BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah suatu kondisi yang
bukan hanya bebas dari penyakit, cacat, kelemahan , tapi benar-benar merupakan
kondisi positif dan kesejahteraan fisik,mentl dan social yang memungkinkan
untuk hidup produktif.
Manusia adalah mahluk social yang
membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya,untuk memenuhi kebutuhan
tersebut individu dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya agar segala
kebutuhannya dapat terpenuhi dan tingkat social di masyarakat lebih tinggi,
kemudian ini merupakan dambaan setiap manusia.
Individu akan merasa gagal, putus asa dan akhirnya mempunyai suatu pikiran negative terhadap dirinya dan akhirnya akan merendahkan martabat sendiri, individu akan merasa tidak mempunyai kemampuan apa-apa dan merasa rendah diri, yang dikenal dengan gangguan kosep diri : Haga Diri Rendah
Klien dengan gangguan konsep diri :
Harga Diri Rendah yang tidak ditangani akan mengisolasi diri,perubahan sensori
persepsi halusinasi dengar atau lihat, perilaku kekerasan, dan klien akan
kurang memperhatikan kebersihan diri. Oleh karena itu diperlukan perawatan
intensif baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari pelayanan tenaga
kesehatan termasuk didalamnya adalah perawat.
Peran perawat dalam penanggulangan
klien dengan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah meliputi pran promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative. Pada peran promotif, perawat
meningkatkan dan memelihara kesehatan mental melalui penyuluhan dan pendidikan
untuk klien dan keluarga. Dari aspek preventif yaitu untuk meningkatkan
kesehatan mental dan pencegahan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah.
Sedangkan pada peran kuratif perawat merencanakan dan melaksanakn rencana
tindakan keperawatan untuk klien dan keluarga.
Pada klien dengan gangguan konsep diri
: Harga Diri Rendah dapat mengakibatkan cemas dan takut, individu akan takut
ditolak, takut gagal, dan dipermalukan akharnya cenderung untuk menarik diri
yang pada akhirnya individu akan mengalami gangguan orientasi realita.
Komplikasi yang berbahaya adalah individu mempunyai keinginan untuk menciderai
dirinya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dalam penyusunan makalah seminar ini adalah perolehnya pengalaman
secara nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada klien dengan Gangguan
Konsep Diri : Harga Diri Rendah.
2. Tujuan khusus
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus makalah ini maka mahasiswa mampu
1.
Melakukan penkajian pada klien
Tn. J
2.
Menentukan diagnose keperawatan
pada klien Tn. J
3.
Merencanakan tindakan
keperawatan pad klien Tn. J
4.
Melaksanakan tindakan
keperawatan pada klien Tn. J
5.
Melakukan evaluasi pada klien
Tn. J
6.
Mengidentifikasi kesenjangan antara
kasus dan teori
7.
Mengiditifikasi factor
pendukung dan penghambat serta mencari solusinya
8.
Mendokumentasikan semua
kegiatan keperawatan dalam bentuk narasi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN
Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya
dengan orang lain. (Stuart and sundeen, 1998).
Gangguan harga diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami
atau berada pada resiko mengalami suatu kejadian negatife dan perubahan
mengenai perasaan, pikiran atau pandangan mengenai dirinya (Lynda Jual
Carpenito, 1998).
Gangguan harga diri adalah evaluasi diri dan perasaan-perasaan
tentang diri atau kemampuan negatife yang dapat diekspresikan secara langsung
maupun tidak langsung. ( Mary C Towsend 1998).
Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahawa
harga diri rendah adalah penilian peribadi terhadap diri, dimana individu yang
menganggap dirinya tidak mampu melakukan sesuatu untuk mencapai keberhasil
keadaan ini akan membuat individu merasa gagal dan tidak berharga di hadapan.
B. PSIKODINAMIKA
1.
Etiologi
Gangguan harga diri rendah dapat terjadi secara situasional dan
kronik dikatakan situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya
dioperasi, kecelakaam, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja,
perasaan malu kerena terjadi sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dan
dipenjara secara tiba-tiba). Dan dikatakan kronik yaitu perasaan negative
terhadap diri telah berlangsung lama. Klien ini mempunyai perasaan negative.
Kejadian sakit atau dirawat akan menambah persepsi negative terhadap dirinya.
2. Proses terjadinya masalah
Harga diri terjadi karena perasaan dicintai dan mendapatkan pujian
dari orang lain. Harga diri akan menjadi rendahketika tidak ada lagi cinta dan
ketika adanya kegagalan, tidak mendapatkan pengakuan dari orang lain, merasa
tidak berharga, gangguan citra tubuh akibat suatu penyakit sehingga akan
menimbulkan suatu gambaran individu yang berperasaan negative terhadap diri
sendiri.
3. Komplikasi
Individu mengalami gangguan konsep diri: harga diri rendah pertama
kali akan merasa cemas dan takut. Individu akan takut ditolak, takut gagal, dan
takut dipermalukan. Akhirnya cenderung untuk menarik diri, akan mengisolasi
diri, yang pada akhirnya individu akan mengalami gangguan realita. Komplikasi
yang berbahaya individu mempunyai keinginan untuk meciderai dirinya.
C. RENTANG RESPON
Rentang
respon konsep diri Respons Mal adaptif:
1. Respon adaftif
Adalah pernyataan dimana klien jika menghadapi suatu masalah akan
dapat memecahkan masalah tersebut.
a. Aktualisasi diri
Adalah pernyataan tentang konsep diri
yang positif dengan latar belakang pengalaman yang sukses dan dapat diterima.
b. Konsep diri positf
Adalah apabila individu mempunyai
pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif
maupun yang negative dari dirinya
2. Respon maladaftif
Adalah keadaan klien dalam menghadapi suatu masalah tidak dapat
memecahkan masalah tersebut.
a. Harga Diri Rendah
Adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa
lebih rendah dari orang lain
b. Identitas Kacau
Adalah kegagalan individu untuk
mengintegritas aspek-aspek idintitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek
psikososial keperibadian masa dewasa yang harmonis.
c. Depersonallisasi
Adalah perasaan yang tidak realistis
dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan
serta tidak membedakan dirinya dengan orang lain.
Menurut Suliswati Dkk komponen konsep diri ada lima yaitu terdiri dari:
Menurut Suliswati Dkk komponen konsep diri ada lima yaitu terdiri dari:
1. Citra tubuh
Adalah sikap individu terhadap
tubuhnya baik disadari atau tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau
sekarang mengenai ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh.
2. Ideal diri
Adalah persepsi individu tentang
bagaimana seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar peribadi.
3. Harga diri
Adalah penilaian peribadi terhadap
hasil yang dicapai dengan menganalisa berapa banyak kesesuaian tingkah laku
dengan ideal dirinya.
4. Peran
Adalah serangkaian pola sikap
perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan
fungsi idividu di dalam kelompok sosialnya.
5. Identitas diri
Adalah kesadaran tentang diri sendiri
yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian terhadap dirinya,
menyadari bahawa dirinya berbeda dengan orang lain.
D. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian keperawatan
a. Factor Predisposisi
1). Factor predisposisi citra tubuh
·
Kehilangan atau kerusakan organ
tubuh (anatomi dan fungsi)
·
Perubahan ukuran, bentuk dan
penampilan tubuh
·
Proses patalogik penyakit dan
dampaknya terhadap struktur maupun fungsi tubuh
·
Prosedur pengobatan seperti
radiasi, kemoterapi dan transpantasi
2). Factor predisposisi harga diri
·
Penolakan dari orang lain
·
Kurang penghargaan
·
Pola asuh yang salah yaitu
terlalu dilarang , terlalu dikontrol, terlalu diturut, terlalu dituntut dan
tidak konsisten
3) Faktor predisposisi peran
·
Transisi peran yang sering
terjadi pada proses perkembangan, perubahan situai dan sehat-sakit.
·
Ketegangan peran, ketika
individu menghadapi dua harapan yang bertentangan secara terus menerus yang
tidak terpenuhi.
·
Keraguan peran, ketika individu
kurang pengetahuannya tentang harapan peran yang spesifik dan bingung tentang
tingkah laku yang sesuai
·
Peran yang terlalu banyak
4) Factor predisposisi identitas diri
·
Ketidak percayaan orang tua dan
anak
·
Tekanan dari teman sebaya
·
Perubahan dari struktur social
b. Factor Presipitasi
1) Trauma
Masalah spesifik sehubungan dengan
konsep diri situasi yang membuat individu sulit menyesuaikan diri atau tidak
dat menerima khususnya trauma emosi seperti penganiayaan fisik, seksual, dan
psikologis pada masa anak-anak atau merasa terancam kehidupannya atau
menyaksikan kejadian berupa tindakan kejahatan.
2) Ketegangan peran
Pada perjalanan hidup individu sering
menghadapi Transisi peran yang beragam, transisi peran yang sering terjadi
adalah perkembangan, situasi, dan sehat sakit.
c. Manifestasi klinik
1.
Perasaan malu terhadap diri
sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit
2.
Rasa bersalah terhadap diri
sendiri
3.
Merendahkan martabat
4.
Gangguan hubungan social
5.
Percaya diri kurang
6.
Mencederai diri
d. Mekanisme koping
1) Koping jangka pendek
a.
Aktivitas yang dapat memberikan
kesempatan lari sementara dari krisis, misalnya menonton TV, dan olah raga.
b.
Aktivitas yang dapat memberikan
identitas pengganti sementara, misalnya ikut kegiatan social politik dan agama.
c.
Aktivitas yang memberikan
kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep diri, misalnya aktivitas yang
berkompetensi yaitu pencapaian akademik atau olah raga.
d.
Aktivitas yang mewakili jarak
pendek untuk membuat masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan,
misalnya penyalah gunaan zat.
2) Koping jangka panjang
a. Penutupan identitas
Adopsi identitas premature yang
diinginkan oleh orang yang penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan
aspirasi dan potensi individu.
b. Identitas negative
Asumsi identitas yang tidak wajar
untuk dapat di terima oleh nilai-nilai dan harapan masyarkat
c. Test diagnostic
1.
Test psikologik: test
keperibadian
2.
EEG: ganguan jiwa yang
disebabkan oleh neorologis
3.
Pemeriksaan sinar X: mengetahui
kelainan anatomi
4.
Pemeriksaan laboratorim
kromosom: ginetik
d. Penatalaksanaan medis
1.
Psikofarmaka
2.
Elektro convulsive therapy
3.
Psikoterapy
4.
Therapy okupasi
5.
Therapy modalitas
a.
Terapi keluarga
b.
Terapi lingkungan
c.
Terapi perilaku
d.
Terapi kognitif
e.
Terapi aktivitas kelompok
e. Pohon masalah
Isolasi Social : Menarik Diri
2. Diagnosa keperawatan
1.
Gangguan konsep diri : Harga
diri rendah.
2.
Isolasi social
3.
Resikio Gsp : Halusinasi
4.
Rencana tindakan keperawatan
a. Diagnosa I
Gangguan konsep diri : Harga diri
rendah
Tujuan Umum
Klien menunjukkan peningkatan harga
diri.
1) Tujuan khusus 1
Klien dapat
mengindentifikasi perubahan cairan tubuh
a. Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi
theraupetik diharapkan klien dapat mengindentifikasi perubahan cairan tubuh
b. Rencana tindakan
1.
Diskusikan perubahan struktur,
bentuk, atau fungsi tubuh .
2.
Observasi ekspresi klien pada
saat diskusi.
2) Tujuan khusus 2
Klien dapat menilai kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki.
a. Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi
therapeutik diharapkan klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
b. Rencana tindakan
1.
Diskusikan kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki (tubuh,
intelektual,
dan keluarga) oleh klien diluar perubahan yang terjadi.
2.
Beri pujian atas aspek positif
dan kemampuan yang masih dimiliki
klien.
3) Tujuan khusus 3
3) Tujuan khusus 3
Klien dapat menerima realita perubahan
struktur, bentuk atau fungsi tubuh.
a. Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi
theraupetikdiharapkan klien dapat menerima realita perubahan struktur, bentuk
atau fungsi tubuh.
b. Rencana tindakan
1.
Dorong klien untuk merawat diri
dan berperan serta dalam asuhan klien secara bertahap.
2.
Libatkan klien dalam kelompok
dengan masalah gangguan citra tubuh.
3.
Tingkatkan dukungan keluarga
pada klien terutama pasangan.
4) Tujuan khusus 4
Klien dapat menyusun rencana cara –
cara menyelesaikan masalah yang dihadapi
a) Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi
theraupetik diharapkan klien dapat menyusun rencana cara – cara menyelesaikan
masalah yang dihadapi.
b) Rencana tindakan
1. Diskusikan cara – cara (booklet, leaflet sebagai sumber informasi)
yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan struktur, bentuk atau
fungsi tubuh.
2. Dorong klien untuk memilih cara yang sesuai bagi klien.
3. Bantu klien melakukan cara yang dipilih.
5) Tujuan khusus 5
Klien dapat melakukan tindakan penngembalian
integritas tubuh.
a) Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi
theraupetik diharapkan klien dapat melakukan tindakan pengembalian integritas
tubuh.
b) Rencana tindakan
1. Menbantu klien mengurangi perubahan citra tubuh
2. Rehabilitasi bertahap bagi klien
b. Diagnosa II
Isolasi social
Tujuan umum
Klien dapat berhubungan dengan orang
lain secara optimal.
1) Tujuan Khusus I
Klien dapat membina hubungan saling
percaya.
a) Kriteria Hasil
Dengan menggunakan komunikasi
terapeutik di harapkan kita :
Menunjukkan wajah
bersahabat, rasa saying, ada kontak mata, mau berjabat tangan,mau
menyebutkan nama dan asal, menjawab
salam, duduk berdampingan dengan perwat.
b) Rencana tindakan
1. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik.
2. Salam terapeutik
3. Perkenalkan diri perawat
4. Jelaskan tujuan interaksi antara perawat dan pasien
5. Ciptakan lingkunagn yang tenang
6.
Selalu kontak mata selama
interaksi
7.
Buat kontarak yang jelas pada
tiap pertemuan seperti topic yang dibicarakan, waktu, dan tempat.
8.
Tunjukkan sikap empati dan
penuh perhatian
9.
Diskusikan bersama, klien
tentang keluarga.
10.
Diskusikan alasan klien masuk
rumah sakit
11.
Identifikasi hubungan klien
dalam berkeluarga.
2) Tujuan Khusus 2
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan
dan aspek positif yang dimilki
a) Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi
terapeutik diharapkan klien dapat mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki seperti menyanyi dan menari.
b) Rencana tindakan
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2. Setiap pertemuan klien hindarkan memberi penilaian negative utamakan
memberi pujian realitis.
3) Tujuan Khusus 3
Klien dapat menilai kemampuan yang
dapat dilakukan dirumah sakit.
a) Kriteria Hasil
Dengan menggunakan komunikasi
terapeutik diharapkan klien dapat menilai kemampuan yang dapat dilakukan
dirumah sakit seperti menyapu, mengepel, dan mencuci piring.
b) Rencana Tindakan
1.
Diskusikan dengan klien
kemampuan yang dapat dilakukan
2.
Diskusikan kemampuan yang dapat
dilanjutkan penggunaanya setelah pulang sesuai dengan kondisi klien.
4) Tujuan Khusus 4
Klien dapat membuat jadwal kegiatan
sesuai dengan kemampuan yang dimilki.
a) Kriteria hasil
a) Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi
terapeutik diharapkan klien dapat membuat jadwal kegiatan sehari – hari.
b) Rencana tindakan
1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari,
sesuai kemampuan kegiatan mandiri.
2. Tingkatkan kegiatan sesuai toleransi kondisi klien.
3. Beri contoh cara pelaksana kegiatan yang boleh klien lakukan.
5) Tujuan khusus 5
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai
dengan kondisi sakit dan kemampuannya.
a) Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi
terapeutik diharapkan kilen dapat melakukan kegiatan sehari – hari.
b) Rencana tindakan
1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
2. Beri pujian atas keberhasilan klien
3. Diskusikan kemampuan pelaksanaan kegiatan dirumah
6) Tujuan khusus 6
Klien dapat memanfaatkan system
pendukung yang ada
a) Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi
terapeutik diharapkan keluarga dapat merawat klien dirumah
b) Rencana
tindakan
1.
Berikan pendidikan kesehatan
pada keluarga tentang cara merawat klien harga diri rendah.
2.
Bantu klien memberi dukungan
selama klien dirawat.
3.
Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan dirumah.
3. Evaluasi
Adapun hal – hal yang dievaluasikan
pada klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah adalah :
a.
Klien dapat membina hubungan
saling percaya.
b.
Klien dapat mengindentifikasi
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
c.
Klien dapat menilai kemampuan
yang dapat dilakukan dirumah sakiy.
d.
Klien dapat membuat jadwal
kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
e.
Klien dapat melakukan kegiatan
sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuannya.
f.
Klien dapat memanfaatkan system
pendukung yang ada.
g.
Klien dapat mengindentifikasi
perubahan citra tubuh.
h.
Klien dapat menerima realita
perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh.
i.
Klien dapat menyusun rencana
cara – cara menyelesaikan masalah yang dihadapi.
j.
Klien dapat melakukan tindakan
pengembalian integritas tubuh
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
Pada bab ini kami akan menyajikan asuhan keperawatan
pada Tn.J,dengan gangguan konsep diri : Harga Diri.Asuhan keperawatan ini
dilakukan dengan mengunakan pendekatan proses keperawatan secara koperensif
,meliputi pengkajian,diagnosa,intervensi,implementasi dan evaluasi yang
dilakukan dari tanggal 2 - 6 november 2009.
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Klien bernama Tn. J berumur 19 tahun, anak pertama dari
tiga bersaudara, laki-laki,agama Islam, belum menikah seorang Mahasiswa
EMPUTANTULAR jurusan TIK semester III dengan alamat Padamangan Timur Jakarta
utara, suku bangsa Jawa, klien masuk tanggal 29 oktober 2009 dengan nomor
Rekamedis 012098
2. Alasan Masuk
Klien masuk Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan dengan
alasan di rumah suka marah, tidak mau bergaul, minder, dan suka menyendiri di
kamar.
3. Faktor Predisposisi
Klien mengatakan baru pertama kali dirawat di rumah
sakit jiwa, Klien mengatakan anggota keluarganya ada yang mengalami gangguan
jiwa yaitu kakek dari pihak bapaknya, dengan gejala marah-marah dan merusak
barang. pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu klien malu di rumah
karena di marah oleh ayahnya, karena klien menghilangkaan dompet yang berisi
SIM dan STNK dan klien mengatakan menyesal atas perbuatannya. Dan kemudian
klien semenjak itu apa bila ada masalah dipendam sendiri.
Masalah keperawatan: koping keluarga inefektif,Harga diri
rendah,isolasi social
4. Pemeriksaan Fisik
Pada
saat klien dilakukan pemeriksaan fisik didapakan data tekanan darah 100/80mmHg,
nadi 80x/menit, suhu 37 C, pernapasan 20x/menit, tingi badan 160cm, berat badan
50kg.
Masalah keperawatan: tidak di temukan masalah keperawatan
Masalah keperawatan: tidak di temukan masalah keperawatan
5. Psikososial
a. Genogram
Klien mengatakan anak pertama dari tiga bersudara, anak
kedua perempuan kelas dua SMA dan anak ketiga laki-laki kelas tiga SD, orang
terdekat dengan klien adalah ibu. Di keluarga klien ada yang mengalami gangguan
jiwa yaitu kakek dari bapaknya.
Klien mengatakan pernah mengalami KDRT oleh ayahnya dan
terlihat bekas pukulan di tangan kirinya,klien mengatakan sangat takut dengan
bapaknya.
Masalah keperawatan : koping keluarga inefektif
b. Konsep Diri
1.
Gambaran Diri : Klien
mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya.
2.
Identitas : Klien mengatakan
anak pertama dari tiga bersaudara dan seorang laki-laki yang berusia 19 tahun
3.
Peran : Klien mengatakan malu
karena belum berkerja dan masih minta uang dengan orang tua.
4.
Ideal Diri: Klien mengatakan
ragu dengan cita-citanya yang ingin menjadi tehniksi informatika
5.
Harga Diri : Klien mengatakan
malu bergaul dengan orang lain karena keadaan yang keluarga yang KDRT
Masalah keperawatan
: gangguan kosep diri : Harga diri rendah dan koping keluarga inefektit
c.
Hubungan social
Klien mengatakan orang yang berarti adalah ibunya, klien mengatakan
tidak pernah mengikuti kegiatan di lingkungan rumah karena klien merasa malu
dengan keadaan, selama di rumah tidak mau bergaul dengan orang lain dan lebih
senang menyendiri di rumah.
Masalah keperawatan : isolasi social
Masalah keperawatan : isolasi social
b. Spiritual
Klien mengatakan agama islam dan suka melakukan kegiatan
ibadah sendiri baik di rumah,pendapat klien terhadap ibadah sangat penting dan
harus di lakukan.
Masalah keperawatan: tidak di temukan masalah
keperawatan
6. Status Mental
a. Penampilan fisik tampak rapi.klien mengatakan mandi
3x sehari,baik dirumah maupun
dirumah sakit.
b. Pembicaraan klien,klien bicara jelas sesuai topic
pembicaraan tetapi lambat.
Masalah keperawatan : gangguan
konsep diri :harga diri rendah
c. Aktivitas motorik ,saat
berinteraksi klien tampak lesu, saat diruangan klien hanya sendirian tidak bergabung
dengan temannya.
Masalah keperawatan: isolasi social
d. Alam perasaan :klien merasa sedih dan malu dan ingin
segera pulang
Masalah keperawatan :gangguan konsep diri :harga diri
rendah
e. Afek klien :datar,tidak ada
perubahan dan tidak mau bercanda
Masalah keperawatan :isolasi social
f. Interaksi selama wawancara
Selama interaksi dengan perawat kontak mata
kurang,klien tampak duduk sendiri.
Masalah keperawatan: isolasi social
Masalah keperawatan: isolasi social
g. Persepsi klien mengatakan selama
dirumah sering mendengar suara-suara,namun setelah di rumah sakit tidak pernah
mendengarnya lagi.
Masalah Keperawatan : Gsp : halusinasi pendengaran
h. Proses pikir
Klien dapat menjawab pertanyaan
perawat walaupun jawaban klien singkat.
Masalah Keperawatan : Tidak di temukan masalah keperawatan
i. Isi Pikir
Pada saat pengkajian klien tidak terlihat adanya waham
dan tidak ada kelainan dengan isi pikir klien.
Masalah Keperawatan : tidak di temukan masalah
keperawatan
j. Tingkat Kesadaran
Klien dapat menyebutkan tempat hari nama perawat dengan
baik, klien mengatakan saat ini berada di rumah Sakit Jiwa Soeherto Heerdjan.
Masalah Keperawatan : tidak di temukan masalah
keperawatan
k. Memori
Klien dapat mengingat gangguan daya ingat jangka panjang
contoh: klien ingat tanggal masuk rumah sakit.
Gangguan daya ingat jangka pendek
contoh: klien ingat apa yang
dilakukan pada saat bangun tidur
Masalah Keperawatan : tidak di
temukan.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung klien
mampu menjawab ketika di Tanya 7+7=14
Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah
keperawatan
m. Kemampuan penilaian klien mampu menilai yang sebelum
tidur harus berdoa dulu.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah
keperawatan
n. Daya tilik diri
lien sadar mengalami gangguan jiwa
dan berada di rumah sakit jiwa
Masalah Keperawatan : tidak
ditemukan masalah keperawatan
7. Persiapan Pulang
Makan bantuan minimal, buang air besar dan kecil
sendiri, eliminasi secara mandiri dengan frekuensi BAB satu kali perhari,
kosisten padat, bau khas fese berwarna kuning dan tidak mengalami keluhan yang
berhubungan dengan BAB, klien mengatakan mandi tiga kali perhari, klien
mengatakan cukup satu hari sekali ganti pakaian, penampian klien kurang rapi.
Klien harus dimotivasi dalam kebersihan diri.
Tidur siang klien pukul 13.00-15.00 dan tidur malam
20.00-05.30 WIB, kegiatan senelum tidur klien mengatakan berdoa terlebih
dahulu, sesudah tidur mengatakan cuci muka dan meyikat gigi, penggunaan obat
bantuan minimal, pemeliharaan kesehatan lanjut klien mengalami rawat jalan
setelah diperbolehkan pulangdan untuk system pendukung klien di bawa ke Rumah
Sakait Jiwa oleh orang tuanya. Kegiatan dalam rumah klien mengatakan tidak ada.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan
8. Mekanisme Koping
Klien terletak pada koping maladaftif, yaitu klien
tampak duduk menyendiri minder dan klien mengatakan malu bergaul serta kalau
punya masalah selalu dipendam sendiri dan klien tampak menghindar dari
teman-temannya.
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah.
9. Masalah Psikososial Dengan Lingkungan
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : dari Rumah sakit,teman
akrab dan orang tua
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : klien mengatakan lebih senang menyendiri dari pada ngobrol dengn temannya.
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : klien mengatakan lebih senang menyendiri dari pada ngobrol dengn temannya.
Masalah dengan pendidikan, spesifik : klien mengatakan mahasiswa
Emputantular jurusan TIK semester III, dan sekarang masih cuti.
Masalah dengan
perkerjaan, spesifik : klien mengatakan belum memiliki perkerjaan dan masih
kuliah.
Masalah dengan perumahan, spesifik : klien mengatakan tidak memiliki masalah di rumah kecuali dengan ayahnya.
Masalah dengan perumahan, spesifik : klien mengatakan tidak memiliki masalah di rumah kecuali dengan ayahnya.
Masalah dengan ekonomi, spesifik : klien mengatakan merasa malu
karena masih meminta uang dengan orang tuanya, itu di karenakan klien belum
berkerja.
Masalah dengan dukungan lingkungan, spesifik : klien mengatakan
tidak punya masalah dengan lingkungan tetapi kadang klien merasa malas bergaul.
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah dan
isolasi social
10. Pengetahuan kurang tentang
a. Penyakit Jiwa
b. Faktor presifitasi
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan dalam merawat
diri sendiri
11. Aspek Medik
Diagnosa medic:
·
Terapi medic : Rizodal :2 mg
·
HLP :5 mg
·
THP :2 mg
·
Vitromega
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
a.
Klien mengatakan malu karena
masih minta uang dengan orang tua
b.
Klien mengatakan malu karena
menghilangkan dompet yang berisi STNK dan SIM
c.
Klien mengatakan malu mengikuti
kegiatan diluar rumah
d.
Klien mengatakan sedih,malu dan
ingin cepat pulang
e.
Klien mengatakan malu jika
bergaul dengan orang lain
f.
Klien mengatakan sewaktu
dirumah sering mendengar suara-suara,namun sekarang suara
g.
tersebut sudah tidak ada lagi
h.
Klien mengatakan pernah
mengalami KDRT oleh ayahnya
i.
Klien mengatakan takut dengan
bapaknya
j.
Klien mengatakan lebih senang
menyendiri
k.
Klien mengatakan orang lain
tidak bisa menerima keadaannya
·
Pembicaraan klien lambat
·
Kontak mata klien kurang
·
Klien menunduk saat diajak
berbicara
·
Klien tampak lesu
·
Klien tampak sedih
·
Klien tampak sering menyendiri
·
Klien tampak menghindar dari
teman-temannya
·
Klien tampak duduk menyendiri
·
Tampak bekas luka pada tangan
kiri klien
ANALISA DATA
Nama klien : Tn. J Ruang : Puri Nurani No. RM : 012098
Senin,
2-11-2009 Ds :
2-11-2009 Ds :
·
Klien mengatakan malu karena
masih minta uang dengan orang tua
·
Klien mengatakan malu karena menghilangkan
dompet yang berisi STNK dan SIM
·
Klien mengatakan sedih,malu dan
ingin cepat pulang
·
Klien mengatakan tidak pernah
mengikuti kegiatan dimasyarakat
·
Klien mengatakan orang lain
tidak bisa menerima keadaannya
Do:
·
Kontak mata klien kurang
·
Klien menunduk saat diajak
berbicara
·
Klien sering menyendiri
·
Klien tampak lesu
Ds:
·
Klien mengatakan selama dirumah
sering mengurung diri dikamar
·
Klien mengatakan malu jika
bergaul dengan orang lain
·
Klien mengatakan tidak pernah
mengikuti kegiatan diluar rumah
Do:
·
Klien tampak lesu
·
Klien tampak sering menyendiri
·
Kontak mata klien kurang
·
Pembicaraan klien lambat
Ds:
·
Klien mengatakan sewaktu
dirumah sering mendengar suara-suara,namun sekarang suara
tersebut sudah tidak ada lagi
Do:
Ds:
Ds:
·
Klien mengatakan pernah mengalami
KDRT oleh ayahnya
·
Klien mengatakan takut dengan
bapaknya
Do :
·
Klien menunjukan bekas KDRT
pada tangan
·
Tampak bekas luka pada tangan
kiri klien
BAB
V
PENUTUP
Pada bab ini kami akan menarik kesimpulan dan saran yang
terkait dengan asuhan keperawatan pada Tn. J dengan gangguan konsep diri :
Harga Diri Rendah
A. Kesimpulan
Secara umum Harga Diri Rendah penilaian pribadi terhadap
diri atau individu yang menggap dirinya tidak mampu melakukan sesuatu untuk
mencapai keberhasialan tanpa mencoba terlebih dahulu.
Pengkajian yang dilakukan pada Tn. J kami menemukan data
sebagai berikut, klien mengatakan malu karena menghilangkan dompet yang berisi
SIM dan STNK, klien mengatakan malu karena masih minta kepada orang tua, klien
mengtakan ragu dengan cita – citanya yang ingin menjadi TIK, klien mengatakan
tidak pernah mengikuti kegiatan diluar rumah.
Diagnosa keperawatan yang didapat pada Tn. J adalah Isolasi Sosial, Harga Diri Rendah, Resiko gangguan perubahan sensori persepsi : Halusinasi.
Diagnosa keperawatan yang didapat pada Tn. J adalah Isolasi Sosial, Harga Diri Rendah, Resiko gangguan perubahan sensori persepsi : Halusinasi.
Rencana tindakan yang dilakukan pada Tn. J dengan
gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah adalah membina hubungan saling
percaya, klien dapat mengindentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki, menilai kemampuan yang dapat dilakukan dirumah sakit, membuat jadwal
kegiatan yang dimiliki, melakuakan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan
kemampuannya.
Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah membina
hubungan saling percaya, mengindentifikasi aspek positif dan kemampuan yang
dimiliki, menilai kemampuan yang dapat dilakukan dirumah sakit dan membuat
jadwal kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Sedangkan untuk diagnosa
Isolasi Sosial, koping keluarga inefektif, dan resiko gangguan sensori persepsi
: Halusinasi, dan tindakan keperawatan belum dilaksanakan dan didelegasikan
kepda perawat ruangan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan pada bab sebelumnya, kami
mengajukan beberapa saran untuk dijadikan bahan evaluasi antara lain :
Mahasiswa
a.
Mahasiswa diharapkan agar lebih
menambah pengetahua mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah.
b.
Mahasiswa lebih meningkatkan
komunikasi theraupetik dalam berinteraksi dengan klien.
c.
Mahasiswa hendaknya dalam
memberikan asuhan keperawatan berkerjasama dengan perawat ruangan untuk
memvalidasi data.
Perawat
a.
Untk perawat ruangan, klien
harus terus dimotivasi dan dilibatkan dalam kegiatan sehari – hari misalnya
membersihkan ruangan dan lain – lain.
b.
Pertahankan dan tingkatkan
komunikasi yang teraupetik serta tingkatkan koping individu dan keluarga.
c.
Perawat diharapkan dapat
berkerjasama dengan t im kesehatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan agar
tidak terjadi pengulangan dalam melakukan tindakan dan lebih memperhatikan
kebutuhan dasar klien, untuk membina hubungn saling percaya antara perawat
dengan klien.
DAFTAR
PUSTAKA
Keliat, Budi Anna. (1999).
Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa.
Jakarta : FIK, Universitas Indonesia
Rasmun, (2001). Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terinteraksi Dengan
Keluarga. Edisi 1. Jakarta : PT. Fajar Interpratama.
Stuart, GW and Sundeen, SJ. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3.
Jakarta : EGC
No comments:
Post a Comment