan
Anak Sakit. EGC. Jakarta.
Rampengan,TH & laurentz,LR 1997. Penyakit infeksi tropik pada
Anak. EGC . Jakarta
Tim pengajar perawtan Anak. 1999. Diktat Kuliah PSIK Perawatan Anak.
No comments:
Post a Comment